bc

Untuk Senja

book_age12+
7.1K
FOLLOW
27.2K
READ
drama
comedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

Senjara Revania mendapat penolakan dari Bintang Alkana, dan ternyata Bintang adalah pacar temannya.

Bintang pernah bilang gini, "Lo Senja, gue Bintang. Nggak ada sejarahnya senja dan bintang berada di langit yang sama. Setelah senja hilang, bintang baru muncul. Itu berlaku juga buat kita. Kita nggak pernah bisa bersama, camkan itu, Senjara Revania."

Jadi, Senja dan Bintang nggak bisa bersatu, begitu?

•••

Kalian akan jatuh cinta dengan sosok Senja dan Bintang, trust me!

chap-preview
Free preview
Satu
Senja meletakkan tasnya ke sembarang arah dan tubuhnya dia jatuhkan di atas sofa, benar-benar hari yang melelahkan, lebih tepatnya hatinya yang lelah karena mendapat penolakan. Ini bukan salah Senja yang tidak tahu kalau Kia pacarannya sama Bintang, toh Kia tidak pernah cerita dan di media sosial juga Senja tidak pernah liat mereka memposting foto. Kia begitu pintar menutup rapat-rapat hubungan mereka. Tadi setelah acara pernyataan cinta, Senja langsung izin pulang duluan dengan alasan kurang enak badan, dia malas berlama-lama di sekolah karena akan bertemu Bintang dan Kita. Senja sakit hati. Akhirnya Senja memutuskan untuk bertanya via w******p aja kepada teman seperbangkuannya itu. Senja Kia... Tak lama kemudian muncul balasan Kia Iya? Senja Lo pacaran sama Bintang? Kenapa lo nggak pernah cerita sama gue? Beberapa detik setelahnya Kia membalas. Kia Iya, nanti pulang sekolah gue ke rumah lo Senja tak lagi membalas chat itu, akhirnya dia beranjak dari sofa, langsung naik ke lantai dua di mana kamarnya berada. Senja mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar setelah melihat kamar Alex terbuka lebar. "Bang Alex!" Senja langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk. "Lo nggak kuliah?" "Nanti sore," Alex melihat jam yang ada di dinding kamarnya, "Lo bolos? Jam segini udah pulang." "Gue izin, kurang enak badan." Alex langsung menempelkan telapak tangannya ke kening Senja. "Nggak panas." "My heart yang hot, Bang." Alex bisa menebak apa yang dialami oleh adiknya, pasti patah hati. Memangnya apalagi yang dialami oleh remaja tujuh belas tahun selain patah hati. "Gue sayang sama cowok, tapi cowok itu ternyata pacarnya teman gue, dan gue malah ungkapin perasaan gue ke cowok itu yang langsung dapat penolakan mentah-mentah. Harga diri gue terinjak-injak, Bang." Alex tertawa terbahak-bahak mendengar cerita adiknya itu, bukan karena dia menertawakan sakit hati adiknya, hanya saja masih ada ya cewek yang nggak tahu malu macam Senja. "Emang ya netizen, orang sakit hati malah ketawa, payah lo." "Sori-sori," Alex menetralkan suara tawanya, "Move on lah." "Caranya?" Senja berharap Alex bisa membantunya. "Jedotin kepala lo ke tembok terus amnesia, yaudah lo jadi lupa. Beres, kan?" "Rese!" "Yaudah sekarang lo ganti baju, kita quality time." Wajah Senja langsung sumringah, dia mencium pipi Alex setelah itu keluar dari kamar untuk ganti baju. ••• Motor Alex melaju mengelilingi kota Jakarta, dan tangan Senja memeluk perut abangnya itu. Setidaknya bersama Alex dia jauh lebih baik, abangnya itu bisa membuat Senja lupa akan patah hatinya walau mungkin hanya sejenak. Keduanya masuk ke dalam foodcourt salah satu mall, Alex membawakan es krim dengan porsi jumbo untuk adik kesayangannya itu, mata Senja langsung berbinar melihat apa yang ada di depannya. "Es krim untuk princess." "Thanks, Prince." Senja langsung melahap es krim itu dengan rakus, percaya nggak percaya makan es krim itu bisa menyembuhkan galau, membangkitkan mood, dan membuat hidupmu berwarna. Tanpa sepengetahuan Senja, Alex memotret adiknya dan meng-upload ke snapgram dengan caption 'Ice cream addicted' "Dek, pelan-pelan, cemot tuh." Alex langsung membersihkan sisa es krim di bibir Senja dengan jarinya. Setelah menghabiskan es krim, Senja menatap sang abang. "Bang, obat move on apa?" "Stop stalking, bodo amat aja semua tentang dia." "Gitu, ya. Gue mau pindah sekolah." Alex langsung menggeleng. "Nggak." "Gue mau tinggal sama nenek aja di Bogor, gue sekolah di sana." "Nggak, Senja. Kalau lo pergi ke Bogor ntar di rumah gue sama siapa, gue nggak mau jauh-jauh sama lo." "Lebay, Jakarta-Bogor cuma sejam, ya lo datang aja ke sana." "Tapi waktunya bakal terbatas, Dek." Senja dan Alex memang begini dari dulu, saking dekat dan akrabnya mereka tidak bisa berjauhan, gampang rindu tapi tak jarang keduanya sering berdebat, atau Alex yang menjahili adiknya. "Bang, please. Gue cuma pengin move on." Alex mengacak rambutnya frutasi. Dia harus mencari tahu siapa cowok yang berhasil buat Senja patah hati. "Senja, siapa nama cowok yang buat lo patah hati?" "Buat apa?" "Pengin tahu doang." "Bintang." "Kita pulang, Senja. Gue harus kuliah." Keduanya langsung beranjak dari tempat tersebut. Setelah sampai rumah, Alex langung bersiap-siap ke kampus, tapi nyatanya tujuan dia bukan kampus melainkan sekolahan Senja. Dia harus mencari tahu laki-laki yang bernama Bintang itu. Alex menghampiri satpam sekolah yang belum ganti, padahal Alex sudah lulus dari dua tahun lalu. "Mas Alex?" sapa satpam yang memang cukup dekat dengan Alex pada masa itu. "Udah lama nggak pernah main ke sini lagi." "Iya nih, Pak Joko. Saya sibuk kuliah. Ngomong-ngomong ini pulangnya jam berapa?" "Lima belas menit lagi, Mas." Alex mengangguk. "Bapak kenal siswa yang namanya Bintang?" "Bintang yang kapten basket, ya?" "Iya kayaknya. Nanti kalau dia lewat langsung berhentiin ya, Pak. Soalnya saya ada urusan sama dia." Rasanya Alex sudah tidak tahan ingin menghajar cowok pematah hati adiknya itu. Bagi Alex, Senja adalah hartanya. Tidak ada satu orang pun yang boleh menyakitinya. Alex dan ayahnya begitu menjaga dan melindungi Senja dan sekarang ada orang asing yang berani menyakitinya. Tak lama kemudian pak satpam menghentikan motor Bintang. "Turun lo," titah Alex. "Lo siapa?" Alex langsung memaksa Bintang turun dari motornya, dan dia menarik ke tempat yang sepi. Alex tersenyum miris kemudian langsung menonjok wajah tampan Bintang. "Itu pukulan nggak ada apa-apanya dibanding hatinya adik gue yang lo patahin." Bintang berdecih. "Oh, lo abangnya Senja. Gue nggak pernah patahin hati adik lo, dia terlalu berharap, padahal gue nggak sayang sama dia." "Apa pun itu bentuknya gue nggak terima hati adek gue sakit." Bintang tidak mengerti dengan jalan pikiran cowok yang baru saja menonjoknya ini. Dia lebih dewasa tapi kenapa sangat egois, seakan-akan dia memaksa Bintang untuk menerima cintnya Senja. Sebelum Bintang meninggalkan tempat itu dia berkata, "Hei, Bung. Coba kita tukar posisi. Lo mau dipaksa sayang sama orang yang nggak lo sayang?" Bintang menepuk pundak Alex, "Satu hal lagi, bilang ke adik lo, jangan berharap biar nggak kecewa. Jangan sok menjadi korban padahal gue nggak pernah sakiti dia." Setelah itu Bintang langsung pergi dari tempat itu, meninggalkan Alex yang berhasil skak mat dirinya. •••

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dependencia

read
194.4K
bc

The Unwanted Bride

read
112.1K
bc

MANTAN TERINDAH

read
8.1K
bc

Marriage Agreement

read
594.4K
bc

A Million Pieces || Indonesia

read
83.2K
bc

Bukan Ibu Pengganti

read
528.5K
bc

Accidentally Married

read
106.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook