Wajah Mario berubah menjadi datar kala mendengar ucapan dari sang istri yang mana hadiah tersebut merupakan hadiah dari mamanya yang ada di Eropa sana. “Mama?” ucapnya dengan ekspresi yang tidak dipahami oleh Rhea. “Ngapain Mama kirim hadiah ke sini? Memangnya dia tahu, kalau aku sudah menikah?” Rhea mengendikan bahunya. “Tuh! Buat kamu. Mungkin nenek kamu yang kasih tahu kalau kamu sudah menikah. Pasti mereka saling tukar kabar, Mario. Namanya anak dan ibu. Apalagi yang menikahnya adalah anak kesayangannya.” Mario lantas mengerutkan keningnya. “Kamu tahu dari mana, kalau aku anak kesayangan Mama?” tanyanya ingin tahu. Rhea kemudian menghela napas kasar. “Dari mama kamu lah. Masa iya, aku nebak sendiri.” Rhea lalu menyunggingkan bibirnya. Mario lantas tersenyum tipis lalu membuka