Proses 2

1495 Words
“Hari ini, kita akan pergi ke mana … Mark-ssi?’ sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Rama kepada Mark pun membuat Mark kini menoleh menatap Rama seraya tersenyum dan kembali menyantap sandwich yang mereka beli di toko yang mereka singgahi sementara saat ini, dengan secangkir minuman hangat dan juga dingin, membuat hari mereka menjadi bersemangat pada saat itu. Mark tidak menyangka jika Rama akan seantusias ini, dengan bukti jika Rama saat ini memakai style yang dibeli oleh mereka kemarin. Mark segera mengeluarkan ponsel miliknya dan mensearch sesuatu, beruntungnya Mark karena sebelumnya ia selalu kesulitan dalam menggunakan Handphone yang baru saja dibeli olehnya, namun karena ia adalah orang yang sangat cerdas, hanya membutuhkan waktu satu jam saja untuk dia mengerti dan menggunakan ponsel itu dengan baik di hadapan yang lainnya. “Apa yang sedang kau cari saat ini, Mark?” tanya Rama merasa penasaran dengan Mark yang kini tersenyum seraya berucap, “Tempat kecantikan yang terbagus di korea selatan!” ucap Mark kepada Rama yang kini mengerutkan dahinya mendengar hal itu, “Huh … untuk apa?” tanya Rama kepada Mark yang kini tertawa mendengarnya, “Ya untuk mu! Kita harus melakukan semacam polesan agar wajahmu itu semakin bersinar di sini, Rama!” ucap Mark kepada Rama yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian menghembuskan napasnya seraya berucap, “kenapa kita harus melakukannya, apakah wajahku kurang menarik?” tanya Rama kepada Mark yang kini menatapnya dan kemudian berucap, “Hal yang harus kau ketahui, Rama-ssi … kau memang tampan, namun kau memiliki banyak jerawat merah yang menutupi ketampananmu, mana ada yang mau berpacaran dengan lelaki yang tidak bisa merawat dirinya dengan baik terutama ketampanannya, huh?!” jelas Mark kepada Rama yang kini menghembuskan napasnya menanggapi hal itu, “Apakah benar seperti itu?” tanya Rama kepada Mark yang kini menganggukkan kepalanya, “Yeah! Aku jamin itu, Rama!” ucap Mark menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Rama, yang membuat Rama pun menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu dan kemudian berucap, “Baiklah, …. karena kau adalah teman dari sepupuku, aku akan percaya saja padamu!” ucap Rama kepada Mark, yang membuat Mark kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Ah! Satu hal lagi yang harus kita beli sebelum pergi ke perawatan kecantikan!” ucap Mark kepada Rama yang kini mengerutkan dahinya menanggapi hal itu, “Ke mana kita akan pergi terlebih dahulu, Mark-ssi?” tanya Rama kepada Mark yang kini tersenyum dan berucap, “Toko parfum, aku ingin membeli parfum, dan kau juga haru membelinya untukmu!” ucap Mark kepada Rama yang kini terkekeh mendengarnya dan menganggukkan kepala untuk menyetujui apa saja yang diucapkan oleh Mark saat itu. … Di apartemen pada jam delapan pagi. Woojin yang tertidur di atas sofa saat itu pun terbangun ketika suara dari alarm salah satu temannya berbunyi, yang tentu saja membuat beberapa dari keempat temannya yang menginap kini merasa terganggu dengan suaranya, “Ya! Suara alarm siapa itu?!” tanya Lee Chan kepada mereka, masih dengan kedua mata yang tertutup dengan rapat, sedangkan Woojin yang sudah terbangun dari tidurnya merasa malas untuk bergerak namun tidak memiliki niatan untuk kembali tertidur, yang membuat Woojin kini melemparkan bantal kepada salah satu dari keempat temannya yang kemudian berucap, “Ya! Itu alarm milikmu, bangunlah Ju Ahn!” ucap Woojn kepada temannya yang bernama Ju Ahn, itu yang membuat Ju Ahn terbangun dengan malas dan meraih ponsel miliknya dan segera mematikan Alarm yang menyala itu. “WOaahhh … badanku remuk!” protes Lee Chan seraya mengeliat dan bahkan menendang kedua temannya yang lain, sedangkan Ju Ahn kini beranjak dari tikarnya untuk mengambil segelas air dari dalam kulkas, namun langkahnya terhenti ketika menoleh menatap ke arah meja dapur yang kala itu dipenuhi oleh sandwich lezat dan beberapa gelas s**u segar. “Eo?! Woojin-a … apakah kau yang memasak ini?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Ju Ahn saat itu, membuat Woojin kini menoleh menatap ke arah dapur dan mengerutkan dahinya melihat jika ada banyak sekali hidangan yang disiapkan di sana, yang tentu saja membuatnya kini terkekeh dan menggelengkan kepalanya seraya berucap, “Annia, nan annia … mungkin itu Mark!” ucap Woojin menebaknya, dan hal itu membuat Lee Chan segera menoleh dan menjadi senang ketika mendapati makanan di atas meja sana dan itu terlihat sangat lezat, “Wah! Mark membuatkan sandwich! Kereeennn” ucap Lee Chan memuji, “Geundae … di mana orangnya saat ini ya? Apakah dia ada di dalam kamar?” sambung Lee Chan dan hal itu membuat Ahn menggelengkan kepalanya setelah melihat secarik kertas note yang ditinggalkan oleh Mark di sana. “Annia … aku rasa dia pergi, dia bilang makanan ini untuk sarapan kita!” ucap Ahn menjelaskan kepada Woojin yang kini menganggukkan kepalanya dan beranjak dari sofa itu untuk berjalan pincang menuju dapur. Pandangannya kini menatap ke arah sandwich yang sangat banyak dan bahkan gelas s**u yang penuh. “Hah … aku sudah mengatakan kepadanya jika aku tidak terbiasa untuk sarapan pagi!” gumam Woojin di sana, namun Lee Chan justru tertawa dan berucap, “Bukankah kau sangat tidak bisa tanpa sarapan eoh?? kau lupa jika setiap pagi kau mengatakan kepadaku jika kau pergi ke warung heotteokk di pinggir jalan untuk mendapatkan kimbab??” tanya Lee Chan kepada Woojin yang kini mengerutkan dahinya menatap Lee Chan yang tersenyum menanggapi hal itu, “Yeah … aku lupa sejenak tentang itu!” ucap Woojin kepada Lee Chan yang kini terkekeh mendengarnya, dan kemudian Ahn yang kini berjalan mendekati kursi Woojin dan memberikan note itu seraya berucap, “Mungkin postcript ini untukmu, aku rasa dia banyak memberikan kita Too Much information yang aku jamin kau juga tidak penasaran dengan hal itu kan!” ucap Ahn kepada Woojin yang kini membaca note itu dan kemudian menganggukkan kepalanya seraya berucap, “Ahh .. syukurlah jika tas yang hilang sudah ketemu, aku bersyukur karenanya!” ucap Woojin bergumam, dan hal itu membuat Ahn yang baru saja berucap menghembuskan napasnya ketika ternyata apa yang ia ucapkan sangat berbeda, dan membuat Lee Chan tertawa mendengarnya. “Jja … apakah kita boleh makan sandwich nya, Woojin-a?” tanya Lee Chan yang membuat Woojin menganggukkan kepalanya, dan Ahn kini menoleh menatap dua orang lainnya yang masih tidur seperti kerbau, yang tentu saja membuatnya segera berucap, “Ya! Bangunlah dan makan!!” itulah ucapan yang di lontarkan oleh Ahn yang membuat mereka berdua kini mengeliat di sana dan kembali tertidur. Sedangkan Woojin tidak memperdulikan mereka berdua dan memilih untuk menyantap sandwich itu bersama dengan Lee Chan. “Hari ini, apakah kau akan pergi bermain be… ahh … aku lupa, kakimu sedang tidak baik-baik saja!” ucap Jun Ahn kepada Woojin yang kini menoleh menatapnya dengan cukup tajam seolah Jun Ahn tengah mengejeknya, namun ketika mendengar ia meminta maaf, Woojin pun membiarkannya berucap seperti itu. … Di sebuah toko parfum di pagi itu. Mark dan Rama tengah mengelilingi toko tersebut untuk memilih parfum mana yang setidaknya cocok untuk Rama. “Apakah kau tidak akan membelinya juga, Mark-ssi?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Rama kala itu membuat Mark tertawa dan menganggukkan kepalanya, merasa bahwa ucapan Rama ada benarnya juga, karena ia tidak memakai satu pun parfum, meski sebenarnya Mark aka Marta sangat suka dengan wangi parfum. “Hm … apakah sebaiknya aku juga membelikan satu untuk Woojin?” gumam Mark kepada dirinya sendiri, sebelum akhirnya ia pun memutuskan untuk membeli dua, satu untuknya dan satu lagi akan ia berikan untuk Woojin sebagai bentuk terima kasihnya kepada Woojin saat itu. …   “Terima kasih!” ucap Rama serta Mark ketika mereka keluar dari toko parfum di sana, keduanya berhasil mendapatkan parfum yang cocok untuk mereka, yang tentu saja membuat Rama merasa senang karena ia baru mengetahui jika parfum maskulin yang ia dapati sangat cocok dengan seleranya. Mark menoleh menatap Rama yang kala itu tersenyum dengan senang, yang tentu saja membuat Mark menjadi senang melihatnya, “Bagaimana? Apakah kau suka wangi itu?” tanya Mark kepada Rama yang kini menganggukkan kepalanya, “Ke mana kita akan pergi selanjutnya?” tanya Rama kepada Mark yang kini menunjuk ke arah taxi seraya berucap, ”Kita harus menggunakan taxi untuk pergi ke tempat selanjutnya!” ucap Mark kepada Mark yang kini bertanya, “Ke mana kita akan pergi?” tanya Rama, “Gangnam! Kita akan pergi ke toko kulit dan kecantikan di sana, katanya di sana ada tempat yang bagus untuk merawat kulit!” ucap Mark kepada Rama yang kini menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Tapi … Mark, gangnam adalah tempat orang elite, aku takut jika tabunganku tidak akan cukup!” ucap Rama kepada Mark yang kini tersenyum menanggapi hal itu, “Tenang lah … aku memiliki uang, aku akan bayarkan yang satu ini untukmu!” ucap Mark kepada Rama yang terkejut mendengarnya dan kemudian menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Terima kasih!” ucap Rama, dan Mark mengangguk, “Let’s Go!” ajak Mark kepada Rama, dan keduanya pun berjalan menuju pinggir jalan untuk mencegat taxi dan pergi ke gangnam, tempat di mana dokter kulit dan kecantikan terkenal berada. …  To Be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD