episode 8: Maharaja

1056 Words
Sekilas cahaya menyinari tiga orang yang entah bagaimana bisa tergeletak ditaman belakang seperti ikan yang tak ada airnya dan seorang ratu duduk menyandar ditiang gubuk. Terlihat sang putra mahkota memandang mereka bingung dengan apa mereka semua. Apakah kamar mereka tidak nyaman seperti teman ini? Pikirnya. Zein Zulkarnain menyeringai dalam hati melihat pemandangan yang ada didepannya. Itu hukuman untuk pengganggu dan penguntit... "Kakak apa yang sebenarnya terjadi pada mereka?" Tanyanya bingung. "Saya kurang mengerti yang mulia putra mahkota," Jawabnya berbohong, jelaslah dia sangat tau karena dialah yang melakukan itu semalam seperti membuat seseorang masuk dalam ilusi mimpi. "Hehhh." Sang putra mahkota menghela nafas. "Aku akan membangunkan mereka," Katanya. Zein hanya mengangguk pelan. Kemudian sang putra mahkotapun mendekati mereka satu persatu dimulai dari pangeran Keisuke. "Pangeran Keisuke bangunlah!" Perintahnya. Pangeran Keisuke merasa ada seseorang memanggilnya dengan suara yang tegas diapun mulai membuka matanya, saat seluruh nyawanya terkumpul pangeran itu langsung terkejut dan langsung berdiri dan mendekati sang putra mahkota dia memandang putra mahkota mintak penjelasan. "Bangunkan pangeran Yugi dan putri Eksel!" Perintahnya tak ingin menanggapi tatapan bertanya pangeran Keisuke, pangeran itu hanya pasrah saat menerima perintah itu diapun segera membangunkan kedua anak selir raja Ryuga. Zein Zulkarnain berjalan mendekati wanita yang sangat dia cintai, dia mendudukkan dirinya disamping ratu Sekar wangi, dia pandangi wajah cantiknya seandainya wanita itu bukanlah seorang ratu istri raja dia pasti akan mengatakan kepada semua orang dia adalah kekasihnya. Timbul rasa nyeri didadanya tapi bukan nyeri akibat lukanya tapi yang lain rasa yang tak kasat mata. Zein memejamkan matanya dia akan membangunkan kekasihnya itu dengan cara yang lain. Dialam mimpi Sekar melihat sang kekasih berjalan mendekat kearahnya, dia menyadari bahwa pria itu adalah pria tertampan yang pernah ada. Ratu Sekar tersenyum menyambut kehadiran sang kekasih pujaan. "Kak, Zulka, "Panggilnya. Pria itu tersenyum teduh, dia semakin mendekat kearah sang pujaan lalu memelukanya menumpahkan rasa rindu yang selama ini selalu dia tahan. Mungkin tuhan akan menghukumnya suatu saat nanti karena berani memeluka sukma yang raganya menjadi istri orang. Ratu Sekar membalas pelukannya. "Kak, Zulka. Aku ingin tetap seperti ini," Pintanya dalam pelukan sang kekasih. Zein melepaskan pelukannya lalu memandang sang kekasih penuh cinta. "Aku juga menginginkan hal yang sama Sekar. Tapi... aku tidak ingin menyakiti siapapun apa lagi suamimu, lagi pula kau sudah memilih untuk bertahan dengan suamimu," Jawabnya. Wanita itu menundukkan kepalanya hatinya terasa sakit mendengar ucapan sang kekasih dia bukan ingin begitu tapi dia tidak ingin menerima hukuman tuhan karena berkhianat, dia harus mengalah pada takdir dan membiarkan hatinya ikut terluka. "Sudalah Sekar,sekalipun aku bukan suamimu tapi disini kau milikku, jangan sedih lagi ayo ikut aku!" Ajaknya. Wanita itupun menggenggam tangan sang kekasih. ***** Ratu Sekar membuka matanya hal pertama yang dia lihat adalah wajah sang kekasih yang tangannya dia genggam, setelah itu dia mengalihkan perhatiannya pada putra mahkota yang tersenyum kepadanya, dia bangkit berniat menjelaskannya pada putra mahkota tapi dia lupa melepaskan genggaman tangganya. Pangeran Rui mengerti bahwa istri terakhir ayahnya itu gusar karena ketahuan menggenggam tangan calon raja muda, apa lagi mengingat tuduhan ratu Anasya padanya. "Tenanglah ibu ratu Sekar. Aku mengerti kalian adalah saudara meski bukan sedarah tapi... menurut ku wajar bila ada kerinduan dihati kalian," Terangnya. Zein menggenggam tangan sang kekasih lalu menuntunnya untuk berdiri dan mendekat pada putra mahkota. "Terimakasi putra mahkota, yang mulia telah memahami hubungan kami," Kata Zein sopan. Pangeran Rui terkekeh melihat pria itu masih saja terlihat kaku dan sangat formal padanya. "Kakak, jangan terlalu formal begitu, aku sudah tau kau adalah pewaris tahta yang sesungguhnya, kau adalah penerus kerajaan ini setelah paman raja wafat tapi kau malah menolak," Katanya. Zein hanya mengangguk lemah. Beralih pada ketiga korban ilusi yang dibuat Zein, kini mereka sudah sadar sepenuhnya, mereka menatap pria itu bingung. Bukankah semalam pria itu terlihat seperti seorang raja tapi kenapa sekarang terlihat biasa saja kecuali memang wajahnya yang memiliki karismatik yang tinggi. "Kalian segera bersiaplah sebentar lagi ada penobatan raja muda Zulkarnain diistana ini!" Perintah sang putra mahkota. Pangeran Yugi dan putri Eksel saling beradu pandang. "Kak, Zulkarnain?" Katanya serempak. Zein tersenyum pada kedua saudara seayah lain ibu itu, meski selama ini mereka tak pernah bertemu sejak kejadian itu tapi bukan berarti pria itu tak pernah memantau kedua adiknya itu. "Benar adik, aku kembali dan akan menjaga kalian," Katanya menjawab kebingungan kedua saudaranya. Mereka berdua sangat bahagia melihat saudara mereka kembali, mereka berharap intimidasi para penghuni disini pada mereka akan berkurang dengan kehadiran saudaranya itu. "Kakak," Kata Eksel dengan mata berkaca-kaca. Zein merentangkan kedua tangannya siap untuk menerima pelukan sang adik. Putri Ekselpun berlari dan menghambur kedalam pelukan saudaranya. "Kakak jangan pergi lagi, atau setidaknya bawalah kami bersamamu meski tidak tinggal dalam istana kami siap asal kita tetap bersama," Katanya masih dalam pelukan sang kakak. Setelah itu Zein melepaskan pelukannya lalu memandang adiknya penuh kasih dia mengusap air mata Putri Eksel dengan ibu jarinya. "Ternyata adikku sudah besar sekarang,"Katanya. Dan dibalas senyuman oleh putri Eksel. "Kalau sudah selesai bagaimana kalau kita menuju tempat penobatan, aku rasa kakak juga harus bersiap," Sela pangeran Rui. "Baiklah," Jawabnya. Lalu mereka semuapun pergi menuju tempat acara akan dimulai. *** Zein Zulkarnain kini sudah siap dengan penampilannya tapi kali ini mahkota yang dia kenakan sangat berbeda, mahkota itu sangat besar dan mewah disisi sisinya terlihat berkilauan seperti kilau berlian, bahkan raja Warui saja tak memiliki mahkota semacam itu membuat pria itu terlihat sangat berwibawah. Penobatan itu dihadiri oleh seluruh penghuni istana juga perdana mentri serta raja- raja dari kerajaan luar yang sengaja diundang oleh raja Warui tapi ada anggota yang tak hadir yaitu pangera Ryusuke yang masih terlihat seperti mumi. Acara penobatan pun berjalan dengan lancar kini tinggal gelar yang akan diberikan kepada pria itu. "Saya Raja Warui merasa sangat bangga pada keponakan saya, saya juga merasa sangat senang karena akhirnya putra Raja Ryuga telah kembali dan dialah yang berhak mendapatkan gelar ini yang bahkan saya tidak berani memakainya," Katanya Lantang. Semua memandang hormat pada Raja Warui juga penasarn gelar apakah yang akan diberikan padanya. "Dia akan menjadi pemimpin yang bisa mencintai dan dicintai oleh rakyat karena diapun mencintai Rakyat, dia juga akan menjadi raja yang bijak serta akan selalu bersikap adil,... dia putra langit kestria bintang tenggara pangeran Zein Zulkarnain akan diberikan gelar Maharaja, sanga raja penguasa jagad utusan tuhan yang maha kuasa". Kaliamat terakhir membuat Zein sendiri tersentak sejujurnya dia hanya pernah mendengar itu dari mimpi tapi kenapa sekarang bisa jadi nyata hanya tuhan yang tau.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD