Kecerobohan Marta

1190 Words
Setibanya Mark dan juga Woojin di apartemen, Mark langsung membantu Woojin untuk duduk di sofa sana. Masih jelas terlihat wajah Woojin yang sedikit pucat dan ia bahkan masih terlihat terkejut dan hal itu membuat Mark pun segera berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air hangat dan diberikan kepada Woojin. “Terima kasih, Mark-ssi!” itu lah yang diucapkan oleh Woojin kepadanya yang kini mengangguk dan berjalan untuk meraih poinselnya yang ada di dalam kamar, dengan segera Mark pun mengirim pesan kepada Donghyun yang berada jauh di sana, dan Mark sendiri tidak tahu keberadaannya saat ini. ‘Donghyun-ssi, Woojin tidak baik-baik saja saat ini … bisakah kau kemari dan menemaninya? Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku akan pergi untuk menghubungi pihak sekolah, pin apartemen 979501.’ Itu lah pesan yang dikirimkan oleh Mark kepada Donghyun, sebelum akhirnya ia berjalan kembali menghampiri Woojin yang kini termenung di sana. “Woojin!” panggil Mark kepada Woojin yang kini menolehkan pandangannya ke arah Mark yang kemudian berjalan menghampirinya dan duduk tepat di sampingnya seraya mengusap bahu Woojin seraya berucap, “Kau adalah orang yang keren!” ucap Mark kepada Woojin yang kini mengerutkan dahinya menanggapi hal itu, “Hah?” ucapan Mark saat itu mengalihkan rasa kagetnya dan kini menjadi bingung dengan apa yang diucapkan oleh Mark kepada dirinya saat ini yang kini tersenyum manis dan membuat Woojin seketika menjadi merasa tidak asing dengan wajah dari Mark saat ini. “Mark-ssi!” panggil Woojin yang kini membuat Mark menatapnya seraya bertanya, “Yeah?” tanya Mark kepada Woojin yang kini menyipitkan matanya dan menghembuskan napas seraya berucap, “Apakah kau memiliki adik perempuan?” tanya Woojin kepada Mark yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian bertanya, “Eh??” tanya Mark terkejut dengan Woojin yang kini menggelengkan kepala seraya berucap, “Lupakan! Aku hanya sempat melihat wanita sepertimu pagi ini, tapi aku rasa itu hanya perasaanku saja!” jelas Woojin kepada Mark yang kini menganguk kaku, berusaha untuk tidak terlihat sangat kaget saat itu, “Ah … kenapa kau bisa berada di sana? Apakah kau mengikuti langkahku?” tanya Woojin lagi kepada Mark yang kini menoleh menatapnya dan kemudian terkekeh mendengar pertanyaan itu seraya beranjak dari sofa dan meraih remote untuk memberikannya kepada Woojin seraya berucap, “Enak saja! Bukankah sudah aku bilang, aku yang akan membeli makanan dan soda untuk kita menonton film?” ucap Mark menimpali, yang kini membuat Woojin terlihat bingung karenan mendapatkan remote tv dari Mark saat ini. “I .. untuk apa ini?” tanya Woojin kepada Mark yang kini berjalan untuk pergi dari sana seraya berucap, “Kau bolos sekolah saat ini, ganti bajumu dan menonton tv lah! Biarkan aku yang pergi ke sekolahanmu untuk memberitahukan kejadian tadi kepada gurumu!” jelas Mark yang kala itu berjalan masuk ke dalam kamar dari Woojin untuk kemudian mengambil baju dan celana miliknya dan kembali mendekati Woojin dan memberikan baju itu kepadanya. “Huh? Kau apa?! tidak jangan!” ucap Woojin beranjak dari duduknya, namun dengan cepat Mark kembali mendorongnya hingga terduduk di atas sofa itu dan membuat Woojin meringis dengan pelan. “Diam di sini! Dan ikuti lah ucapanku, Woojin-a!” ucap Mark kepada Woojin yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian bertanya, “Woojin-a??” tanya Woojin kepada Mark yang kini menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Yeah … Woojin-a, aku baru tahu jika kau lebih muda dariku sekitar dua tahun … jadi, aku akan memanggilmu dengan sebutan itu, dan kau diam di sini karena kau nyaris mati beberapa menit yang lalu. Jadi biarkan aku yan mengabari kabar ini kepada pihak sekolah dan kau bisa beristirahat hari ini di ini, kau mengerti!” jelas Mark kepada Woojin yang terdiam terkejut, ia baru mengetahui jika Mark bisa secerewet ini, dan ia menjadi bingung mengenai sejak kapan Mark menjadi sangat fasih dalam bahasa korea. “Eum, Mark-ss .. Dup! Baru saja Woojin ingin membahasnya, namun Mark sudah terlebih dahulu pergi dari sana, dan tentu saja membuat Woojin merasa sangat-sangat bingung. … Sedangkan di luar apartemen, sebenarnya Mark mendengar panggilan dari Woojin saat itu, namun ia sengaja untuk tidka mendengarkannya dan merutuki kebodohannya yang mengaktifkan translate instan pada VD miliknya, yang tentu saja membuat Woojin pasti terlihat sangat terkejut saat ini. “Wah .. aku rasa aku harus berhati-hati dengan benda ini!” gumam Mark yang kemudian berjalan menuju sekolah Woojin untuk mengabarkan peristiwa yang terjadi kepada Woojin pada saat itu. Meski sebenarnya ia tidak harus pergi ke sana dna menelfon pihak sekolah saja, namun karena ia sudah terlanjut berucap panjang lebar di sana, membuatnya harus mengambil waktu untuk pergi ke suatu tempat dan sekolah lah alasannya. Mark aka Marta berjalan menuju lift dan kini ia menolehkan pandangannya kepada Prothou miliknya yang menyala beberapa menit yang lalu, yang membuatnya kini menduga bahwa itu adalah panggilan dari Yuna, dan tentu saja ia harus segera menghubungi balik kepada Yuna dan mengabarkan bahwa misinya saat itu berjalan dengan lancar, ia juga ingin menanyakan perihal misi yang dijalankan olehnya dalam mendapatkan pengalihan, karena ia rasa Yuna sangat hebat hingga dirinya sama sekali tidak ketahuan. Pandangan Yuna kini menoleh ke kanan dan ke kiri untuk kemudian ia membajak cctv di sana agar membuatnya menjadi rusak dan Mark pun menjadi leluasa untuk menghubungi Yuna menggunakan Prothou miliknya yang kini di sambungkan pada ponselnya, seolah Mark tengah menghubungi seseorang, namun pada kenyataannya ia tengah mengubungi orang yang berada di masa depan. “Yuna!” panggil Mark setelah ia menyadari bahwa Yuna mengangkat sambungannya di sana, “Hei, Marta! Bagaimana keadaan di sana?” tanya Yuna, pandangan Ab yang kala itu tengah menyantap sashimi pun ikut menoleh menatap Yuna dan kemudian bertanya, “Itu Marta?” tanya Ab kepada Yuna, yang membuat Yuna pun menganggukkan kepalanya dan kemudian meloud speakernya karena ia tahu jika Ab pasti merasa sama penasaran dengan hasil yang didapati oleh mereka selama melakukan tugas pengalihan perhatian pagi itu. Pertanyaan yang di lontarkan oleh Yuna saat itu pun membuat Mark yang tengah keluar dari lift pun kini menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Berhasil … sekarang Woojin sedang beristirahat di apartemennya dan aku hendak pergi ke sekolahan untuk mengabari kepada para gurunya di sana!” jelas Mark aka Marta kepada Yuna yang kini tersenyum dengan sangat senang dan menolehkan pandangannya ke arah Ab yang kini juga tersenyum menanggapi hal itu, “Hei, Yuna … bagaimana caramu melakukan hal itu huh?” tanya Marta kepada Yuna yang kini membuat Yuna terkekeh menanggapi hal itu dan kemudian berucap, “Aku akan menceritakannya nanti setelah kau pulang … karena aku rasa ini sangat sensitive jika diceritakan secara langsung melalui telfon!” jelas Yuna kepada Marta yang kini terkekeh mendengar hal itu dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Araseo, aku akan pulang besok … tapi tentunya aku harus berpamitan dan mencari alasan kepada Woojin untuk hal ini!” jelas Marta kepada Yuna yang kini ikut menganggukkan kepalanya menanggapi penjelasan dari Marta saat itu, “kalau begitu sampai jumpa besok ya! Aku merindukanmu dna terima kasih banyak!” ucap Yuna kepada Marta yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya lagi menanggapi hal itu. “Yeah …bye!” ucap Marta kepada Yuna sebelum akhirnya sambungan mereka pun terputus sampai di sana. … To Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD