“Ini beneran, Le. Sumpah dari dasar hati yang paling dalam kalau dia adalah makhluk Tuhan pertama yang bisa menggetarkan hati saya,” tepis Fattan. Aleida secara otomatis menurunkan kedua ujung bibirnya sambil menyatukan alis. “Kamu pikir dia vibrator sampe bisa bikin kamu bergetar begitu?” “Hush! Sembarangan kalau ngomong. Vibrator yang itu khusus buat kamu. Yang ini, beda.” Sebagai wanita dewasa yang sudah mengenal seks dan segala t***k bengek di dalamnya, Aleida mengerti maksud ucapan Fattan. Teman baiknya itu sedang mengejeknya lewat kata ‘vibrator’. Aleida kembali mengerucutkan bibir. “Jiaaah, nggak pake yang begituan juga kali kalau saya sange.” “Sttt! Udah, ah, ngomongin yang begituannya. Saya mau fokus dulu melihat sang bidadari.” Fattan menghentikan perdebatan kecilnya dengan