"Alea, kamu ngapain nangis di sini?" Suara itu terdengar lagi, membuat Alea semakin tergugu. Ia pikir, begitu besar rasa rindunya pada sang suami hingga suaranya pun bisa ia dengar di tempat sesunyi ini. "Nanti ada yang dengar kamu nangis, malah ngira taman ini angker, lagi. Cuma gegara ada suara cewek nangis menjelang malem kayak sekarang ini." Mendengar suara itu semakin jelas dan nyata, Alea berhenti menangis, lalu dengan cepat ia berbalik ke arah belakang di mana sumber suara itu datang. "Mas Fahry?" gumamnya. Untuk sesaat, Alea masih mengira dia hanya sedang berhalusinasi melihat suaminya di sana. Perlahan ia mengangkat tangan lalu menggerakkan salah satu anggota tubuh itu untuk menyentuh lengan sang pria dengan menusukkan jari telunjuk. Dan ternyata dia bisa menyentuh laki-laki