PERDEBATAN DUTA TELAGA

1012 Words
David memilih Dieng untuk syuting video klip pertama Amelia. Entah mengapa ia sangat terobsesi untuk datang ke kota itu. Dan, David ingin syuting video klip itu dilakukan di Telaga Warna.Telaga Warna Dieng adalah salah satu objek wisata yang berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.Telaga ini merupakan salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Wonosobo.Nama Telaga Warna sendiri diberikan karena keunikan fenomena alam yang terjadi di tempat ini, yaitu warna air dari telaga tersebut yang sering berubah-ubah. Terkadang telaga ini berwarna hijau dan kuning atau berwarna warni seperti pelangi.Fenomena ini terjadi karena air telaga mengandung sulfur yang cukup tinggi, sehingga saat sinar Matahari mengenainya, maka warna air telaga tampak berwarna warni. Telaga Warna berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut, dan dikelilingi oleh bukit-bukit tinggi yang menambah pesona keindahan alam sekitar telaga warna. Keindahan telaga warna akan lebih terasa jika pengunjung naik ke salah satu bukit yang mengelilingi telaga ini. Hal itulah yang ingin David lakukan, syuting di salah satu bukit itu. Ia ingin sebuah piano diletakkan di atas bukit lalu, Amelia duduk sambil memainkan piano. Pemandangan alam yang indah itu akan menjadi daya tarik tersendiri untuk video klipnya. Tetapi Patricia menentang dengan keras, saat ini cuaca sedang menentu. Dieng juga terkenal memiliki udara yang cukup dingin. "Kita kan tidak akan berkemah di sana , Patricia." "Iya ,kau benar Dave. Tapi membawa kru ke sana, dan kau ingin piano. Kau pikir mudah membawa piano ke atas bukit?" "Lirik pertama lagu itu denting piano, bukan gitar." "Jangan membuat orang lain susah, Dave!" seru Patricia. "Di sini aku bos-nya Pat!" David balas berteriak. Suasana meeting di ruangan itu tiba-tiba memanas. Bagi sebagian tim yang sudah lama bekerja hal ini tentu sudah biasa. Melihat pertengkaran dua saudara sepupu yang sama-sama keras kepala. "Asal kau tau saja Dave, akses menuju ke telaga warna ditempuh dari Wonosobo dengan menggunakan kendaraan umum dari terminal. Perjalanan ke sana menempuh jarak sekitar 30 kilometer, atau selama 45 menit sampai 1 jam. Jika kita ingin menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan harus dalam keadaan yang sangat baik, karena, medan jalan yang dilewati cukup berliku dan menanjak. Selain itu, asal kau tau saja di kanan dan kiri jalan berbatasan langsung dengan jurang yang cukup dalam. Untuk membawa piano ke sana itu pasti akan sangat berbahaya David." "Kau tau dari mana?" tanya David. Patrricia mencebikkan bibirnya kesal, "Tentu saja aku tau karena aku pernah ke sana. Oleh karena itu aku tau bagaimana kondisi di sana. Kita ke sana bukan untuk berlibur atau menikmati keindahan alam, tapi syuting. Lagi pula kalau kau mau menggunakan view telaga warna tidak perlu membawa piano ke sana. Kita bisa saja mengedit video itu. Sekarang ini jaman sudah canggih Dave!" "Mana terasa jika hanya editan!" Merasa kesal karena debat kusir antara Patricia dan David, Amelia pun berdeham. Suara dehamannya tidak terlalu keras,tetapi karena sejak tadi hanya David dan Patricia yang bersuara mau tak mau hal itu menyebabkan pertengkaran mereka berhenti sejenak. "Iya, Jasmine, apa kau perlu sesuatu?" tanya David menurunkan suaranya. Patricia langsung mencibir sebal melihat kelakuan saudara sepupunya itu. Tadi saja ia membentak dan berteriak. Sekali mendengar suara Amelia suaranya langsung lemah lembut. 'Dasar lelaki menyebalkan,' rutuk Patricia dalam hati. Namun, Patricia merasa senang karena Amelia menyela. Ia tau bagaimana sifat Amelia yang tidak egois dan selalu memikirkan orang lain. Ia yakin Amelia setuju dengan pendapatnya. "Maaf jika saya menyela anda,Pak. Menurut saya, apa yang dikatakan Mbak Patricia benar. Kita hanya akan membuat video klip yang durasinya hanya beberapa menit ketika ditayangkan. Mengapa anda harus mengeluarkan budget besar dan tempat syuting yang jauh?" David menatap Amelia, wanita itu ... entah mengapa setiap kali David menatapnya ada perasaan bersalah yang muncul dari hatinya. Bagi David hal ini tentu saja sangat aneh karena ia tidak tau bahwa Jasmine adalah Amelia. "Kau punya pandangan yang lain? Asal kau tau saja, aku sangat menginginkan sesuatu yang spesial, gebrakan baru setelah setahun lebih aku tidak memiliki talent yang bisa aku banggakan. Kehadiranmu di blantika musik akan membawa angin segar, dan aku ingin yang special dan berbeda dengan yang lain," kata David dengan tegas. Amelia menghela napas, "Apa suara saya tidak cukup berbeda dengan yang lain sehingga perlu video klip yang diambil dengan sulit? Anda ingin menjual suara saya atau ingin menjadi duta telaga warna?" Deg! Jantung David seolah berhenti berdetak, suasana di dalam ruangan semakin tegang. Tidak pernah ada yang berani bicara seperti itu kepada David sebelumnya, kecuali Patricia tentunya. Tetapi oleh artis? Jawabannya tentu tidak, David adalah sosok yang sangat arogan dan keras. Ia tidak bisa dibantah dan disudutkan. Bahkan Karla di masa kejayaannya pun tidak pernah berani untuk menentang David. Tapi, kini Amelia dengan berani menentangnya. "Kau ....!" "Apa saya salah? Kenapa anda bersikeras ingin di sana? Apa anda diendorse? Tidak, kan? Saya pribadi juga tidak mau syuting di sana. Saya tidak kuat dengan hawa yang terlalu dingin." David terdiam, tetapi pandangannya masih tajam menatap Amelia. Sementara Patricia sudah mengalihkan pandangan ke tempat lain sambil berusaha menahan tawanya. Ya, tawa Patricia sudah akan meledak saat Amelia mengatakan 'duta telaga warna'. "Jadi, kau tidak mau ke sana?" tanya David. "Ya. Saya tidak mau. Anda lupa, Pak, bahwa saya adalah tokoh utamanya. Tapi, anda tidak bertanya sama sekali kepada saya apa saya bersedia atau tidak. Apa anda memang terbiasa memaksakan kehendak kepada orang lain?" David merasa saat ini ia sedang ditelanjangi. Beberapa anggota tim, sama seperti Patricia sibuk menahan tawa. Pada akhirnya mereka hanya menunduk sambil pura-pura membekap mulutnya. "Kau pikir kau ini siapa?!" hardik David. Suaranya bergema di ruangan itu,beberapa anak buahnya sudah tampak tegang. Namun, Amelia dengan tenang menatap David. "Saya? Anda bertanya saya siapa? Saya adalah orang yang anda butuhkan supaya management anda kembali berjaya. Jika anda tidak suka saya tidak keberatan kok, anda singkirkan. Dengan senang hati saya akan kembali ke Korea. Asal anda tau, yang memberi saya tawaran bukan hanya anda. Hanya karena saya ingin kembali ke negara kelahiran saya maka saya memutuskan untuk menerima tawaran anda. Tapi,jika melihat sikap anda yang sangat arogan seperti ini, maaf, sepertinya saya lebih baik mundur." Tanpa menunggu jawaban David, Amelia segera bangkit dan langsung keluar ruangan bersama Nina .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD