Bukan Uang

1403 Words

Osman memalingkan pandangan. Terpaksa duduk di pinggir kasur. Melihat sang suami pasrah, Orin pun bergegas memasang baju, menyisir rambut dengan gerakan asal, memoles lipstik warna natural dengan terburu-buru. “Aku sudah selesai. Let’s go!” Orin menyambar tas dan membuka pintu. Mereka menaiki mobil yang sama, duduk bersisian. Osman menyetir mobil dnegan kecepatan tinggi. takut telat ke kantor. Tidak baik bila ia terlambat. Dia seorang pimpinan, tentu harus mencontohkan hal yang baik- baik pada bawahannya. “Ini adalah pertama dan terakhir kalinya kamu pergi ke kantor bersamaku! Ingat dengan kesepakatan kita!” tegas Osman dengan pandangan fokus ke jalan di depan. Mobil menyalip beberapa kendaraan di depan. “Iya. Maaf. Aku sudah sangat telat sekali. Takut akan terlambat. Kem

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD