"Kembalilah pada suamimu, Sekar!" seru seorang pria 30 tahunan bernama Zein Zulkarnain yang merupakan kekasih Ratu Sekar wangi. Wanita itu hanya terdiam mendengar seruan sang kekasih, hatinya masih gunda, dia bingung harus bagaimana? dalam hati masih ada rasa cinta untuk kekasihnya, tapi dia juga tidak bisa meninggalkan keluarganya.
"kak, Zein," lirihnya.
"Sekar, aku sudah memintamu untuk memilih, hidup denganku atau dengan suamimu, kau memilihnya. Aku tidak akan mencegahmu atau menagih janjimu untuk hidup denganku," balas Zein mencoba untuk mengerti keputusan sang kekasih. Sesungguhnya hatinya merasa hancur saat ini, wanita yang paling dikasihinya berpaling darinya. Dulu wanita itulah yang memintanya untuk menerima cintanya, tapi saat dia benar-benar mencintainya, wanita itu justru memilih suaminya. Bukan salah wanita itu, tapi dialah yang terlalu bodoh tak mengerti permainan hati.
Setelah itu, Zein pergi meninggalkan Sekar tanpa berbalik, seandainya dia seorang wanita mungkin dia akan menangis dan berteriak, tapi dia adalah seorang pria yang tak akan menunjukkan sisi kelemahannya pada siapapun kecuali yang Mahakuasa,"kau telah membuatku jatuh cinta padamu, Seiran dan kau juga yang menghancurkan hatiku," batinnya.
Sementara itu, Ratu Sekar Wangi juga merasa hampa saat dia kembali keistana, dia tau kekasihnya hanya berusaha tegar menerima keputusannya, dia hanya bisa memintak maaf karena tak bisa meninggalkan keluarganya.
*******
Setahun telah berlalu semenjak kejadian itu, Zein menjadi seorang pendekar yang terkuat dia menghapus cinta untuk siapapun dalam hatinya, dia berkelana menapaki bumi hingga bertemu dengan seorang kakek tua yang bernama kakek Iruga.
Iruga adalah seorang pelayan istana kerajaan Bintang Tenggara dimana Sekar dan keluarganya tinggal.
"Zein ... " panggil sang kakek. Zein mengalihkan perhatiannya pada pria tua itu, saat ini dia sedang berada di taman belakang istana, dirinya sedang memperhatikan para Pangeran berlatih, seluruh istana tidak ada yang tau siapa Zein sebenarnya, mereka mengira pria adalah seorang pria biasa cucu dari seorang pelayan istana.
"ya, kakek," jawabnya.
"kuperhatikan saat waktu senggang kau selalu memperhatikan para Pangeran berlatih,nak ... apa kau ingin menjadi seorang pendekar?" tanyanya. Zein hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan pria yang sudah dianggap sebagai kakeknya.
"kakek bisa berbicara dengan pelatihnya, jika kau mau,nak?" tawarnya.
"tidak, kek. Aku sudah beruntung hidup mendampingi kakek seperti ini," tolaknya halus. Pria tua itu hanya mengangguk mengerti.
Tiba-tiba sebuah panah meluncur dengan cepat kearahnya, untungnya kakek Iruga melihatnya dan memberi peringatakn pada Zein.
"Zein... awas...!!"
Sleb ...
Dengan sebelah tangannya pria itu mampu menangkap anak panah itu tanpa kesulitan, dia kembali mengalihkan perhatiannya pada sang Pangeran yang sedang berlatih. terlihat mereka juga sibuk menghalau serbuan anak panah tersebut.
"penyusup," gumamnya.
Zein pun segera melompat ke udara sambil memperhatikan sekelilingnya, dia mencari dimana kira-kira penyusup itu bersembunyi. Pria itu melihat beberapa orang bersembunyi di balik tembok istana, mereka semua mengenakan pakaian serba hitam, tak lupa mereka siap menembakkan anak panahnya lagi.
Zein mengeluarkan pedangnya, sebuah pedang dengan ukuran sekitar 1,5 meter berkilat putih kebiruan, itu adalah pedang cahaya. Dengan sekali tebas mampu menghancurkan seluruh anak panah lalu menembus para penyusup itu secara bersamaan. Setalah memastikan tak ada lagi pergerakan, pria itu turun dan dengan sempurna kakinya berpijak pada tanah.
Para Pangeran melotot tak percaya dengan apa yang dilakukan pria itu, kemampuannya sudah dipastikan diatas para Pangeran yang setiap hari berlatih.
******
Salah seorang Pangeran mendekati Zein, dia nampak sangat penasaran terhadap pria itu, "Kakak,kau hebat sekali, "pujinya.
Zein membalikkan badannya, dia menatap Pangeran yang usianya sekitar 20 tahunan itu, ia tak menunjukkan ekspresi apapun, bahkan ia langsung pergi dan mengabaikan tatapan heran dari sang Pangeran. Pria itu juga melewati kakek Iruga begitu saja, ada yang aneh yang ditangkap oleh mata kakek tua itu, pria yang dianggap sebagai cucunya itu menyerngit saat kakinya baru menapaki tanah.
"Kakek, Iruga, kenapa kakak itu tadi? "tanya sang Pangeran. Kakek tua itu langsung menunduk hormat.
"Ampun, Pangeran Keisuke, dia cucu saya, "jawabnya sopan. Pangeran itu mengalihkan perhatiannya pada sosok Zein yang telah menghilang di balik tembok istana.
"Apa dia seorang pendekar,kakek?"tanyanya lagi.
"Bukan, Pangeran, dia hanya manusia biasa yang membantu pekerjaan saya sehari-hari, "jawab Kakek Iruga masih dalam posisi menunduk.
"Kau berbohong, pelayan! "tukas Pangeran yang usianya lebih tua, dia bernama Ryusuke,usianya 23 tahun. Kakek tua itu semakin menunduk, dia tak berani memandang sang Pangeran yang mulai berjalan menghampirinya.
"Tidak, Pangeran, saya tidak berbohong, dia sendiri yang mengatakan kalau dirinya bukan pendekar, "jelasnya. Pangeran Ryusuke jelas tidak akan percaya setelah melihat sendiri bagaimana mudahnya Zein meleburkan semua anak panah itu hingga lenyap,tak lupa dengan pedang yang digengamnya,dia yakin itu bukan pedang sembarangan.
"Dengar! kau hanya seorang pelayan rendahan, kau akan dihukum kalau kau berani berbohong pada seorang Pangeran,"ancamnya. Kakek tua itu bergetar karena ketakutan, dia sangat tau tabiat Pangeran itu.
"Sudalah, kakak, jangan terlalu kasar pada kakek, Iruga!"sela Keisuke. Pangeran itu tak tega melihat kakaknya terus memarahi kakek tua itu, hingga membuatnya ketakutan. Mendengar perkataan adiknya, Pangeran Ryusuke tersinggung, dia mendelik tajam pada sang adik, membuat Pangeran Keisuke mengkeret.
"Kau masih tidak mau jujur,pelayan!"bentak Ryusuke. Kakek itu semakin menunduk, dia tidak merasa berbohong,karena dia memang tidak tau siapa sebenarnya cucunya itu.
"Baiklah... pengawal!! "teriak Ryusuke memanggil para pelayan. Tak lama kemudian, beberapa pelayan segera berdatangan dan menunduk hormat terhadapnya.
"Ya, Yang Mulia, Pangeran, "jawab salah satunya.
"Tangkap pelayan tua ini! masukkan dia ke sel tahanan! "perintah Ryusuke. Para pengawal itu langsung mematuhi pangerannya, sedangkan kakek tua itu hanya bisa pasrah dan berharap bahwa cucunya akan datang dan menyelamatkannya.
"Kakak, apa yang kau lakukan?! cucunya sudah menolong kita, "tegur Pangeran Keisuke.
"Diam! jangan berani membantahku, Keisuke!"perintah Ryusuke.
Pangeran Keisuke merasa ini tidak benar, perbuatan kakaknya sangat tidak adil, bagaimanapun juga cucu kakek itu sudah menolong mereka semua, Pangeran itupun memutuskan untuk mencari Zein.
****
Zein duduk di balkon kamarnya, matanya terpejam, tangannya memegangi dadanya yang terasa nyeri, dia tidak terluka karena melenyapkan panah tadi, tapi inilah alasannya,kenapa dia harus menyembunyikan jati dirinya.
Setahun yang lalu, saat Sekar Wangi memilih bersama suaminya, jiwa iblis pria itu mengamuk hingga menyebabkan bencana, saat itulah datang seorang kakek berjubah putih, dia murka lalu mengutuknya.Zein tidak akan bisa menggunakan kekuatannya atau dia akan merasakan rasa sakit yang teramat pada tubuhnya, seperti saat nyawa mereka melayang akibat jiwa iblisnya.
Tok... tok... tok...
"Zein!!! kakek,Iruga,ditangkap!!"teriak seorang pelayan wanita di depan pintu.
Zein membuka matanya saat dia mendengar suara teriakan itu, "Brengksek! "umpatnya. Setelah itu ia bangkit lalu berjalan menuju pintu.
******
"Arsy, "panggil Zein. Gadis itu terlihat sangat panik hingga membuat pria itu bingung.
"Zein, kau harus segera pergi menolok kakek,Iruga,"ucap Arsy. Gadis itu sungguh sangat panik, dia takut sesuatu hal buruk akan terjadi, apa lagi mengingat bahwa Pangeran yang menolongnya bukankah seorang Pangeran yang di bilang cukup baik.
"Kenapa dengan kakek? "tanya Zein semakin bingung.