Bab 26 | Pahitnya Kehilangan

2470 Words

Ternyata, begitu berat pura-pura menjadi kuat, di saat hati membutuhkan tempat, untuk sekedar beristirahat, dari segala pelik kehidupan yang menjerat. *** Langkah kaki Ayya terlihat begitu berat dengan air mata yang semakin banyak membasahi wajahnya, melihat bagaimana ramainya halaman rumah dan bendera putih terpasang di sana. Wajahnya semakin pucat, isakan yang sepanjang jalan tidak pernah berhenti itu kini terdengar lebih keras dan menyakitkan. Tubuhnya terasa begitu lemas saat kenyataan pahit itu kembali menghantamnya, jika semua yang dialami ini adalah nyata. Ayahnya telah tiada. Maya yang sejak tadi menunggu kepulangan Ayya setelah Arion mengatakan telah memberi tahu kakaknya itu langsung berlari begitu melihat Ayya dari jauh, melihat bagaimana kacaunya gadis itu yang pasti pulang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD