11.

725 Words

Deri tampak kesal. Sejak dari tadi ia uring-uringan ga jelas di toko souvernir miliknya. Para karyawan yang bekerja menjadi sasarannya. Sebetulnya Deri bukan sosok pemarah walaupun penampilannya garang. "Lo kenapa Der?" Gio sahabat sejati nya mengajukan pertanyaan setelah setengah jam enggan menganggu Deri. "Lagi kesel sama si Pierre, waktu malam minggu dinner bareng malah ngobrol sama Ambar. Kemarin waktu datang ke  rumah gua dia juga deketin Ambar mulu," jawab Deri penuh amarah. Teman bulenya itu kebangetan. "Ha...ha...duh kalian merebutkan satu cewek." Gio menggelengkan kepalanya. "Lo malah ketawa sih...." Deri meninju perut Gio pelan. "Lucu aja, Ambar kan bukan siapa-siapa lo, kenapa harus secemburu itu," ucap Gio lagi-lagi dengan cengirannya. Ia tak menyangka sang ART yang akhi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD