Part 1
PART 1
"Baekhyun?" Lelaki mungil yang sedang menghabiskan potongan kue yang baru saja dia ambil dari atas meja langsung menoleh saat seseorang memanggil namanya. Kedua bola matanya membulat seketika melihat siapa yang memanggil namanya. Saat ini dirinya sedang berada di sebuah pesta ulang tahun perusahaan kolega nya menemani sang atasan yang menghadiri pesta tersebut, dan dari sekian banyak manusia yang hadir disana bagaimana mungkin Baekhyun bisa bertemu dengan seseorang yang sudah lama ingin di lupakan nya?
"Changmin hyung?" Laki-laki yang di panggil Changmin itu tersenyum mempesona kearah Baekhyun.
"Wah aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini Baek, kebetulan sekali" Baekhyun meletakkan potongan kue itu kembali, entah kenapa dia sudah tidak menginginkan roti itu berada di dalam perutnya. Baekhyun hanya bisa tersenyum tipis pada sosok dihadapan nya. Changmin, laki-laki di hadapannya itu adalah mantan pacarnya saat kuliah dulu. Mereka menjalin hubungan selama lima bulan sebelum Changmin pindah ke Jepang mengikuti orang tuanya.
"Bagaimana kabar mu selama ini Baek? Kau terlihat semakin manis" Baekhyun hanya bisa tersenyum, jujur dia masih menyimpan perasaannya pada laki-laki ini. Tapi mengingat kedua orang tua Changmin yang tidak menyetujui hubungan mereka berdua, membuat hubungan keduanya harus kandas ditengah jalan.
"Aku baik hyung. Bagaimana denganmu?"
"Ah aku tentu saja sangat baik Baek, dan aku mempunyai kabar bahagia untukmu"
"Apa itu?"
"Aku akan bertunangan"
Seperti di hantam ribuan palu, tubuh Baekhyun membeku mendengar nya. Setelah pergi selama bertahun-tahun tanpa kabar dan saat bertemu, laki-laki yang masih di cintainya ini mengatakan jika dirinya akan bertunangan? Tubuh Baekhyun seketika lemas tapi dia berusaha untuk tetap tenang.
"Wah selamat atas pertunangan mu hyung, dimana dia? Apa dia cantik?" Baekhyun memaksakan senyum di wajahnya. Mereka sudah lama berakhir dan Baekhyun tidak memiliki harapan sedikitpun untuk kembali bersamanya.
"Tentu saja dia cantik. Aku akan mengenalkan nya padamu nanti. Kau harus datang ke acara pertunangan ku minggu depan Baek"
Baekhyun mengangguk kecil, Changmin tersenyum lalu mengusak gemas rambut Baekhyun.
"Kau tidak berubah, tetap menggemaskan seperti dulu"
"Itulah aku. Sebaiknya aku pergi, tuan Park pasti mencariku. Bye hyung" Baekhyun pergi meninggalkan Changmin di pesta itu dan mencari seseorang yang mengajak nya kemari. Setelah berkeliling beberapa menit Baekhyun mendapatkan pesan di ponselnya. Pesan dari atasannya yang mengatakan jika Baekhyun bisa pulang terlebih dahulu karena dia masih harus menemani beberapa rekan kerjanya disana.
"Aku akan pulang sendiri" Setelah itu Baekhyun meninggalkan gedung itu dan pulang ke apartemennya meninggalkan kenangan pahit di dalam sana dan melupakannya. Ya kau harus melupakannya.
**
Suara alarm yang terletak di atas nakas membuat laki-laki mungil yang sedang tertidur dengan nyenyaknya mengeram pelan sambil mengusap kedua matanya. Baekhyun, laki-laki dengan tinggi 174 cm itu mencoba membuka mata perlahan karena sinar matahari langsung mengusik penglihatannya.
"Jam berapa ini?" Matanya melirik kearah nakas dan menguap kecil, jam enam pagi.
"Apa aku bangun terlalu pagi?" Laki-laki mungil itu beranjak dari atas ranjang nya yang nyaman dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah satu jam di dalam kamar mandi–Oh jangan tanyakan apa yang di lakukannya didalam sana–laki-laki mungil itu keluar dengan handuk kecil di atas kepalanya dan masih menggunakan bathrobe. Dia berjalan keluar kamar dan menuju dapur menyiapkan sepotong roti dan selai strawberry kesukaannya.
"Roti dan selai lagi" Baekhyun mengoles rotinya itu dengan selai lalu menggigit kecil ujung roti sambil menatap layar ponselnya.
"Meeting dengan perusahaan Kim pukul sembilan. Sebaiknya aku bersiap" Baekhyun menyudahi sarapan sederhananya dan segera mengganti pakaian nya dengan pakaian formal.
__
"Selamat pagi" Sapa setiap orang saat melihat laki-laki mungil itu memasuki kantor tempat dia bekerja. Laki-laki itu membalas sapaan mereka dengan senyuman manis seperti biasa.
"Selamat pagi"
Baekhyun memasuki lift menuju ruangannya yang berada di lantai teratas gedung ini, lantai 23. Setelah menunggu berapa menit lift berhenti di lantai teratas dan laki-laki mungil itu segera beranjak masuk ke dalam ruangannya.
Baekhyun memasuki ruangannya dan langsung mendapati setumpuk dokumen yang harus dia periksa.
"Sepertinya aku akan sibuk hari ini" Dia duduk di kursinya dan mulai membaca satu-persatu dokumen itu.
Seperti hari-hari biasanya, laki-laki mungil itu akan menyelesaikan beberapa laporan sebelum memberikannya kepada direktur perusahaan.
"Baekhyun, apa jadwalku hari ini?" Tiba-tiba seorang laki-laki paru baya memasuki ruangannya. Dia langsung berdiri dan sedikit membungkuk pada sosok laki-laki yang masih terlihat tampan meskipun di usianya yang sudah memasuki kepala lima itu.
"Selamat pagi direktur. Jadwal hari ini rapat dengan perusahaan Kim pukul sembilan."
"Baiklah, siapkan semua dokumen yang diperlukan untuk meeting nanti"
"Baik direktur"
Laki-laki itu keluar dari ruangannya. Baekhyun segera menyiapkan semua dokumen - dokumen yang di perlukan untuk meeting nanti. Laki-laki parubaya itu adalah CEO tempatnya bekerja dan Baekhyun adalah sekretaris pribadinya. Direktur Park Hyunbin sudah menjadikannya sekretaris pribadi setelah dia lulus dari perguruan tinggi. Baekhyun sudah bekerja selama 3 tahun di perusahaan ini. Hidupnya sempurna bukan? Dia memiliki wajah tampan yang memikat, otak yang cerdas dan posisi pekerjaan yang tidak bisa di remehkan.
__
Meeting dengan perusahaan Kim berjalan dengan lancar, CEO muda bernama Kim Mingyu itu cukup terampil untuk mengurusi perusahaanya.
"Baekhyun bisa kau keruanganku?" Direktur Park meminta Baekhyun untuk keruangannya. Laki-laki mungil itu hanya mengernyitkan dahinya bingung karena tidak biasanya sang atasan meminta dia untuk menemuinya di ruangan, biasanya jika dia memerlukan bantuan, dia akan menghubungi Baekhyun melalui sambungan telepon atau dia akan menghampiri keruangannya seperti tadi pagi. Baekhyun hanya akan keruangannya jika harus menyerahkan dokumen penting yang harus di tanda tangani oleh direktur.
Baekhyun akhirnya hanya mengikutinya menuju ruangan yang berada tepat di sebelah ruangannya. Ruangan direktur sangat besar dan berfasilitas lengkap, berbeda jauh daripada ruangannya yang hanya memuat meja kerja, sofa untuk tamu serta lemari yang berisi tumpukan laporan dan dokumen-dokumen penting perusahaan.
"Ada apa direktur memanggilku?"
"Baekhyun sudah kukatakan bukan, jika kita hanya berdua kau harus memanggilku Ayah"
"Tapi direktur, ini masih di kantor"
"Baekhyun aku tidak menerima penolakan, kau yang paling tau soal itu bukan?"
"Baiklah Ayah. Jadi ada hal apa sehingga memanggilku kemari?"
"Chanyeol"
Baekhyun menghela nafas panjang, lagi lagi laki-laki berandal itu. Chanyeol adalah putra direktur Park. Park Chanyeol, laki-laki berandal yang sangat nakal, pemalas, egois, arogan, suka seenaknya dan kekanakan.
"Kali ini apa lagi yang harus ku lakukan untuknya Ayah? Dia berkelahi lagi? Atau dia mencoba untuk balap liar lagi?" Dia bahkan hampir di tahan polisi karena menghajar laki-laki yang tidak di kenalnya. Masalah sepeleh, dia menang saat melawan laki-laki itu balap liar. Tapi laki-laki itu tidak menerima kekalahannya dan berakhir dengan saling menghajar satu sama lain. Benar-benar bocah i***t.
"Bukan itu Baekhyunnie, aku ingin menyerahkan jabatanku padanya"
Baekhyun tidak tau harus berekspresi seperti apa setelah mendengar apa yang dikatakan laki-laki parubaya dihadapannya itu. Apa? Dia ingin memberikan jabatannya kepada anak nakal itu?
"A..Apa? Apa aku tidak salah mendengarnya?"
"Tidak Baekhyunnie, aku sudah cukup tua untuk mengurusi banyak perusahaanku. Chanyeol sudah seharusnya melanjutkan tugasku mengingat umurnya yang sudah sangat cukup"
Baekhyun tau, sangat mengetahui hal itu karena mereka seumuran. Tapi tolonglah, bocah berandalan itu akan memimpin perusahaan ini? Dia yakin dalam satu bulan perusahaan ini akan hancur.
"Tapi Ayah, anda tau bukan jika Chanyeol itu..."
"Aku tau Baekhyunnie, dia memang anak nakal. Tapi dia tidak bodoh Baek, dia cukup pintar jika dia ingin berusaha lebih. Tapi karena dia sangat pemalas itu, dia bahkan terus menunda kelulusannya"
Ya walaupun Baekhyun dan Chanyeol seumuran, tapi laki-laki mungil itu bahkan sudah lulus
perguruan tinggi 3 tahun yang lalu dan Chanyeol baru saja meluluskan dirinya. Benar-benar bodoh!
"Tapi Ayah, aku tidak yakin Chanyeol bisa melakukannya"
"Maka dari itu aku memintamu untuk mengawasi dan mengajarkannya semua hal yang perlu di ketahuinya, aku juga memintamu untuk merubah semua sikap buruknya. Aku dan dan istriku akan pindah ke paris Baek, kami ingin menghabiskan masa tua kami sana dan ya mungkin aku bisa mengurus cabang perusahaan kita disana. Kau hanya harus mengawasi Chanyeol disini. Bisa kan? Aku mohon bantuanmu untuk mengendalikan anak nakal itu"
Mengendalikannya? Huuufftt.. Baekhyun bahkan berharap untuk tidak bertemu lagi dengan anak nakal itu. Dia hanya akan menemuinya jika laki-laki itu berbuat masalah saja, itupun atas permintaan ayahnya.
"Ayah aku tidak yakin bisa melakukannya"
"Baekhyunnie aku percaya padamu. Hanya kau yang bisa ku andalkan saat ini. Kakaknya Yoora saja sudah sangat menyerah menghadapi anak nakal itu"
Baekhyun berpikir dengan keras, dia sudah banyak berhutang budi kepada keluarga Park sejak lima tahun yang lalu. Ya lima tahun yang lalu kedua orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan beruntun saat hendak pulang kerumah. Direktur Park Hyun Bin adalah sahabat ayahnya, sahabat baiknya. Jadi sejak hari itu direktur Park yang mengurusinya, membiayai semua keperluan sekolahnya hingga dia lulus dan bahkan tinggal dirumahnya. Dari situlah Baekhyun mengenal sosok laki-laki berandal itu yang tiap hari pulang dengan luka di sekujur tubuhnya karena berkelahi.
Yoora noona menerima Baekhyun dengan baik tapi berbeda dengan Chanyeol yang seperti mengeluarkan aura membunuh saat melihatnya. Dia tidak tau ada apa dengan Chanyeol tapi keluarga Park sangat baik padanya. Setelah Baekhyun meluluskan studinya dengan jangka waktu yang cukup cepat dari waktu yang biasa di lewati mahasiswa pada umumnya. Direktur Park langsung memberikannya pekerjaan sebagai sekertaris. Baekhyun ingin menolak karena mereka sudah terlalu baik padanya yang bukan siapa-siapa bagi mereka, tapi karena ya kau tau bukan jika direktur Park tidak menerima penolakan, jadi sejak hari itu dia menjadi sekertaris pribadinya.
Setelah dua tahun berlalu, Baekhyun keluar dari kediaman tuan Park dan memilih untuk tinggal sendiri. Ibu Park sangat tidak setuju dengan keputusannya, tapi karena Baekhyun selalu merasa membebani keluarga itu akhirnya mereka mengizinkan untuk tinggal sendiri tapi dengan syarat dia harus menempati apartemen yang di belikan oleh Ibu Park. Karena tidak bisa menolak dia menerimanya. Mereka sangat baik padanya, dia sudah terlalu banyak merepotkan keluarga ini.
Tapi permintaan direktur Park ini sungguh mustahil untuk dilakukan. Bagaimana bisa dia mengubah anak berandalan itu? Bahkan laki-laki itu selalu terlihat memusuhinya hingga saat ini.
"Ayah..."
"Baekhyunnie, bukankah kau tau jika aku tidak menerima penolakan?"
Baekhyun menghela nafas kasar, dia tidak mempunyai pilihan lain bukan? Dia tidak bisa menolak permintaanya dan menyakiti perasaan orang yang sangat berperan penting di hidupnya.
"Baiklah Ayah. Aku akan mencoba melakukannya"
"Terima kasih Baekhyunnie, aku tau kau pasti bisa melakukannya" Direktur Park terlihat sangat bahagia mendengar jawaban itu. Baekhyun hanya tersenyum, kebahagiaan mereka adalah prioritasnya saat ini. Mereka sudah sangat baik padanya yang hanya orang lain dalam keluarga mereka. Dia tidak ingin mengecewakan mereka sedikitpun.
**
Baekhyun menghela nafas pasrah sambil mengaduk jus strawberry yang dipesannya. Dia tidak memiliki keinginan untuk menghabiskan jus kesukaannya itu setelah apa yang terjadi.
"Hey Baekhyun, ada apa denganmu?" Baekhyun melirik sekilas kearah laki-laki mungil yang menepuk bahunya pelan.
"Hey Kyungsoo" Jawabnya malas, terlalu banyak hal yang ada di pikirannya saat ini.
"Ada apa denganmu Byun Baek?" Satu lagi laki-laki cantik menepuk bahunya dan langsung duduk di sebelah laki-laki sebelumnya.
"Kepalaku seperti akan pecah Lu" Baekhyun menjatuhkan kepalanya keatas meja dan menghela nafas kasar. Dia kembali teringat dengan apa yang terjadi kemarin, saat bertemu Changmin. Luhan dan Kyungsoo tentu saja mengenal Changmin. Dan sekarang pikirannya juga penuh dengan permintaan direktur Park. Baekhyun hanya bisa mengacak rambutnya frustasi.
"Ada apa?" Tanya Luhan sambil meminum kopinya.
" Direktur Park memintaku untuk menjinakkan putranya" Baekhyun tidak mungkin mengatakan jika dia bertemu dengan Changmin kemarin. Karena dia sudah bertekad ingin melupakannya dan Luhan ataupun Kyungsoo sudah setuju mendukung keputusan itu. Lagipula dia akan bertunangan bukan? Baekhyun sudah tidak memiliki harapan. Kita tidak perlu lagi membahas laki-laki itu.
"Apa? Putranya? Maksudmu si tampan Park Chanyeol?" Baekhyun memutar bola mata malas setelah mendengar teriakan Luhan. Well dia akui jika Chanyeol itu tampan bahkan dia sangat tampan, tapi perilakunya selalu minus. Dia anak nakal yang tidak memiliki sopan santun sedikitpun. Kalian pasti heran mengapa teman-temannya mengenal Chanyeol? Well Chanyeol cukup–maksudnya sangat terkenal di kampus tempat mereka kuliah dulu. Jelas saja mereka mengenalnya, dan anak berandal itu cukup sering datang kemari jika sudah membuat masalah dengan cara di seret oleh bodyguard direktur Park dan Baekhyun yang harus menyelesaikan semua masalah yang di lakukannya. Benar-benar anak nakal yang merepotkan.
"Yeah tentu saja anak nakal itu"
"Semangat Baekhyunnie. Kau pasti bisa menjinakkan serigala liar itu" Kyungsoo menepuk punggung Baekhyun berulang kali. Dia hanya menghela nafas kasar, percuma bercerita dengan mereka. Mereka juga tidak bisa melakukan apapun untuk membantunya.
"Tuan Byun, direktur memanggil anda" Seorang pegawai sedikit berlari mendekati meja mereka.
"Aku harus pergi, sepertinya anak nakal itu sudah disini" Baekhyun bangkit dari kursinya dan meninggalkan cafétaria yang berada tepat di dalam gedung perusahaan itu. Dia yakin anak nakal itu sudah di seret kemari.
__
"Ayah! Kenapa membawaku ketempat membosankan ini? Aku tidak melakukan apapun!" Baekhyun dapat mendengar suara berat yang sudah dikenali itu. Pasti anak nakal itu sedang protes karena direktur Park membawanya kemari.
Tok ..Tok ..
Dia mengetuk pintu ruangan atasannya itu.
"Baekhyun? Masuklah" Baekhyun segera masuk dan melihat laki-laki tinggi itu sedang kesal sambil melipat kedua tangannya. Dia menatap Park sajangnim dengan emosi yang meluap-luap.
"Ada apa ini? kenapa membawaku kemari?"
"Chanyeol tenanglah. Baekhyun kemarilah" Baekhyun mendekat dan berdiri tidak jauh dari Chanyeol.
"Chanyeol dengar baik-baik, aku akan menyerahkan jabatan CEO perusahaan ini padamu"
"Hah? Apa? Kenapa? Apa perusahaan ini akan hancur jadi ayah menyerahkannya padaku?"
Dasar bodoh! Perusahaan ini akan hancur jika kau yang memimpinnya. Ckckck
"Aku belum selesai bicara anak nakal. Diamlah!"
Chanyeol memutar bola matanya malas, lalu beranjak untuk duduk di sofa yang berada dalam ruangan itu.
"Cepatlah, aku harus pergi sebentar lagi"
Direktur Park menghela nafas kasar lalu beralih menatap laki-laki mungil di ruangan itu. Baekhyun tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya, dia tidak bisa melihat wajah sedih orang yang sudah membantu hidupnya selama ini.
"Chanyeol, Ayah sudah cukup sabar menghadapi tingkah lakumu itu. Mulai hari ini aku akan menyerahkan jabatan CEO perusahaan ini padamu karena ayah dan juga ibumu akan pindah ke paris."
"Ah berita bagus, kalian akan pindah"
Oh astaga kenapa ada manusia sekurang ajar bocah nakal ini?
"CHANYEOL! Dengarkan aku, aku tidak ingin mendengar masalah apapun lagi yang kau sebabkan. Baekhyun akan mengawasi semua tingkah lakumu mulai saat ini. Dia juga yang akan mengurusimu dan membantumu menjalankan tugasmu sebagai CEO perusahaan ini"
"APA? Laki-laki pendek ini? Oh ayolah ayah, diluar sana masih banyak perempuan cantik yang bisa kau jadikan sekertarisku" Chanyeol menatap Baekhyun dengan pandangan meremerehkannya. Benar-benar ingin di hajar!
"Dan kau akan b******a dengan sekertarismu di kantor? Aku tidak akan membiarkannya anak nakal"
"Ayah! Aku tidak mau jika sekretarisku laki-laki pendek ini. Baiklah aku akan menjadi CEO perusahaan ini. Tapi aku ingin sekertarisku perempuan yang cantik dan sexy" Baekhyun menghela nafas kasar, cari saja sana perempuan cantik dan sexy-mu. Dia juga tidak ingin melakukan ini, tapi dia terpaksa melakukannya bodoh! Baekhyun benar-benar kesal! Cih! Bocah ini selalu saja seenaknya.
"Tidak Chanyeol! Baekhyun bahkan lebih baik dari semua sekertarisku dulu. Mereka semua perempuan dan pekerjaan Baekhyun jauh lebih baik dari mereka. Aku mempercayai Baekhyun dan KAU! Aku tidak menerima penolakan apapun Park Chanyeol. Jika kau membuat masalah lagi aku tidak akan ragu untuk mengambil semua fasilitas yang aku berikan padamu" Baekhyun tersenyum miring karena direktur Park lebih memilihnya daripada perempuan-perempuan itu! Tidak akan ada perempuan cantik dan sexy-mu itu disini bodoh! Dia benar-benar akan membuat Chanyeol merasakan apa itu neraka.
"Oh ayolah Ayah, kau sangat membosankan" Direktur Park menghela nafasnya kasar, dia kembali menatap kearah laki-laki mungil yang berdiri tidak jauh dari mejanya.
"Baekhyun kau mempunyai wewenang penuh untuk mengambil semua fasilitas Chanyeol yang ku berikan padanya. Aku juga akan memberikan beberapa orang bodyguard untukmu"
"AYAH!! Kenapa kau seperti ini? Kenapa kau memberikannya bodyguard?" Protes Chanyeol. Baekhyun tersenyum miring, lihatlah anak nakal itu tidak akan bisa lari darinya.
"Ah terima kasih direktur.Tapi jika hanya dua orang bodyguard yang biasa menyeretnya kemari, aku pikir tidak akan mampu untuk mengendalikan tuan muda. Bagaimana jika aku membutuhkan lebih banyak bodyguard?" Baekhyun tersenyum kecil menatap direktur Park, anak nakal itu menatapnya kesal. Laki-laki mungil itu tidak peduli, Chanyeol adalah tanggung jawabnya saat ini, jika sesuatu terjadi Baekhyun juga yang akan menerima akibatnya. Tentu saja dia juga tidak ingin mengecewakan laki-laki tua yang duduk di depannya itu. Dan baekhyun akan membuat bocah nakal ini tidak akan bisa berbuat seenaknya lagi.
"Baiklah, jika masih kurang kau bisa memintaku untuk memberikanmu bodyguard lagi"
"Baiklah direktur" Baekhyun tersenyum puas dan dia bisa melihat Chanyeol sangat marah disana.
"Ini tidak adil! Ayah aku anakmu! Kau tidak bisa seenaknya seperti ini"
"Kau yang selalu bersikap seenaknya Park Chanyeol. Aku mempercayai Baekhyun, jika aku mendengar kabar jika kau membuat masalah lagi aku benar-benar akan menghapus dirimu dari daftar keluarga Park!"
Chanyeol terlihat mengepalkan tanganya kesal, dia berdiri dari duduknya dan langsung keluar ruangan dengan membanting pintu dengar keras.
"Baekhyun maafkan anak nakal itu"
"Aku baik-baik saja direk... maksudku ayah. Aku baik-baik saja ayah"
"Baekhyun kau laki-laki yang baik, aku mempercayakan Chanyeol padamu"
"Akan aku coba ayah"
"Jika dia membuat masalah lagi atau mencoba untuk menyakitimu katakan saja padaku Baekhyunnie. Aku sudah menganggap dirimu anakku, ayahmu sudah seperti keluarga bagiku jadi aku menyayangimu Baekhyun" Baekhyun tersentuh, huft bagaimana bisa masih ada orang sebaik tuan Park. Dia tidak akan mengecewakan laki-laki ini.
"Aku juga menyayangimu ayah"
Direktur Park hanya tersenyum dan laki-laki mungil itu segera pamit untuk menyelesaikan semua dokumen penting yang akan di serahkan ke bagian keuangan dan bagian pemasaran.
**
Baekhyun sudah sampai di apartemennya dan akan membuka pintu sebelum seseorang menghentikannya.
"Hey pendek!" Baekhyun tau siapa itu, tidak ada orang lain kecuali anak nakal itu yang akan memanggilnya pendek. Laki-laki mungil itu membalikkan tubuhnya dan melihat Chanyeol yang berdiri di belakangnya dengan angkuh. Ckck
"Ya tuan muda?" Baekhyun memang memanggilnya seperti itu sejak kejadian waktu itu. Ah Baekhyun benci mengingatnya.
[ Flashback ]
Chanyeol adalah berandalan b******k di kampus, dia selalu membullynya dan mengejeknya. Dia bahkan pernah mempermalukannya di depan seluruh mahasiswa di kampus karena dia memberikan bekal buatan Ibu Park yang mana pada hari itu adalah hari ulang tahun anak nakal itu.
"Hey lihatlah siapa ini? Byun pendek, Ada apa?"
"Ibu Park memintaku memberikanmu ini" Baekhyun menyerahkan kotak bekal yang Ibu Park titipkan padanya.
"Apa itu? Apa itu berancun?" Chanyeol menatap bekal di tangan Baekhyun dengan satu alis terangkat. Wajahnya sangat menyebalkan.
"Tidak mungkin bodoh!"
"Benarkah? Bagaimana jika itu beracun? Apakah kau akan bertanggung jawab atas kematianku?" Laki-laki mungil itu menghela nafas kasar, si bodoh ini selalu saja membuat emosinya meluap-luap.
"Tidak mungkin Ibu Park memasukkan racun kedalam makanan ini Chanyeol. Ambillah" Baekhyun memberikan bekal itu, tapi Chanyeol menolaknya.
"Bagaimana jika aku tidak mau?"
"Tidak bisa, Ibu Park menyuruhku untuk memberikan ini padamu"
"Aku tidak mau memakan makanan itu" Chanyeol melewatinya dengan sengaja menyenggol lengannya kuat. Anak nakal ini! Baekhyun sangat tidak suka jika dia bersikap seperti ini kepada ibunya. Apa dia tidak bersyukur masih memiliki orang tua yang menyayanginya? Baekhyun tidak marah jika Chanyeol mengganggunya karena dia tau jika laki-laki itu sudah tidak menyukainya bahkan sejak awal mereka bertemu dan Baekhyun sudah cukup terbiasa dengan semua bully-annya, tapi melihat Ibu Park sangat bahagia memasak makanan ini tadi pagi untuk Chanyeol membuat hatinya berdenyut nyeri. Dia sangat merindukan ibunya, dia ingin memeluknya, tapi tentu saja itu tidak mungkin. Dan lihatlah anak nakal ini, dia bahkan menyia-nyiakan kasih sayang ibunya sendiri.
Baekhyun berbalik dan mengejar Chanyeol. Setidaknya dia harus memberikan ini padanya, tidak ingin mengecewakan Ibu Park.
"Chanyeol!" Baekhyun berteriak sambil mengejarnya. Laki-laki tinggi berbalik dan menatap kesal kearahnya.
"Apa?" Baekhyun berdiri di depannya dan menyerahkan kotak bekal itu pada Chanyeol.
"Aku harus memberikan ini padamu. aku tidak peduli kau ingin memakannya atau membuangnya. Yang paling penting adalah aku sudah menyerahkannya padamu" Baekhyun berbalik meninggalkanya tapi belum selangkah dia pergi Chanyeol langsung menarik tangannya.
"Baiklah aku akan memakannya" laki-laki mungil itu tersenyum kecil, merasa lega karena kerja keras ibu Park tidak sia-sia. Lalu berusaha menarik tangannya yang dicengkram erat oleh Chanyeol.
"Bagus, Ibu Park akan senang mendengarnya"
"Dengan syarat?" Baekhyun berhenti menarik tangannya dan menatap laki-laki tinggi itu dengan bingung.
"Apa?"
"Suapi aku disini"
"Apa?" Baekhyun tidak bisa menahan ekspresi tidak sukanya. Apa-apaan itu! Menyuapinya disini? Itu tidak akan pernah terjadi.
"Jika kau tidak mau aku akan membuangnya dan mengatakan pada Ibu jika kau tidak memberikan bekalnya padaku dan membuangnya"
Sial! Dia ingin mempermalukanku di depan semua mahasiswa disini
"Bagaimana Byun?" Baekhyun menghela nafas kasar karena tidak memiliki pilihan lain.
"Ba..baiklah" Kedua teman Chanyeol yang berdiri di belakang laki-laki tinggi itu tertawa kecil.
"Hey dude dia manis, bagaimana jika menyuapi kami juga?" laki-laki berkulit tan itu tersenyum kearah Baekhyun, menunggu persetujuan Chanyeol.
"Tentu"
Baekhyun hanya bisa menghela nafas kasar, dia tidak punya pilihan lain bukan?
Laki-laki tan itu menariknya ke salah satu meja melingkar lalu menyingkirkan mejanya. Ketiga laki-laki itu langsung duduk di hadapan Baekhyun.
"Ayo suapi kami manis" Laki-laki mungil itu memutar bola matanya malas lalu membuka kotak bekal itu.
"Makan!" Baekhyun mulai menyuapi mereka dengan emosi yang meluap-luap. Sabar Baek mereka hanya anak nakal yang sedang mengerjaimu. Sabar Bek demi Ibu Park jangan menghancurkan wajah mereka.
"Kau salah seharusnya 'Ayo makan tuan muda'. Lalu tersenyum dengan manis" Laki-laki bernama Oh Sehun itu menyeringai licik. Demi tuhan Baekhyun benar-benar ingin menghajar mereka.
"Ayo makan tuan muda" Dengan terpaksa Baekhyun mengatakannya sambil mencoba untuk tersenyum semanis mungkin. Dia harus menyelesaikannya dengan cepat, dan pergi dari hadapan ketiga namja kurang ajar ini. Ketiga laki-laki itu tertawa lalu mulai membuka mulut mereka di mulai dari Chanyeol lalu ke kedua temannya.
Baekhyun benar-benar malu karena menjadi tontonan banyak mahasiswa disana. Tapi ketiga laki-laki itu tampak tidak peduli dan terus memaksanya menyuapi mereka. Oh astaga Baekhyun benar-benar ingin menghajar mereka. Sabar Baek ini demi Ibu Park.
Setelah semua hal memalukan tadi, dia langsung berdiri dan pergi meninggalkan mereka yang sepertinya sangat puas mengerjainya. Sial!
[ Flashback end ]
"Ck aku tidak ingin berlama-lama disini. Tolak permintaan orang tua itu" Baekhyun tersenyum kecil, dia dapat melihat Chanyeol menaikkan satu alisnya.
"Maafkan aku tuan muda tapi permintaan direktur adalah mutlak untukku. Jadi aku tidak bisa menolaknya"
"Apa? Kau!"
"Jika tidak ada yang perlu di bicarakan lagi bisakah pelayanmu ini masuk? Aku sangat lelah memikirkan bagaimana menghancurkan anak nakal sepertimu"
"Kau! kau.."
"Selamat malam tuan muda" Baekhyun membungkukkan badannya dan langsung masuk kedalam apartemen, meninggalkan Chanyeol yang berteriak menyumpahinya.
Baekhyun masuk kekamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamar. Dia menghela nafas panjang, sekarang dirinya harus mengurusi anak berandal itu? Ah hidup sempurnanya hancur!
**