When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
-Aku dan kamu bersatu karena keadaan yang memaksa. Namun, hadirmu membuatku terbiasa. Kata orang, terbiasa bersama bisa menumbuhkan cinta. Aku jadi ingin tau, mungkinkah cinta itu akan ada di antara kita?- *** Tatapan pria itu terlihat lelah dan malas pada gadis di depannya yang sejak tadi terus mengikutinya. “Apa lagi yang mau lo omongin?” Fares menatap Thatha dengan kening mengernyit dan wajah lelah. Pelan-pelan Thatha mendongak dan menatapnya berkaca-kaca, membuat Fares menghela napasnya panjang dan mengalihkan tatapannya, sangat tidak bisa melihat perempuan menangis, terutama Thatha, yang masih dipertanyakan oleh hatinya. “Aku ... aku mau minta maaf.” Thatha kembali menunduk, benar-benar menyesal kehilangan Fares. Memang, perasaan sesal itu akhirnya muncul, dirinya telat menyadari