Bantuan yang Datang untuk Rama

1179 Words
Seperti apa yang sudah direncanakan, Mark menaiki bus untuk menuju kediaman dari Daniel atau yang dikenal sebagai Rama di masa sekarang. Mark juga sudah mempersiapkan semuanya, Mark yakin jika pertemuannya dengan Daniel akan lebih baik dari yang sebelumnya, yang tentu saja hal ini membuat dirinya merasa sangat senang dan bahagia. ‘Aku akan membantu seseorang di sini hari ini!’ itu lah yang ada di dalam benak Mark ketika ia memikirkan hal yang akan ia lakukan di hari ini. Setibanya Mark di sekitaran rumah Daniel, ia pun memilih untuk berhenti dan berjalan menuju rumah Daniel, seraya berusaha untuk mengingat dan mencari bahasa yang pas agar setidaknya penyampaian darinya bisa diterima oleh Daniel di masa ini. “Aku pergi!” suara itu, membuat Mark segera menolehkan pandangannya ke arah depan dan mendapatkan Rama aka Daniel tengah berjalan keluar dari teras rumahnya, yang tentu saja membuat Mark segera berlari untuk mendekati Rama dan kemudian memanggilnya dengan sangat senang. “Hei, Rama!” panggil Mark kepada Rama yang kini mengerutkan dahinya dan menolehkan pandangannya untuk menatap ke arah Mark yang kini berlari menghampiri dirinya saat itu, “Eoh …. kau … orang yang kemarin?” ucap Rama kepada Mark yang kini tersenyum dengan senang dan kemudian bertanya, “Mau ke mana?” tanya Mark dengan sangat ramah, namun Rama tidak begitu ingin dekat dengannya, seolah Rama belum mempercayai Mark seratus persen, yang tentu saja membuat Mark menyadari akan hal itu dan kemudian berucap, “Ah … kau pasti menganggapku aneh bukan? Tolong jangan! Aku adalah teman dari saudaramu!” ucap Mark kepada Rama yang kini mengerutkan dahinya mendengar ucapan itu, “Saudaraku?” tanya Rama, yang membuat Mark menganggukkan kepalanya dengan sangat cepat, “Yeah! Saudara sepupumu, Marley! Aku dimintai tolong untuk merubah penampilanmu agar Selena tertarik padamu!” ucap Mark kepada Rama yang kini membelalakan matanya dan kemudian dengan segera menoleh ke kanan dan ke kiri untuk kemudian berjalan meraih tangan Mark dan membawanya pergi menjauh dari rumah itu, “Hei! Apakah kau gila?! ayahku bisa mendengarnya!” ucap Rama memprotes Mark yang kini mengerutkan dahinya mendengar ucapan itu dan kemudian bertanya, “Kenapa?? apakah ayahmu masih melarangmu untuk berpacaran?” tanya Mark, membuatbRama menggelengkan kepala dan kemudian berucap, “Tidak … hanya saja aku tidak mau di ganggu terus menerus oleh pertanyaannya yang menyebalkan!” ucap Rama kepada Mark yang kini menganggukkan kepalanya mengerti dengan ucapan itu, pandangan Rama kini kembali menoleh menatap Mark dan kemudian bertanya lagi, “Jadi … kau adalah sahabat dari Marley?!” tanya Rama kepada Mark yang kini terkekeh dan menganggukkan kepalanya, “AKu kebetulan pindah sekolah kemari dan Marley meminta bantuan kepadaku, karena katanya ia tidak bisa banyak membantu!” ucap Mark menjelaskan kepada Rama yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian ia hendak mengeluarkan ponselnya, namun dengan cepat Mark menahannya dan berucap, “Sebenarnya! Dia tidak memperbolehkan aku untuk membocorkan rahasia ini kepadamu! Tapi nampaknya kau tidak percaya padaku jadi aku membocorkannya tanpa ia tahu, jadi aku mohon jangan bertanya kepadanya dan bersikap biasa saja!” jelas Mark dengan cepat, yang membuat Rama kini menoleh menatapnya dan kemudian menganggukan kepalanya dengan cepat setelah ia tahu jika itu merupakan sebuah rahasia. “Baiklah … karena ini rahasia, jadi aku juga akan merahasiakannya!” ucap Rama kepada Mark yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Lalu … apa yang mau kau lakukan denganku? Kau mengatakan bahwa kau akan membantuku mendapatkan perhatian dari Selena kan?” tanya Rama kepada Mark yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya, “Bagaimana caranya?” tanya Rama kepada Mark lagi, yang kini membuat Mark pun mengeluarkan sesuatu dari dalam tas untuk kemudian memperlihatkan benda itu kepadanya, dan itu adalah cermin yang memantulkan dirinya sendiri, yang tentu saja membuat Rama mengerutkandahinya melihat hal itu. “Cermin?” tanya Rama kepada Mark yang kini menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari Rama, “Bukan … tapi pantulannya, Rama!” jelas Mark kepada Rama yang kini mengerutkan dahinya mendengar ucapan Mark saat itu, “Pantulan??” itu adalah aku!” ucap Rama kepada Mark yang kini kembali menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Yap! Aku akan merubah penampilan dirimu, Rama!” ucap Mark kepada Rama yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian menolehkan seluruh pandangannya ke tubuhnya sendiri seraya berucap, “memangnya apa yang harus aku rubah?” tanya Rama kepada Mark yang kini terkekeh mendengar pertanyaan itu dan kemudian berucap, “AKu rasa semuanya, Rama! Kau harus merubah dirimu agar Selena mau memperhatikanmu dan membalas pesanmu itu, bagaimana … apakah aku mau ku bantu?” tanya Mark kepada Rama yang kini terlihat sangat ragu, yang kemudian membuat Mark pun menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Bahkan … bukan hanya Selena, aku yakin semua wanita pasti ingin berkenalan denganmu jika kau mau aku membantumu untuk merubah penampilanmu ini!” sambung Mark kepada Rama yang kini kembali menolehkan pandangan ke arahnya, “Kau yakin bahwa itu akan membantuku, Mark-ssi?” tanya Rama kepada Mark, yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Aku yakin! Dan percayalah kepadaku!” ucap Mark seratus persen percaya diri, yang pada akhirnya Rama pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi dan ingin dibantu oleh Mark yang kini menghembuskan napasnya dengan lega dan menganggukkan kepala, seolah ia senang karena akhirnya Rama ingin dibantu olehnya. ‘Aku yakin seratus persen … setelah ini, pasti banyak wanita yang akan mengejarmu Daniel!’ gumam Mark kepada dirinya sendiri, pandangannya kini meliaht ke arah Rama yang tersenyum menanggapi Mark saat ini. “Jadi … apa yang harus aku ubah pertama kalinya, Mark-ssi?” tanya Rama kepada Mark yang kini menghembuskan napasnya dan menolehkan pandangannya dari bawah ke atas, yang kemudian membuat Mark mengangguk seraya berucap, “AKu akan merubahmu dari hal yang kecil! Ayo, kita beli sepatu!” ucap Mark kepada Rama, namun langkahnya terhenti dan segera menoleh menatap Rama, “Apakah kau memiliki banyak uang, Rama-ssi?” tanya Mark kepada Rama, yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya, “YEah … uang bukan masalah bagiku!” ucap Rama kepada Mark, yang kini tersenyum dengan senang dan mereka pun berjalan untuk mencari toko sepatu di sekitaran sana. “Oh! Rama-ssi … apakah kau tidak bersekolah?” tanya Mark kepada Rama, yang kini menggelengkan kepalanya, yang tentu saja mendatangkan tanda tanya kepada Mark saat ini, “Kenapa?” tanya Mark kepada Rama yang kini tersenyum seraya berucap, “Aku bolos … dan kedua orang tuaku pun tahu akan hal itu!” ucap Rama kepada Mark, “Kenapa kau membolos?” tanya Mark, “Teman-teman di sekolahku … mereka … membully-ku!” Jawab Rama kepada Mark, yang membuat Mark kini menghembuskan napasnya tidak menyangka jika di jaman ini kasus pembullyan masih banyak, dan itu berbeda sekali di masa depan, karena di masa depan banyak dipasangi pengawas robot yang akan menindak lanjuti pembulian. Tapi, ia yakin jika Rama sudah berubah, teman-temannya pasti akan berhenti melakukan bully kepadanya dan hal itu membuat MArk menepuk bahu Rama seraya berucap, “Tenang saja Rama … aku yakin … setelah ini kau tidak akan lagi di anggap rendah oleh mereka!” ucap Mark kepada Rama, yang membuat Rama merasa tenang karenanya. … to Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD