Langkah itu terlihat lunglai, nafasnya terasa tak bersemangat untuk sekedar berhembus, hatinya begitu sakit saat lagi dan lagi masalah tak kunjung menepi. Seperti terjebak di tengah lautan luas karena kehabisan bahan bakar, tujuannya masih cukup jauh, namun untuk kembali pun kau tidak lagi sanggup, hingga kau harus menerima kenyataan terbawa arus gelombang untuk membawamu ke tepian yang mungkin bukanlah tujuanmu. Begitulah gambaran hidup Faiz saat ini. Masalah penglihatan Lily masih belum bisa dia temukan solusinya, Yasmin dan Naima juga belum bisa dia temukan, ayahnya menolak untuk berdamai , dan sekarang putranya pun harus ikut menanggung keegoisannya yang benar-benar tak lagi berguna. Faiz menyeret langkah kakinya untuk sampai di kamar rawat inap putranya. Semalaman Faiz ikut menjaga