“Lo ngejek gue?” tuduh Puri pada Kaivan di tengah tangisnya. “Kenapa juga lo harus jadi teman hidup gue?” Tak ada jawaban. Aku lantas berpikir, mungkin apa yang lewat di pikiranku tadi tak berdasar. Mungkin ada maksud lain dari perkataan Kaivan sebelumnya. “Lo dan orang tua lo tuh sama aja tau ngga! Kerjaan kalian cuma numbalin gue untuk keuntungan dan kesenangan kalian!” hardik Puri lagi. Aku pun, jika di posisinya, akan mengatakan hal yang sama. “Gue cinta sama lo, Ri.” Lagi ... sekalinya bicara, Kaivan membuat aku dan Mas Rio membelalak. Bahkan sekarang sambil menganga. “LO GILA?” Wajar jika Puri histeris. “Iya!” sahut Kaivan. Suaranya mulai terdengar emosional. “I’m a human, Ri. Gue lihat gimana lo diperlakuin ngga adil. Gue selalu nyoba untuk ngasih atau ngebagi apa yang g