Cemburu

1147 Words
"Ehhh.. itu Daddy mabuk tadi malam, pagi ini aku mau membangunkannya tapi dia sedang tidur," jawa Khayla. "Aku akan bangunkan dia. Kamu pergi saja, kenapa kamu masih melihatku? Jogging sana, nanti setelah itu mandilah dan makan. Aku masih harus kerja berangkat," kata Aulya istri Daddynya. "Mama, kenapa tidak tidur satu kamar dengan Daddyku? Bukankah kamu dan Daddy baru saja menikah?" tanya Khayla. "Kamu diam saja! Ini itu urusan orang dewasa, kamu baru umur 18 tahun dan jangan tanya hal yang bukan urusan kamu. Pergi saja, bukannya kamu kuliah hari ini," Aulya agak emosi karena sepertinya Khayla tahu mereka menikah tidak saling mencintai. "Maaf, aku akan segera pergi." Khayla langsung pergi meninggalkan istri baru Daddynya. Khayla mandi lagi dan makan bersama seperti biasanya. Dia makan pagi bersama Daddy dan Mama barunya, tapi saat baru selesai ada tamu yang mencari Khayla. Tamu itu teman Khayla dan seorang pria tampan seumuran dengan Khayla di jurusan yang sama. Dia berkunjung ke rumah Khayla karena khawatir Khayla masih sakit dan belum masuk kuliah. Dylan yang menemui teman Khayla dan pria ini sangat sopan, dia berjabat tangan pada Dylan. "Pagi Om, Aku Reihan Alves teman Khayla? Apa Khayla belum berangkat kuliah? Dia tidak masuk kuliah selama 3 hari, dia temanku jadi aku khawatir?" tanya Angga. "Kamu kenapa ke rumah ini? Khayla akan aku antarkan? Kamu siapanya Khayla? Kamu teman atau pacarnya kah?" tanya Dylan dengan wajah yang galak. "Teman dekat saja. Tapi aku sih inginnya kalau nanti bisa mendapatkan hati Khayla pasti dia akan jadi pacarku," jawab Reihan. "Tidak usah pacaran, aku Daddyku dan jangan mengejar cinta Khayla. Masih belum kerja pacar-pacaran." Dylan cemburu sepertinya dengan teman putri angkatnya itu. Khayla mendengar suara tamu dari dalam lalu dia keluar dari dapur, dia akan berangkat kuliah tapi dia melihat Reihan. Dia kaget kalau Reihan temannya sedang ada di ruang tamu menemui Daddy angkatnya. Dylan sepertinya tidak nyaman dan menahan amarahnya saat itu karena putrinya di dekati oleh pria yang seumuran putrinya. 'Sial! Pemuda ini lebih tampan dan lebih muda dari pada aku. Reihan itu sepertinya masih keturunan bule. Khayla pernah bilang suka samanya, tidak boleh! Khayla hanya milikku' batin Dylan. "Reihan, ada angin apa kamu ke rumahku? Tahu dari mana kamu rumahku?" mendadak Khayla duduk sofa yang diduduki Daddya dan bertanya pada Reihan. "Aku dapat alam rumah kamu karena minta alamat kamu pada dosen kita. Kita juga sudah berteman semenjak SMA, apa kamu lupa? Aku khawatir kenapa kamu tidak hari tidak masuk kuliah dan tidak balas pesanku?" jawab Reihan. "Aku sakit tiga hari kemarin, tapi sekarang sudah sembuh dan akan berangkat kuliah," jawab Khayla. "Om, apa boleh aku mengajak Khayla berangkat ke kampus bersamaku?" tanya Dylan. "Ayah aku berangkat kuliah bersama Reihan, dia kasihan sudah menjemput aku kesini," pinta Khayla. "Sudahlah! Berangkat sana! Tunggu kamu pulang dari kampus, aku akan memberi kamu hukuman karena kamu memberikan alamat rumah kita ke Dosen kamu sembarang orang." Dylan terpaksa membolehkan Khayla pergi berangkat kuliah bersama temannya. Khayla tidak mendengarkan ucapan Daddynya karena dia sudah diseret ke luar rumah oleh Reihan. Reihan takut melihat mimik wajah Dylan yang seperti harimau yang ingin menerkam seseorang. Dia sangat cemburu saat dua orang itu pergi meninggalkan tuanya dan dia melampiaskan amarahnya dengan memukul dinding. "Gadisku, didekati pria yang lebih muda dariku. Aku akan selidiki siapa pria itu dan aku akan mengirim bodyguard untuk mengawasi Khayla. Khayla kamu wanita yang aku suka dan gadis kecilku tidak boleh suka sama pria lain," kata Dylan yang sedang marah. Khayla dan Reihan bergandengan tangan seperti biasanya karena mereka sudah sangat dekat mulai saat di bangku SMA, lalu mereka masuk mobil bersama. Reihan mengendarai mobilnya ke luar dari rumahnya. Setelah itu Dylan sengaja mengintai mereka dan mengikuti mobil Reihan dari belakang karena kecemburuan sudah membakar hatinya. Reihan sebelum ke kampus dia mampir mengehentikan mobilnya ke sebuah toko bunga. Lalu dia masuk dan membelikan Khayla bunga mawar import untuk Khayla. Setelah itu dia masuk mobil dan memberi bunga itu untuk Khayla. "Ini untuk kamu gadis cantik temanku," kata Reihan sambil memberikan bunga mawar itu. "Wah, terimah kasih. Daddy tidak pernah membelikan bunga yang begini. Aku putrinya tidak pernah dia pedulikan," jawab Khayla. "Bedalah! Dia itu Daddy kamu dan aku ini teman dekatmu." Reihan sambil mengelus kepala Khayla yang terlihat wajahnya begitu imut dan cantik. Dylan ternyata melihat mereka dari arah lain dan dia tidak suka. Dia turun dari mobil karena ingin menghampiri mereka. 'Kurang ajar dia! Aku akan buat perhitungan pada teman kamu Khayla. Berani sekali dia menggoda putriku' batin Dylan. Dyalan turun dari mobilnya lalu mengetuk pintu mobil Reihan. "Hey kamu, keluar sekarang! Kenapa memberikan bunga untuk gadisku? Kenapa tidak berangkat ke kampus? Malah mampir ke toko bunga." Dylan yang saat itu sudah marah dan membuat Reihan ke luar dari mobilnya tapi langsung dia marah dan memukul Reihan. "Ampun Om. Aku hanya berusaha mendekati Khayla dan aku ingin bisa lebih dari sekedar teman baginya," jawab Angga. "Daddy, kenapa sih jadi jahat? Dia itu temanku dan bunga ini aku senang karena dia temanku. Kenapa sih Daddy begitu peduli saat ini aku dekat sama siapa saja? Daddy, aku tidak suka dia! Jangan pukul dia lagi " Khayla memegang tangan Daddynya agar tidak memukulku Reihan Khayla langsung menolong Reihan yang jatuh karena pukulan dari sang Daddy. Reihan aku minta maaf pada Dylan. Tapi dia langsung ingin segera menyatakan cinta ke Khayla saat itu. Reihan yang pipinya sudah bonyok dan berdarah itu bangun lalu dia mengenggam tangan Khayla. "Khayla, aku cinta sama kamu. Apa kamu mau jadi pacarku?" tanya Angga. "Kamu gila? Daddy sedang marah mala kamu mengatakan cinta. Kita ini teman Reihan dan aku tidak cinta kamu," jawab Khayla. "Kurang ajar, didepan Daddy-nya kamu masih berani menggombali putriku. Khayla kamu hari ini tidak perlu kuliah dulu. Jauhi pemuda ini, ayo ikut pulang denganku," Dylan marah dan dia menyeret paksa Naura menjauh dan masuk ke dalam mobilnya. "Om, jangan marah dan jangan kasar pada Khayla. Maafkan aku, Om." teriak Reihan dia merasa bersalah karena mengungkapkan rasa cintanya di depan Ayah Khayla. Dylan yang marah menyetir mobilnya dan tidak menuju rumah. Dia menyetir mobilnya ke sebuah hotel yang dia miliki. Dylan pemilik perusahaan bisnis perhotelan dan properti terkaya juga terpandang di kota tersebut. Dalam hitungan menit dia sudah sampai di hotel dan dia mengedong Naura masuk ke dalam hotel.di "Kamu membuatku marah, Khayla." "Daddy, apa salahku? Aku hanya mendengar ungkapan cinta dari temanku? Turunkan aku! Jangan mengendong aku," teriak Khayla. "Apa kamu lupa kamu itu milik Daddy dan jangan berani kamu dekat dengan pria manapun termasuk Reihan atau siapapun." Dyalan sudah membawa masuk Khayla ke dalam kamar hotel. Dia langsung menurunkan Khayla di ranjang hotel lalu mencium mesra gadis cantik ini. Meraba tubuh mungilnya m, Khayla berusaha menolaknya tpai Daddynya memaksa bercinta. "Jangan Daddy! Ah... geli. Jangan seperti ini. Dia itu temanku, cukup jangan cium lagi! Apa kamu cemburu?" tanya Khayla. Dylan tidak mendengarkan Khayla lalu dia melepaskan satu persatu baju yang dikenakan putri angkatnya, dia akan menghukum Khayla saat itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD