“Neng?” Yuni mendongak menatap sang suami. “Ada yang ingin Akang katakan sebenarnya pada kamu.” “Apa?” Keduanya terdiam. Saling mengunci tatapan. Menelisik ke dalam lautan hati yang coba diselami. “Akang mau bilang apa?” “Ini tentang Dirga.” “Dirga? Ada apa dengan Dirga?” “Dirga itu sebenarnya sepupu Akang.” Yuni membeliak. “Jangan ngarang Kang. Gimana bisa?” “Untuk apa Sayang?” “Tapi gimana bisa? Jadi selama ini Akang sama Dirga itu sengaja bersekongkol untuk mainin aku? Gitu?” Gema masih menatap sang istri dalam diam. “Iya? Jawab, Kang! Jangan diem aja. Nggak nyangka aku ternyata–“ “Neng?” “Akang jahat! Kalian jahat!” Yuni sudah terisak. Menghembuskan napas berat, Gema meraih tangan kanan sang istri. Meremasnya kemudian mengusap-usap punggung tangannya. “Lepas! Nggak usah