Alea membuka mata, pelan-pelan ia bangkit agar tidak membangunkan suaminya yang sedang tidur. Dengan menggeser bokongnya, ia sampai di tepi tempat tidur. "Ah!" pekik Alea, pelan saat merasakan sakit di kakinya.
"Kenapa, Al?" Alea terkejut saat menoleh Fahry sudah ada dekatnya, menatap dengan cemas.
Alea menggeleng. "Saya tidak apa-apa, Pak."
"Kamu mau ke mana?" tanya Fahry dengan nada datar.
"Saya mau ke kamar mandi, Pak," cicit gadis itu.
Fahry turun dari tempat tidur dan bersiap menggendong Alea. Tapi gadis itu menahannya. "Jangan, Pak! Biar saya aja," tolaknya.
"Kaki kamu sakit, Alea. Nanti tambah sakit dan lama sembuhnya."
"Ta–tapi, Pak—"
"Gak usah tapi-tapi. Nurut! Makin lama kamu sakit malah makin lama nyusahin saya," ketus Fahry. Sengaja dia bicara kasar agar Alea tak lagi m
