"Te.. Te.. Terima kasih," perempuan cantik itu terengah-engah mengatur nafasnya. Ario hanya diam, terlalu grogi untuk bicara. Ia memalingkan muka, tidak memandangnya sama sekali. Sosok itu lalu berbalik, membelakanginya. Ario melihatnya dari belakang. Rambutnya diikat dan mengenakan anting mutiara kecil. Sekilas terlihat, pipinya merah merona, mungkin efek barusan lari mengejar lift. Lalu bulu matanya yang lentik. Dan bibirnya, merah merekah. Bahunya terlihat mungil. Masih sama seperti dulu. Bahkan jauh, jauh, lebih cantik lagi. Ohh.. Ia kembali jatuh hati. Ario ingin menyentuhnya. Ia memperhatikan kalau perempuan cantik itu tidak memencet tombol lantai di lift. Apakah ia turun di lantai yang sama? Lantai 7 kah? Pintu lantai 7 terbuka. Ario meliriknya. Sosoknya melangkah keluar dan