Penghianatan

1086 Words
“Kenapa… Kenapa?? Kenapa Camilia??” Jerit Alexander sambil terhuyung-huyung memegang kepalanya yang berdarah, terkena hantaman botol dari wanita yang berdiri di depannya dengan tangan gemetar. “ Maafkan aku.. Maafkan aku… Lex. Aku tak berdaya.. Papaku memintaku membunuhmu, kalau aku ingin mamaku dan aku terbebas darinya. Maafkan aku.” Suara Camilia bergetar, merasa bersalah telah memukul Alex , padahal Alex adalah lelaki yang mulai membuat hatinya goyah , tapi dia sungguh tak berdaya, dia ingin mendapatkan kebebasan hidupnya dan dia ingin mamanya dan dirinya terbebas dari belenggu lelaki jahat yang dia panggil ayah. “Mengapa kamu tidak pernah minta pertolonganku. Kamu tahu aku pasti akan berusaha sekuat tenagaku untuk menyelamatkan dirimu , kalau aku tahu kamu dibelenggu papamu . Aku bisa menyelamatkan dirimu dan mamamu!” Jerit Alex berusaha mencari cara untuk menyelamatkan diri karena mendengar pintu kamar mereka telah di gedor oleh anak buah Damian, ayah Camilia. “ Kamu tidak mungkin bisa menyelamatkan dirimu lagi. Lex. Kapal ini sudah dikepung oleh anak buah papaku. Dia ingin kamu mati, demi mendapatkan semua daerah kekuasaanmu di Malaysia dan Thailand. Papa ingin menguasai jalur penyeludupan dan perdagangan gelap yang selama ini dikuasai oleh mu.” Kata Camilia dengan air mata bercucuran. “ Aku akan membunuhmu, Damian ! Kamu pasti akan mati di tanganku ! ” Alex menjerit sambil melihat ke sekeliling , mencari cara untuk menyelamatkan diri. Dia tidak mengindahkan kata-kata yang diucapkan oleh Camilia. Alex berusaha keluar dari jendela kamar. Suara pintu digedor dengan kuat masih terdengar, kali ini bahkan terdengar suara hantaman di pintu itu supaya pintu bisa terbuka. Suara derap langkah anak buah Damian juga semakin mendekat. Sebelum keluar melalui jendela kapal yacht, Alex berpaling melihat Camilia dengan matanya yang bersorot sedih, dengan suara bergetar dia bertanya “Apakah kamu mendekatiku, juga karena perintah papamu? Apakah kamu pernah dengan sesungguh hatimu mencintai diriku?” Camilia tampak mengucurkan air mata. “ Aku… Aku…. Aku dulu berjanji pada diriku sendiri tidak pernah akan jatuh cinta pada mafia seperti papaku , karena aku tidak tahan hidup seperti mamaku yang tak pernah diperhatikan dan harus menahan perasaan, saat ayahku berselingkuh terang-terangan di depan matanya. Aku tidak ingin hidup seperti mamaku. Aku hanya ingin hidup tenang. Jadi saat papaku memberikan tugas untuk mendekati dirimu, demi kebebasanku hal itu sudah kutanamkan sejak awal dalam pikiranku , kalau aku tidak akan jatuh cinta padamu. Misiku adalah membunuhmu saat kamu lengah seperti tadi, saat kita ber.cumbu” Kata Camilia dengan terisak-isak , lalu dia melanjutkan dengan suara yang gemetar “ Tapi… Tapi aku akui, hatiku goyah, karena perhatian dan cintamu. Maafkan aku , Alex. Aku sungguh tak berdaya .. Maafkan aku.. Papaku bilang, kamu harus dibunuh malam ini, kalau tidak selamanya aku tidak akan terbebas . Menyerahlah Alex. Jangan melawan. Aku ingin kamu mati dengan tenang, tanpa penyiksaan.” Kata Camilia dengan air mata mengalir di pipinya. Alex mendengus “ Simpan air mata buayamu! Tidak ada kematian tenang dalam kehidupanku. Aku tidak akan mati segampang itu. Dan bilang pada Damian, tunggu pembalasanku. Aku pasti akan membunuhnya!” “ Alex !!! Jangan Lex.. Jangan keluar. Kamu tidak akan selamat. Aku tidak ingin kamu mati tertembak.” Jerit Camilia ketika melihat Alex mulai memanjat keluar dari jendela kamar yacht menuju buritan kapal. “ Jadi kamu ingin aku mati karena pukulan mu dan bukan karena di tembak anak buah papamu? Kamu pikir pukulan di kepalaku ini bisa membuatku , mati?” Tanya Alex mencibir. Camilia menyusul Alex . Suara hantaman keras terdengar. ‘ Brukkk….. Pintu kamar kapal itupun berhasil dibuka oleh anak buah Damian. Mereka bergegas masuk dan berusaha menarik kaki Alex yang berhasil berkelit dengan cara menyepak mereka. Alex segera berlari ke buritan kapal untuk menyelamatkan diri dari kepungan puluhan anak buah Damian yang memegang Revolver hitam , siap menembaknya. Alex menatap mata Camilia terakhir kali dan mengepalkan tangannya, sampai tangannya membiru. Mengapa aku begitu bodoh, jatuh cinta pada wanita yang merupakan anak perempuan musuhku? Mengapa aku tidak melakukan back ground check seperti biasanya kepada wanita-wanita yang ingin kutiduri. Biasanya wanita penghibur saja aku menyuruh Bara , tangan kananku , untuk memeriksa latar belakang hidup mereka, sebelum mereka kubawa berlabuh di tempat tidurku. Mengapa saat aku bertemu Camilia, aku menjadi buta dan melupakan segalanya? Mengapa aku harus terpukau pada kecantikan Camilia dan prilakunya yang sederhana bagaikan gadis desa? Aku sama sekali tidak menyangka, seorang guru yang sederhana itu , adalah putri rahasia Damian. Dan wanita sederhana ini berhasil membuatku jatuh cinta dalam sekejap mata. Malam ini seharusnya adalah malam di mana aku akan melamar Camilia menjadi istriku. Aku ingin melamarnya dengan indah, makanya aku mengajaknya pelesir dengan yacht mewahku mengelilingi Selat Malaka. Di saat aku mencumbuhnya mesra, di saat aku akan mengeluarkan sebuah cincin bermata berlian untuk kupersembahkan kepadanya, di saat aku lengah, dia memukul kepalaku dengan botol Whiskey dan membuat kepalaku berdarah-darah. Tiba-tiba rasa perih di kepalaku dan darah yang mengaliri keningku, membuatku kembali tersadar. Kepungan anak buah Damian, semakin mendekati diriku. Aku memandang ke sekeliling. Tidak ada pilihan yang baik untukku . Melompat atau tidak melompat, semua itu dilemma bagi diriku. Kalau aku harus melompat ke lautan gelap ini, apakah aku akan selamat? Atau aku harus menyerah seperti kemauan Camilia dan membiarkan ayahnya membunuhku dengan kematian tenang seperti katanya. Mana ada kematian tenang dalam kehidupan kami. Aku ini seumur hidupku adalah mafia yang harus membunuh atau dibunuh untuk memperbesar kekuasaan . Jadi aku harus segera mengambil keputusan untuk diriku . Aku akan melompat saja ke dalam lautan gelap ini. Masih ada 50 % peluang , aku bisa hidup. Daripada aku menyerah dan ditangkap mereka, aku 100 % pasti akan mati di tangan Damian, musuh bebuyutanku. Alex sudah berdiri di ujung buritan kapal yang melaju kencang, menembus kegelapan malam di Selat Malaka. Anak buah Damian berjalan mengepung dirinya membentuk setengah lingkaran, sehingga Alex tidak bisa bergerak maju. Camilla tampak memandang Alex dengan mata penuh penyesalan “ Alex… Please menyerahlah. Aku akan mohon pada papa, agar kamu disuntik atau diberi racun saja agar kamu tidak merasakan kesakitan. Kamu bisa mati dengan tenang, kalau kamu menyerah, Lex… Please.” “ Tidak ada kata menyerah dalam kamus seorang Alexander Gustaf.” Jerit Alex. Lalu dengan tekad bulat, Alex melompat dari yachtnya ke lautan gelap di Selat Malaka sebuah Selat yang memisahkan Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaysia. Sebuah selat yang merupakan jalur pelayaran tersibuk di dunia yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Laut China Selatan. Sebagian besar perdagangan maritim antara Timur Tengah, Eropa, Afrika, dan Asia Timur harus melewati jalur ini, dan Alex memilih melompat kedalamnya, terombang-ambing di Selat ini sambil berusaha sekuat tenaga menyelamatkan dirinya. Bisakah Alex selamat??
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD