Osman membelokkan mobil ke halaman rumah. Pemandangan di depan membuat dahinya mengernyit. Ada motor besar terparkir manis di depan rumah. Motor itu tidak asing di matanya. Sepertinya sudah sering melihat, tapi entah dimana. Sebelum sempat otaknya memberikan jawaban dari pertanyaan itu, ia melihat Arkana duduk di sofa ruang tamu saat ia melangkah masuk ke rumah. Naomi duduk berhadapan dengan Arkana. Oh... Osman baru ingat, motor Arkana sering terparkir di parkiran kantor. Ada apa Arkana bertamu ke rumahnya? "Arkana!" Osman menelan saliva. Tatapannya tidak bersahabat melihat kehadiran Arkana di rumahnya malam- malam begini. Hanya ada istrinya saja di rumah. "Pak, saya bermaksud mengirimkan titipan dari Pak Ikmal, untuk bapak." Arkana menjelaskan sebelum mendapat tudingan tidak enak. "