Ayya pelan-pelan tersenyum, dirinya tidak sendiri, ketakutan itu menghilang, melihat indahnya kerlip bintang yang bersembunyi di antara celah pepohonan pinus. Namun, hal itu membuatnya kembali teringat akan sosok Dimas. Dulu saat kecil, dirinya sering sekali melihat dan menebak-nebak rasi bintang bersama ayahnya itu di taman belakang. Berbaring dengan beratap langit di kursi santai, menatap indahnya bintang yang membentuk bermacam-macam gugus. "Ayah, Ayya rindu." Ayya tidak bisa lagi menahan tangisnya saat satu ingatan tentang Dimas kembali datang, gadis itu semakin erat memeluk dirinya sendiri. Tenggelam dalam kenangannya bersama Dimas. Satu ingatan yang membuat ingatan lain kembali bermunculan. Membuat air mata semakin banyak membasahi wajah gadis itu. "Ayya kan dulu janji, bakal kasi