Perjodohan Jullya

1068 Words
Aku pulang dengan perasaan yang hampa, suasana hatiku sedang tidak baik, kepergian Rumi semakin menambah kesunyian dalam hidupku, memang tidak ada yang mengerti! Aku selalu kesepian di rumah, setiap Aku pulang tidak ada yang menyambutku, yang ada adalah barang-barang yang berantakan di depan mataku. Aku yang tidak pandai bersosialisasi membuatku tidak punya teman dekat kecuali Rumi, bagiku satu teman saja sudah cukup asal selalu ada dan saling mengerti. Sudahlah, toh Rumi lebih memilih cintanya dibanding memilihku. Memasuki Rumah aku ingin langsung tertidur lelap dan tidak akan bangun sebelum pagi. Selama perjalanan pulang sekolah, Aku sudah membuat rencana supaya moodku kembali bagus, yaitu minum s**u hangat dan nonton film favorit sebelum tidur siang pasti akan merubah suasana hatiku yang sedang galau. Saat aku membuka pintu rumah, semua niatku minum s**u hangat, nonton film dan kemudian tidur siang berangsur sirna begitu saja. Galau dan sakit dihatiku semakin naik seribu kali lipat, suasana rumah masih kacau seperti tadi pagi, berantakan, kotor, dan ada secarik kertas yang menempel dilayar televisi, tulisan jelek Jullya mendarat disana ‘GUE BERESIN RUMAH NANTI SORE #JULLYA’ Dan betapa remuk hatiku mendapati layar TV penuh dengan olesan nasi sisa kemarin untuk menempel kertas yang Jullya tulis, rasanya benar-benar memuakkan.. aku hanya ingin nonton film hari ini!! Aku tak tahan lagi, seketika aku menangis sejadi-jadinya. “MEMANG TIDAK ADA YANG PERNAH MENGERTI!” teriakku dengan airmata yang terus mengucur deras *** Setelah puas menumpahkan kesedihanku dengan air mata, aku memutuskan untuk tidur. Terlalu lama memangis ternyata membuatku mengantuk. Aku terbangun jam 6 sore, kuputuskan saja untuk membersihkan rumah karena belum ada satupun orang yang pulang kerumah ini. Mie instant cukup mengganjal perutku. Kuganti bajuku dan ku pakai ikat kepala di kepalaku biar lebih semangat bertarung dengan kekotoran rumah ini. Dimulai dari membuang air sisa menampung air hujan, asbak penuh putung rokok, menyingkirkan baju-baku kotor yang tertumpuk di meja, membersihkan nasi yang menempel di televisi, menyapu, mencuci piring yang sisa makanannya hampir berjamur, dan mengepel lantai yang mungkin hanya di pel setahun sekali. Selama membersihkan rumah Aku hanya bisa ngedumel dalam hati. kenapa malah gadis pelajar yang harusnya tengah menikmati pubertas yang harus membersihkannya. Semakin lama ngedumel semakin jatuh air mataku. Aku terlalu emosional, benar-benar menyebalkan. Jam 9 malam pekerjaan membereskan rumah baru selesai. Sambil beristirahat aku mulai menonton film romance atau bahkan Anime yang sudah aku download, dan orang rumah belum saja pulang dan hal ini sudah teramat biasa. Pintu depan terdengar diketuk, Aku membiarkannya saja karena memang sengaja tidak Aku kunci. Suara langkah dari sepatu high heel mendekatiku. “waaah rumah udah bersih. kalau begini kan jadi enak, apa tantemu masak juga El?” sapa Ibuku saat Ia baru saja pulang dan mendapatiku sedang santai menonton film Aku diam saja, sudah jelas-jelas yang membersihkan semua ini adalah Aku bukan Julyya. “udah makan?” tanya Ibu lagi Aku hanya diam saja. Seharian ini aku hanya diganjal dengan roti tawar dan mie instant, sia-sia Ibuku menjadi hair stylist handal jika giziku seburuk ini, aku hanya terus-menerus ngedumel didalam hati. Ibu tidak begitu memperhatikanku yang mendiamkannya, Ia mengira Aku terlalu sibuk dengan film sampai-sampai tak mendengar kata-katanya “gue pulaaang” suara lantang dari Jullya, kemudian menutup pintunya dengan keras “waaah... sudah rapih, siapa yang beresin?” tanya Jullya terlihat surprise “nah lho, bukannya kamu yang beresin Jul?” tanya Ibuku heran dari balik dapur Jullya menggeleng Aku terdiam dan tetap fokus pada filmku walaupun telingaku menangkap gerak-gerik mereka yang tengah mentertawaiku dibelakangku karena hasil kerja kerasku membereskan rumah tak dianggap. “ahh.. anak mamah yang baik” Ibuku duduk disofa dan memelukku Aku diam saja, kemudian ku kenakan kaca mataku yang sedari tadi tergeletak dimeja “aaahhh... ponakan gue yang baikkk” Jullya ikut-ikutan memelukku Ku tarik nafas beratku dan menghembuskannya dengan kesal “gitu dong anak mamah rajin.oh iya udah makan belum el” tanya Ibuku Aku diam saja, padahal di meja jelas terlihat cup mie instan dan kaleng softdrink pandangan mereka teralih pada beberapa cup mie instant dimeja dan beberapa kaleng soft drink yang berantakan. *** Hari ini lebih baik dan indah daripada hari kemarin. Ruangan yang bersih, dan yang terpenting adalah Jullya yang bangun pagi dan menyajikan beberapa masakan lezat untuk kami Ada sop ikan tuna, ada juga ayam goreng favoritku dan tumis kangkung yang lezat “aku baru tahu kalau tante bisa masak, ngomong-ngomong ada apa nih tiba-tiba baik begini” aku memicingkan mata curiga “lo ini kenapa, gue baik ya salah apalagi salah ya makinlah gue salah ,gue cuman kasihan lihat lo Ngus tumbuh kurang gizi dan cacingan, makanya sengaja gue masak enak” Jullya ngedumel memanggilku Ingus, Aku hanya melengos ibuku juga tampak bersemangat menyantap hidangan yang masih mengepul wangi, menaruh beberapa centong nasi, lauk dan sayuran kedalam piringnya, tapi kemudian Ia urung dan mengembalikan lauk ketempat semula,lebih memperbanyak sayur dan mengurangi nasi “takut gendut emang nyiksa diri” sindir Jullya “hehe iya sih, rasanya udah lama banget nggak makan masakan rumah dan makan bareng seperti ini” ujar Ibuku dengan senyum hangatnya “tante sih terlalu sibuk, yaudah makan aja yang banyak, nggak setiap hari juga 'kan” ujar Jullya “sibuk kan juga buat kalian. ngomong-ngomong kapan kamu belanja Jul? kan bahan masakan dikulkas kosong” tanya Renata sambil kembali mengambil lauk yang barusan ditaruhnya kembali kepiringnya lagi “tadi jam 5 dipasar pagi, udah ayo makan, jangan merubah mood jadi jelek lagi nih” jawab Jullya Kemudian kami menikmati hidangan pagi kami. Aku juga bersemangat dengan ayam gorengku, apalagi Ibuku dia sampai nambah berkali-kali dan lupa sama diet ketatnya, tapi tidak dengan Jullya, Ia hanya memainkan sendoknya dipiring “kenapa?” tanya Ibuku “bandku gagal rekaman dan bikin album sendiri” ungkapnya sambil mengangkat kepalanya yang menunduk “udahlah, toh kamu udah eksis di panggung indie” ujar Ibuku “hmmm” gumam Jullya “buat ngilangin bete gimana kalau nanti kamu main ke salon tante terus tante kenalin sama cowok yang tampan dan mapan, dia katanya nanti sore mau ketemu sama kamu Jul” Ujar Renata penuh semangat “Apa?” Aku dan Jullya serempak kaget, karena tanpa sepertujuan Jullya, ibuku sudah merencanakannya terlebih dahulu " di drama korea namanya 'kencan buta', seru tuh " Ujarku menyemangati Jullya " gila aja kencan sama orang yang belum kita lihat dan tahu sebelumnya " Jullya melirikku tajam " justru disitu tingkat keseruannya, hwaiting " kuangkat kedua tanganku menyemangati Jullya yang mukanya semakin muram dilihat
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD