Andai saja Laras tak memikirkan egonya, kemungkinan malam ini ia tak berjalan kaki saat ingin pulang. Tapi, siapa yang betah makan bersama 'orang tak berperasaan'. Laras tentu memikirkan harga dirinya ketimbang rasa lapar. Tentu saja, pikirannya kali ini benar-benar buntu. Menendang angin, gadis itu berjalan menyusuri trotoar jalan. Ia terjingkat saat klakson mobil menyapanya. "Laras, apa kamu gak mau lembur?" "Gak pak!" "Kenapa?" tanya pria itu, yang masih berada didalam mobil. Laras memutar bola matanya jengah. "Untuk apa? bukannya bapak malu berdekatan dengan saya?" sindir Laras. Candra keluar dari dalam mobil dan mendekati wanita itu. "Ya ampun, kamu ini perasa sekali." "Apa bapak bilang? Perasa sekali?." wanita itu menghela napas lelah. "Bapak yang suka seenaknya!" t