“Arka!” panggil Samantha (Ibu Farell) dari arah dapur. Kepala melirik kesana kemari, memastikan orang yang dipanggilnya menyahuti. “Yes Aunty?” agak malas-malasan Arka turun dari lantai dua. Pemuda tanggung itu sepertinya baru habis cuci muka, sebab ada tetesan air yang turun dari rambutnya. Menguap pula, pemuda itu menghampiri sang Bibi yang sepertinya sudah memulai aktivitas paginya. Sang Bibi, membuat sebuah isyarat dengan alis dan pandangan matanya yang mengarah pada pintu kamar Farell dan juga Adelia. “Apa?” “Kau dengar sesuatu semalam?” Samantha berbisik. Yang ditanyai malah berpura-pura polos tak mengerti. “I don’t know what you mean Aunty,” wanita itu malah mencubit pipi Arka sambil menyimpan jari telunjuknya dibibir. “Gezz… kau anak yang menyebalkan. Kenapa kau tidak men