pahit manisnya kehidupan rumahtangga.

pahit manisnya kehidupan rumahtangga.

book_age18+
3
FOLLOW
1K
READ
drama
like
intro-logo
Blurb

Jelita Rima sari

@Jelitarimasari8721 Mar

Pahit manisnya kehidupan rumahtangga

Berumah tangga bukanlah hal yang mudah.ada saja permasalahan yang harus dilalui…namun itulah rumah tangga,tak akan bisa kita lewati kalau tidak mempunyai mental yang kuat.

Itupun yang kurasakan saat ini.menikah dengan pria yang bertempat tinggal jauh dari kampung halamanku, menimbulkan kan beban mental tersendiri di hati ini.aku yang merdomisili di Padang dan ia di Medan.

Sebagai seorang istri, tentunya harus ikut kemanapun suami pergi,dan disinilah aku sekarang..berada di daerah yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya…Medan Sumatera Utara..

Awal mula aku pindah kesini karena suamiku tidak betah tinggal dikampungku.ya….walaupun disana aku punya usaha warung sayur kecil kecilan,walau hanya cukup makan tapi bisa mencukupi kebutuhan kami sehari hari.

Namun,namanya rumah tangga,nggk kan lengkap tanpa permasalahan…masalah ini bermula saat suamiku mengambil uang warung untuk jajan cemilan..hal itu diketahui ibuku.ibu bilang beliau tidak suka kalau suamiku ambil uang warung..katanya kalau pingin jajan ya usaha dong…jangan seenaknya saja..

Bagiku sih nggk masalah karna suamiku kan juga bantu aku di warung,mulai dari belanja ke pasar sampai dirumah, membereskan belanjaan,melayani pembeli sampai mencuci bajupun diakerjakan karna aku sibuk di warung.

Namun,itu semua tak membuat hati orang tuaku luluh..belaiu tetap tidak setuju kalau suamiku ambil uang seenaknya di warung,walau nominal uang yang di ambilnya cuma berkisar antara 2 sampai 5ribuan.

“Awal mula masalah itu datang”

Diwaktu awal pernikahan kami,ibu dan kakak kakakku melarangku untuk hamil dulu…alasan mereka masuk akal juga,karna kami baru habis nikah banyak mengeluarkan biaya sehingga keuanganku menipis.

Tapi nasehat itu kurang berkenan di hatiku apalagi suamiku…kami sama sama punya pikiran..untuk apa berumah tangga kalau tidak punya anak…ya,walaupun aku ada anak dari suamiku terdahulu dan dia juga…namun akan lebih baik kalau kami punya anak dari pernikahan ini,yang akan menambah keharmonisan rumah tangga kami.

Hari hari kami lalaui dengan penuh suka cita.baik aku ataupun suamiku sangat bahagia dengan pernikahan ini.biarpun orang tuaku kurang suka dengan sumaiku'namun itu tak masalah bagi kami…karna yang menjalani rumah tangga adalah kami..bukan mereka.

Hingga tibalah waktunya,aku merasa ada yang ganjal di tubuh ini…badan mulai lemas,nafsu makan kurang…. tapi semua itu tidak ku hiraukan..ku pikir wajar badan ku seperti ini karna baru menikah….suatu hari suamiku dapat kabar dari pekanbaru,kakaknya masuk rumah sakit dan akan di operasi.

Awalnya aku menolak ia ajak kesana,ya maklumlah namanya kami baru menikah,uang tabunganku tinggal sedikit.aku takut nanti kalau uangnya habis,harus darimana aku mendapatkan modal untuk mengisi warung.

Namun melihat keadaan suamiku yang tampak khawatir dengan keadaan kakaknya,akhirnya aku berkenan untuk pergi kesana…jadilah aku,dia dan anak ku berangkat ke pekanbaru dengan mengendarai sepeda motor.

Singkat cerita…

Kami sudah pulang dari sana,kakak suamiku Alhamdulillah sehat walau badannya masih lemah..kami menjalankan kegiatan seperti biasanya..mulai dari membeli barang ke pasar,berjualan dirumah…suamiku sangat telaten membantu…walau terkendala bahasa,karna umumnya orang di kampungku memakai bahasa daerah.

Suatu ketika"mas(panggilan ku pada suami)..kayaknya aku udah 2 bulan ni nggk halangan….apa mungkin aku dah isi ya"…ceritaku padanya..karna memang waktu awal kami nikah adalah masa suburku..

“ Ah.. yang benar dek” katanya…"coba dulu beli alat tes kehamilan "katanya.

Karna penasaran,kamipun pergi ke bidan untuk membelinya….dan ternyata dugaanku benar…aku hamil..senang rasanya,berarti sebentar lagi kami akan mempunyai bayi yang akan menjadi pelengkap dalam hubungan ini.

Rasa syukur tidak luput kami ucapkan kepada zat yg telah menghadiahkan janin di rahim ini.

Namun…kebahagiaan itu tidak berlangsung lama…setelah keluargaku tau bahwa aku hamil,mereka semua marah…katanya aku terlalu menuruti keinginan suami…dan tidak memikirkan masa depan anakku.

Cercaan selalu ku dapatkan terutama dari ibuku…belaiu yang paling menentang kehamilan ku.sebenarn nya kemarahan ibu bukanlah untukku..melainkan buat suamiku.karna, menurut beliau dia belum mampu untuk menafkahi kami kalau sekiranya aku melahirkan nanti..

Setiap hari,ibu selalu menampakkan kemarahannya…hingga pada suatu ketika…aku tidak sabar lagi dengan semua itu..kebetulan pagi itu kakak keduaku berkunjung kerumah..seperti biasa ibu akan menceritakan apa yang beliau rasa pada kakakku…

Aku yang mendengarnya merasa sakit hati…bagaimana tidak…ibu selalu menyalahkan suamiku atas semua ini.

Sewaktu kakak keluar dari kamar ibu,dengan hati yang sangat tidak enak ku panggil kakakku…kucerita kan keluhanku tentang kelakuan ibu…

Bukannya membelaku kakak malah setuju dengan pendapat ibu.dan diapun menyalahkan ku atas kehamilan ini.sedih rasanya.tak ada yang mendukung ku atas kehamilan ini.

ic_default
chap-preview
Free preview
setiap manusia memiliki kisah yang berbeda dalam kehidupan rumahtangga nya.ada yang senang,sedih...ada yang lancar ada selalu ba
rimasari87 @Jelitarimasari8721 Mar Pahit manisnya kehidupan rumahtangga Berumah tangga bukanlah hal yang mudah.ada saja permasalahan yang harus dilalui…namun itulah rumah tangga,tak akan bisa kita lewati kalau tidak mempunyai mental yang kuat. Itupun yang kurasakan saat ini.menikah dengan pria yang bertempat tinggal jauh dari kampung halamanku, menimbulkan kan beban mental tersendiri di hati ini.aku yang merdomisili di Padang dan ia di Medan. Sebagai seorang istri, tentunya harus ikut kemanapun suami pergi,dan disinilah aku sekarang..berada di daerah yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya…Medan Sumatera Utara.. Awal mula aku pindah kesini karena suamiku tidak betah tinggal dikampungku.ya….walaupun disana aku punya usaha warung sayur kecil kecilan,walau hanya cukup makan tapi bisa mencukupi kebutuhan kami sehari hari. Namun,namanya rumah tangga,nggk kan lengkap tanpa permasalahan…masalah ini bermula saat suamiku mengambil uang warung untuk jajan cemilan..hal itu diketahui ibuku.ibu bilang beliau tidak suka kalau suamiku ambil uang warung..katanya kalau pingin jajan ya usaha dong…jangan seenaknya saja.. Bagiku sih nggk masalah karna suamiku kan juga bantu aku di warung,mulai dari belanja ke pasar sampai dirumah, membereskan belanjaan,melayani pembeli sampai mencuci bajupun diakerjakan karna aku sibuk di warung. Namun,itu semua tak membuat hati orang tuaku luluh..belaiu tetap tidak setuju kalau suamiku ambil uang seenaknya di warung,walau nominal uang yang di ambilnya cuma berkisar antara 2 sampai 5ribuan. “Awal mula masalah itu datang” Diwaktu awal pernikahan kami,ibu dan kakak kakakku melarangku untuk hamil dulu…alasan mereka masuk akal juga,karna kami baru habis nikah banyak mengeluarkan biaya sehingga keuanganku menipis. Tapi nasehat itu kurang berkenan di hatiku apalagi suamiku…kami sama sama punya pikiran..untuk apa berumah tangga kalau tidak punya anak…ya,walaupun aku ada anak dari suamiku terdahulu dan dia juga…namun akan lebih baik kalau kami punya anak dari pernikahan ini,yang akan menambah keharmonisan rumah tangga kami. Hari hari kami lalaui dengan penuh suka cita.baik aku ataupun suamiku sangat bahagia dengan pernikahan ini.biarpun orang tuaku kurang suka dengan sumaiku'namun itu tak masalah bagi kami…karna yang menjalani rumah tangga adalah kami..bukan mereka. Hingga tibalah waktunya,aku merasa ada yang ganjal di tubuh ini…badan mulai lemas,nafsu makan kurang…. tapi semua itu tidak ku hiraukan..ku pikir wajar badan ku seperti ini karna baru menikah….suatu hari suamiku dapat kabar dari pekanbaru,kakaknya masuk rumah sakit dan akan di operasi. Awalnya aku menolak ia ajak kesana,ya maklumlah namanya kami baru menikah,uang tabunganku tinggal sedikit.aku takut nanti kalau uangnya habis,harus darimana aku mendapatkan modal untuk mengisi warung. Namun melihat keadaan suamiku yang tampak khawatir dengan keadaan kakaknya,akhirnya aku berkenan untuk pergi kesana…jadilah aku,dia dan anak ku berangkat ke pekanbaru dengan mengendarai sepeda motor. Singkat cerita… Kami sudah pulang dari sana,kakak suamiku Alhamdulillah sehat walau badannya masih lemah..kami menjalankan kegiatan seperti biasanya..mulai dari membeli barang ke pasar,berjualan dirumah…suamiku sangat telaten membantu…walau terkendala bahasa,karna umumnya orang di kampungku memakai bahasa daerah. Suatu ketika"mas(panggilan ku pada suami)..kayaknya aku udah 2 bulan ni nggk halangan….apa mungkin aku dah isi ya"…ceritaku padanya..karna memang waktu awal kami nikah adalah masa suburku.. “ Ah.. yang benar dek” katanya…"coba dulu beli alat tes kehamilan "katanya. Karna penasaran,kamipun pergi ke bidan untuk membelinya….dan ternyata dugaanku benar…aku hamil..senang rasanya,berarti sebentar lagi kami akan mempunyai bayi yang akan menjadi pelengkap dalam hubungan ini. Rasa syukur tidak luput kami ucapkan kepada zat yg telah menghadiahkan janin di rahim ini. Namun…kebahagiaan itu tidak berlangsung lama…setelah keluargaku tau bahwa aku hamil,mereka semua marah…katanya aku terlalu menuruti keinginan suami…dan tidak memikirkan masa depan anakku. Cercaan selalu ku dapatkan terutama dari ibuku…belaiu yang paling menentang kehamilan ku.sebenarn nya kemarahan ibu bukanlah untukku..melainkan buat suamiku.karna, menurut beliau dia belum mampu untuk menafkahi kami kalau sekiranya aku melahirkan nanti.. Setiap hari,ibu selalu menampakkan kemarahannya…hingga pada suatu ketika…aku tidak sabar lagi dengan semua itu..kebetulan pagi itu kakak keduaku berkunjung kerumah..seperti biasa ibu akan menceritakan apa yang beliau rasa pada kakakku… Aku yang mendengarnya merasa sakit hati…bagaimana tidak…ibu selalu menyalahkan suamiku atas semua ini. Sewaktu kakak keluar dari kamar ibu,dengan hati yang sangat tidak enak ku panggil kakakku…kucerita kan keluhanku tentang kelakuan ibu… Bukannya membelaku kakak malah setuju dengan pendapat ibu.dan diapun menyalahkan ku atas kehamilan ini.sedih rasanya.tak ada yang mendukung ku atas kehamilan ini. Walau hati ini sedang tidak baik baik saja,namun kegiatan diwarung tidak boleh terhenti,aku tetap berjualan seperti biasa nya. Kebetulan hari itu hari Jum'at..suamiku ikut dengan ayah ke kebun….jadi aku sendirian di warung.ketika mau melayani pembeli,serasa ada yang keluar dibawah sana..tapi tidak ku hiraukan. Tapi,makin lama kok rasanya semakin banyak,karna penasaran segeraku ke kamar mandi.. ternyata banyak sekali lendir di celana dalamku dan warnanya agak kemerah merahan… Rasanya tidak sabar menunggu suami pulang.ingin segara mengasih tau hal itu.baru saja ia sampai di pintu langsung ku beritahukan kepadanya apa yang ku alami. “Apa ini dek”katanya..kuperlihatkan dia lendir yang bercampur darah tadi…ada perasaan takut dia raut wajahnya."sejak kapan adek kayak gini" katanya…"dari tadi pagi mas"jelasku. “Semoga tidak terjadi apa apa dengan janinnya ya dek”katanya…akupun berdo'a demikian…karna walaupun semua orang dirumah tidak mengharap kan kehadiran bayi itu namun aku dan suamiku sangat mengharapkan nya. Hingga malam tiba,darah semakin banyak keluar..dan aku merasa sakit yang amat sangat di perutku.hingga pagi menjelang…dengan ragu ku ceritakan semua pada ibu.ya…walaupun ibu seperti itu…namun ibu tetap lah ibu yang harus tau dengan keadaanku. Kebetulan hari itu hari sabtu.kami harus kepasar untuk membeli stok warung yang kurang.dengan rasa sakit ini ku harus tetap kepasar karna suamiku belum bisa beli barang sendirian. Darah terasa semakin banyak'kuputuskan untuk pulang saja..takut terjadi apa apa nanti dan aku tidak mau jadi tontonan orang… Sebelum pulang kami sempatkan makan bakso di warung langganan ku,karna ku tau suamiku pasti kelaparan.walau perut ini sakit tapi aku juga nggk mau suamiku kepalaran. Selesai makan kami bergegas untuk pulang karna memang rasanya sudah sakit sekali,dan darah terasa semakin banyak keluar. Sampai dirumah suamiku langsung istirahat,ya….maklum lah dia belum terbiasa belanja di pasar dan mengangkat barang yg berat berat. Melihat aku yg sendirian di warung,ibuku mulai lagi dengan kemarahannya."mana suamimu…istri lagi sakit dia enak enakan tidur,bagaimana caranya dia bertanggung jawab atas dirimu".demikian kemarahannya.aku hanya bisa diam dan mengelus dada…ku harus sabar.. tekad ku dalam hati. Hari mulai beranjak malam.kebangunkan suamiku karna memang udah nggk tahan lagi menahan sakit…melihat aku yang kesakitan, segera aku di bawa ke bidan di samping rumah. “Kayaknya kita harus menunggu dia keluar aja..soalnya nggk mungkin janin bisa bertahan karna darah sudah banyak keluar”kata bidannya.luluh rasanya hati ini.. tetapi apa boleh buat.. mungkin emang belum takdir kami untuk mempunyai anak. Sampai dirumah,"dek,istirahat saja ya..biar maz tutup warung dulu".aku menurut saja.sekitar jam 12 malam kumerasakan sakit yang amat sangat…Kanawa badan ini kekamar mandi karna ada sesuatu yang keluar di bawah sana. Suamiku mengikuti di belakang….banyak sekali darah dan kaki ini mulai gemetar..ku panggil dia,ku perlihatkan apa yang keluar dari rahimku…sakit bercampur sedih.diapun juga. malang tak dapat dicegah,mujur tak dapat di raih,itulah yang kami rasakan saat itu.hari hari ku lalui dengan perasaan sedih dan terluka,andai aku tak banyak fikiran...andai tak ada yang...ah..sudahlah.semua sudah terjadi,mungkin memang belum takdir kami untuk memiliki anak secepat ini.karna pernikahan kami baru berumur 2 bulan lebih. hari hari pun berlalu... seminggu lagi adalah waktunya puasa,kami harus bangkit dan menata ekonomi kembali...ku kuatkan tubuh ini untuk menjalaninya walaupun hati ini sakit rasanya. "ya Rabb,aku tidak boleh lemah..aku harus kuat".ku kuatkan tekadku saat itu. kembali ku fokus akan jualanku...karna darisanalah kami bergantung hidup sehari hari.suamiku selalu setia mendampingi...walau hatinya terluka akan perlakuan keluargaku..namun tidak menyurutkan niatnya untuk menjalani bahtera rumah tangga ini bersamaku.. subhanallah,syukurku atas kehadirannya dalam kehidupan ini. bulan puasa adalah bulan yang sangat mulia bagi umat Islam... beribadah di bulan ini maka amalnya akan dilipatgandakan.begitupun dengan usaha yang dijalani.. keberkahan nya akan berkali kali lipat dibanding bulan biasa. pendapatan selama Ramadhan ini sangat lumayan bagi kami... selama bulan puasa,selain membantuku diwarung,sang suami juga rela jadi buruh bangunan..itu semua di lakukan karna tidak mau disebut lelaki bodoh yg hanya bergantung hidup pada istrinya. sebenarnya bagiku tak masalah,karna dia kan juga ikut andil di warung..namun bagi keluargaku itu jadi masalah..makanya,dia ikut jadi buruh bangunan... kasihan,itulah yang kurasa...karna selama di Medan menurut cerita keluarganya dia nggk pernah kerja keras. namun kehidupan di kampung memang tak seenak hidup di kota,dikampung otot yg di perlukan.. sedangkan di kota otak yang di fokuskan. sepulangnya bekerja,tidak ku biarkan dia ikut bantu di warung...karna kulihat badannya sangat letih.."mas istirahat aja,biar warung adek yang urus"ujarku.karna badannya letih di ikuti ya saranku. kadang...pengaruh orang orang terdekat yang sering menghancurkan sebuah rumahtangga.orang tua sering kali ikut campur dalam masalah rumah tangga anak anaknya. hal itupun terjadi padaku,melihat suamiku tidur sedangkan aku sibuk diwarung,ibuku tak terima"enak sekali ya suamimu,bisa bisanya tidur nyenyak sementara istrinya sibuk diwarung"ujar ibuku.. mau tak mau kubela suamiku didepan ibu."bu.....dia baru pulang kerja,jadi buruh bangunan itu kerja berat lho...pastilah dia capek,aku yg menyuruhnya istirahat". ibu tak terima,dia terus saja mengoceh...namun tak ku hiraukan..sekitar satu jam dia istirahat,ku bangun kan dia karna mau minta tolong jaga warung sebentar karena mau menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim .tak pernah dia marah padaku...walau badannya letih diturutinya juga kemauanku..sekalian dia juga harus sholat. begitulah hari hari kami lalui selama bulan puasa.biarpun banyak celaaan untuknya dari orang tuaku..tak pernah ku ceritakan kepadanya..namun sebagai suami dia kayaknya tau atas ketidak sukaan ibuku terhadap nya. Alhamdulillah selama bulan puasa,penjualan warung meningkat...dengan demikian tercukupilah kebutuhan selama puasa dan juga buat lebaran. hari lebaran pun tiba...setelah menunaikan sholat id... keluargaku ngumpul2 sekadar bersilaturahmi.makan makan...setelah itu bubar kerumah masing2. tak lupa juga kami berbagi kepada anak anak didekat rumah...ya..walau nggk seberapa tapi cukup untuk membuat mereka senang... satu Minggu berlalu setelah lebaran,sewaktu malam suamiku mencurahkan keinginannya untuk pulang kampung kepadaku."dek,gimana klo gaji maz dari bekerja menjadi buruh kita pakai buat ongkos ke meda,mas rindu sekali ma Oma,opa...dan mas juga rindu ma anak anak mas" katanya . sebenarnya agak enggan rasanya menuruti keinginannya,sementara uang peganganpun nggk seberapa...emang sih gajinya cukup buat ongkos,.tapi kan itu nafkah nya buatku...ingin sekali rasanya egois saat itu.tpi melihat dia yg murung,kuturuti saja keinginannya...toh uang masih bisa dicari. kami utarakan keinginannya itu kepada ayah dan ibu,awalnya ibu tidak setuju karna ibu kira uang ku yang mau di pakai buat ongkos... tetapi setelah ku jelaskan akhirnya ibu menyetujui walau dengan ocehannya yang sangat menyakitkan hati kalau suamiku paham dengan perkataan ibu. untungnya disini,mas kurang paham bahasa daerah kami,tapi kurasa dengan melihat mimik wajah ibu saat bicara,dia tau kalau ibu tidak suka padanya.buktinya malam itu kami terlibat obrolan panjang."dek,mas tau,ibu nggk suka dengan mas kan... walaupun adek nggk mau cerita,tapi mas sering tengok adek termenung kadang menangis....mas sadarkok mas jadi beban buat adek dan keluarga adek,tapi apapun kerjaan kan nggk pernah nggk mas kerjai...mulai dari membantu dek di warung,belanja kepasar, bahkan sampai mencuci baju" katanya. "mas juga nggk mau kayak gini,tapi mau gimana lagi..mas nggk tau harus kerja apa... suasana disini asing buat mas..apalagi bahasa orang disini,sulit sekali mas pahami.atau ginija,kita tinggal dimedan ja...disana biar mas yang kerja sementara adek tinggal dirumah aja"terusnya lagi. sepanjang malam kufikirkan keinginan suamiku itu.kalau di Medan pekerjaan baru akan dicari'sementara Disini warungku sudah jalan dan bisa mencukupi kebutuhan sehari hari.tapi,melihat dia yang terus di hina ibu sama saudaraku juga nggk tega rasanya membiarkan dia tinggal lama disini. yang penting sekarang tujuan kami adalah bersilaturahmi kerumah Oma nya mas, mertuaku...aku pingin liat juga...gimana sambutan mertua terhadapku dan anakku. singkat cerita,kami berangkat kemedan.oma dan keluarga disini menyambut kami dengan ramah.dan beliau juga meminjamkan ku uang untuk modal usaha..ya..walaupun hanya dipinjamkan aku cukup merasa senang. kami pulang setelah tiga hari disana,ya hanya sebentar karna nggk memungkinkan kalau harus meninggalkan warung terlalu lama.perjalanan kami memakan waktu lebih satu Minggu. setelah kepulangan kami dari Medan tepatnya dari rumah mertua,penjualan di warung menurun drastis...bukan karna apa...biasanya kalau habis lebaran memang hal ini pasti terjadi. namun lain yang ada di fikiran ibuku,beliau bilang itu warung sepi karna uangnya dah diambil sama suamiku..padahal aku tau sendiri berapa uang yang diambilnya tiap hari.memang setelah dikasih pinjam uang sama mertua,dia izin ke aku untuk ngambil 20ribu perhari,alasannya karna dia juga mau menafkahi anak anaknya.awalnya aku kurang setuju..tapi nggk mungkin juga dia nggk ngasih nafkah ke anak anaknya..dan berdosa bila itu ku abaikan. karna warung makin hari makin sepi,muncullah ide untuk berjualan bawang ke tempat kakaknya,semua kakaknya yang urus..kami cuma nyari bawang di kampung,mobil sama uang buat beli bawang nya kalanya yang ngasih. ya,sebagai istri aku berdo'a semoga usaha ini lancar,biar suamiku nggk di pandang rendah lagi ma keluargaku.namun masalahnya nggk sampai disitu..mas ingin aku ikut kesana,karna dia kurang pandai dalam memasarkan... alhasil berangkat lah aku bareng suami ke pekanbaru. namun cobaan ini rupanya belum juga berhenti,setibanya di Pekanbaru harga bawang anjlok..terpaksa kami bawa bawang ke pasar pasar kecil biar nggk terlalu rugi.dalam hati ku mengeluh,"ya Allah ujian apalagi yang harus kami hadapi,rasanya raga ini tak sanggup lagi menahannya". pulang dari pasar'kami istirahat dirumah kakak mas...ya ..karna semalaman belum ada tidur. habis istirahat kuutarakan niat untuk pulang duluan kepada suamiku."mas...adek pulang duluan ya,nggk mungkin kita dua dua disini sementara ini belum jelas untung ruginya...adek juga harus jualan di kampung untuk biaya kita sehari hari" ujarku. dia setuju aku pulang duluan,karna memang nggk memungkinkan untuk kami dua dua disana. akhirnya aku pulang sendiri kekampung dan suamiku tinggal untuk menjual bawang sampai habis di Pekanbaru. sampai di kampung aku langsung berjualan di pasar,selain buka warung dirumah aku juga jualan ayam potong dipasar...ya lumayanlah..uang hasil jualan ayam potong bisa ku simpan buat bayar hutang ke bank. sehabis jualan, kudapat telfon dari kakaknya mas....katanya "habis jualan kesini lagi ya dek'ntar bawangnya nggk habis gimana..kan kakak jadi rugi"katanya.."ya kak,biar ku tanya dulu mas,apa harus aku kesana" kilahku. habis telfonan ma kakaknya mas,langsung saja ku telfon suamiku.." mas kak Maya bilang adek harus kesana lagi bantu mas jualan...apa benar begitu mas,trus siapa yang jaga warung disini,trus gimana biaya kita kalau dua dua disana...malu dong numpang makan ma kakak.."ujar ku panjang lebar. "nggk usah dek,biar mas aja yang jual bawangnya,adek disana aja doain mas,biar bawang cepat habis dan mas bisa cepat pulang,mas disini nggk ke urus..makan aja beli'kakak nggk masak. jadinya mas beli kalau mau makan.keluh suamiku itu". dalam hati ku berfikir" malang sekali kamu mas,disini biarpun kamu nggk kerja,makanmu selalu ku cukupi.memang betul kata orang ya yang paham dengan keadaan suami adalah istrinya". hari berganti Minggu, bawang yg dijual mas tak kunjung habis,sudah dipastikan hasil penjualan akan rugi....namun aku terus semangati dia." mas...namanya berdagang nggak selalu untung,pasti ada ruginya,apalagi buat pemula seperti mas...yang sabar ya..biarpun jualan bawang nya rugi...adek kan jualan juga disini..nggak apa apa toh mas..."hiburku waktu itu. akhirnya dengan tekad yang kuat dan di bantu sama keponakanya bawang dah habis..setelah dihitung-hitung'mas rugi sekitar 1.500.000... dalam telfonnya dia bilang"dek...mas belum bisa pulang ya...kata Oma habis lebaran haji aja pulangnya,nggk apa kak dek..dek disana nggk ada mas..lagian mas malu kalau pulang nggk ada uang,..kata kak Maya,rumahnya ada yang mau di kerjai..biar bisa buat uang saku mas pulang nantinya". ya, walaupun berat aku harus ikhlas dia disana...aku juga nggk mau dia di permalukan lagi disini,gara gara pulang nggk bawa uang. hari lebaran hajipun tiba, sedih rasanya nggk ada suami disisi...habis sholat id mas telfon.katanya"dek..mas ikut memotong hewan qurban..lumayan ada uang lelahnya..ya buat tambahan uang saku mas pulang nanti…adek yang sabar ya..tunggu mas pulang..dan kita program lagi untuk anak" semoga saja nantinya nggk ada penolakan lagi dari keluargaku tentang niat kami ini.. sebagai perempuan yang telah mengalami kegagalan dalam rumah tangga,tentu tak ku ingin lagi hal itu terjadi..namun aku takut karna asutan dari keluarga terutama ibu...bisa menghancurkan rumah tangga sekali lagi..ya Rabb hamba takut hal itu akan terulang lagi. seminggu habis lebaran..suamiku pulang..dia naik motor dari pekanbaru..rencananya dia mau ngojek di kampung sambil cari cari pekerjaan yang cocok dengan nya. Namun,itulah ujian hidup,.. Sampai di kampung'motornya rusak,...dan menghabiskan banyak uang ntuk perbaikannya... sementara menunggu motor diperbaiki,dia coba mengadu nasib dengan ikut tetangga depan rumah ke tambang emas... cemas rasanya dalam hati,karna dia memang tak terbiasa memikul beban berat..apalagi dengan fisiknya yang kurang sempurna..tapi karna desakan ekonomi akhirnya dia beranikan diri untuk ikut ke tambang mas bawa minyak 1drigen. dugaanku tak salah..hanya separoh perjalanan dia sanggup,bebannya digantikan orang lain dan dia pulang dengan perasaan nggak enakan. NAmun sebagai istri kita harus selalu menguatkan suami kita..memberikan kata kata yang baik agar dia tidak putus asa dan tersinggung. akhirnya motor bisa diperbaiki ya tentunya memakai dana ku sendiri...dan terpaksa aku bohong sama keluarga terutama ibu...ku bilang saja itu uang untung jualan bawang dari pekanbaru... Ya..sebagai istri kita harus menutupi aib suamikan... pagi itu di cobanya ngojek anak sekolah..sebagai orang baru lumayan juga uang yang didapat...70.000 awal yang bagus fikirku. hari2 kini dia ngojek sampai jam satu siang...trus dari siang sampai malam bantu aku diwarung...ya..walaupun ngojek Alhamdulillah sekarang dia punya penghasilan sendiri. tepat satu bulan setelah kepulangannya dari Pekanbaru...aku merasakan ada yang ganjal ditubuh ini....kok tiap pagi rasanya mau muntah...trus anti terhadap bau masakan...dalam diam ku berfikir…"apa mungkin ku hamil lagi". malamnya,kuceritakan yang kurasa pada suamiku."kalau memang dek hamil lagi mas senang sekali...namun kalau masih di tolak oleh keluarga dek...kita pergi aja dari sini,dimedan kita mulai kehidupan baru.kita buktikan pada keluarga dek bahwa kita mampu. akupun bingung atas penuturan suami,disatu sisi pingin sekali mengikuti keinginan nya,disisi lain kumemikirkan caranya bayar hutang,..dan yang paling sulit adalah berpisah dari anak ku naura.semenjak dia lahir sampai sekarang..belum pernah dia berpisah dariku.jangan karna ingin ikut suami,masa depan anakku taruhannya...sekali lagi aku harus berfikir dengan keras. malam itu ku putuskan membeli alat tes kehamilan.besok habis subuh akan ku cek biar lebih akurat. paginya habis sholat subuh ku ambil alat itu dan ku coba tes..dengan jantung berdegup keras kuucapkan bismillah dan ternyata.....rasa haru tak bisa ku ungkapkan..garis dua terpampang dengan jelas disana...sambil berlari kutunjukkan sama mas hasilnya, diapun sama halnya senang tak terkira.akhirnya kami depercayakan lagi untuk memiliki buah hati. rasanya malas sekali mau kasih tau ke keluarga,karna kuyakin mereka pasti tidak suka...kuputuskan untuk tidak memberitahu mereka...toh nantinya klo perut ini membesar mereka juga akan tau... untuk apa takut hamil..kan hubungan kami halal...biarlah apa yang mereka bilang..anak ini adalah anugrah yang terindah dari zat yang maha kuasa,soal rezeki biarlah Allah yang mengatur,kita hanya berusaha selebihnya biar Allah yang tentukan. hari demi hari,tanda tanda awal kehamilan semakin jelas,mual,muntah,nggk suka dengan aroma masakan...pingin ini itu. sampailah pada malam ltu." mas adek pingin makan bakso tapi belinya di Alahan panjang...disini nggak enak"pintaku pada suami. sebenarnya hari dah mulai hujan,tapi karna keinginanku akhirnya pergilah mas ke Alahan panjang beli bakso yang ku mau.sepulangnya dari sana hari dah Maghrib...habis sholat kucobalah makan bakso..tapi namanya selera ibu hamil bau bakso tadi dah bikin perut aku mual. Tampa kami duga datang lah ibu sambil marah marah,"kau...nggk pandai kau ya...ngasih orang tua,mentang mentang dah punya suami,dah lupa kau sama orang yang telah melahirkan kau... dasar anak tak membalas guna... suamimu itu suatu saat akan meninggalkan mu setelah kau jelek,dia hanya memanfaatkan mu saja kau tau..." demikianlah kemarahan ibu waktu itu...jangankan mas,aku aja sebagai anaknya sakit hati dengar kata katanya yang kasar.. disinilah ku nilai ketabahan suamiku itu...walaupun dia tersinggung dengan kata kata ibu,nggk pernah dia jawab..dia hanya menunduk seakan dia yang salah...padahal ibulah yang salah sangka dan menuduh sembarangan... esok paginya,..."dek mas besok mau pulang naik kereta(sepeda motor)..nggk tahan mas kalau tiap hari adek harus makan hati dengar kata kata ibu..mas tau apa yang ibu bilang semuanya ditujukan buat mas, bukan buat adek..maafkan mas yang belum bisa membahagiakan dek secara materi.. olehkarena itu,mas mau pulang dulu ke Medan...mencari peruntungan disana..nanti kalau dek dah bisa mas jemput mas kan jemput,buat sekarang belum bisa adek mas bawa,karna kandungan dek masih muda sedang rentan..mas nggak adek keguguran kayak kemarin lagi..sabar ya...mas pasti jemput dek." seketika jatuh airmata ini mendengar penuturan suami, sebenarnya diri ini lagi butuh kasih sayang dan perhatiannya...tapi karna sikap orang tua,aku harus ditinggalkan nya..walau dia pergi bukan untuk selamanya,tapi tetap ada rasa tak rela dalam hati ini. "baiklah mas..jika itu yang terbaik adek rela..tapi mas harus janji untuk menjemput adek kembali...adek nggk mau rumah tangga ini hancur lagi.. esok paginya mas dah bersiap untuk berangkat,ada rasa tak rela diwajahnya..tapi tekadnya dah bulat..di pandangnya wajah ini..diciumnya kening ku berkali kali. "mas pergi ya..jaga diri dan calon anak kita baik baik...secepatnya kan mas jemput dek kalau dek dah kuat." ku lepas kepergian suamiku dengan tangis..smoga apa yang di janjikan benar..setelah 3 bulan kan kuminta dia jemput aku kesini. dalam keadaan hati yang sangat sedih,kulihat wajah ibu biasa biasa saja...seakan beliau senang ku di tinggal suami. Bu...andai kau tau betapa hancur hati ini karna ulahmu Bu... tidak tahukah engkau diriku sedang butuh kasih sayang dan perhatian suamiku.aku tau ibu kurang suka karna dia belum punya kerja yang tetap,tapi bukankah wajarbu..karna kami baru menikah beberapa bulan saja.. tidak bisakah ibu bersabar sedikit lagi...kami pasti bisa menggapai hidup bahagia seperti kakak kakak ku. kusesali semua yang telah ibu lakukan..namun perkataan ini hanya terukir dalam hati..karna sebagai anak, ku juga nggk di tuduh anak durhaka nantinya. setelah kepergian suamiku...hari hari terasa sulit kujalani.semuanya malas untuk ku lakukan...kuabaikan warung,ku biarkan ibu yang mengurus semuanya.dalam hati, biarlah ibu merasakan betapa pedihnya hati ini karna ulahnya.biarlah dikira aku tega sama orangtua... setelah tiga bulan berlalu "dek...gimana..apa adek dah siap mas jemput.."trus gimana dengan naura mas..diakan masih sekolah"kalau dia dah tamat nanti kita jemput dia lagi"lalu giman pula dengan hutang dek ke bank," biar mas yang mikiri...yang penting adek siap mas jemput atau nggk."adek siap mas". ku persiapkan diri ini ntuk ikut dengan suami kekota kelahirannya...sebagai istri ku juga nggk boleh egois.. hari itupun tiba,suamiku datang menjemputku... banyak yang melarang ku pergi tidak terkecuali dari pihak keluarga.. tetapi niatku dah bulat...naura pun bersedia untuk tinggal sampai dia tamat nanti. aku pergi..walau ada rasa tidak rela, meninggalkan usaha yang telah bertahun-tahun ku rintis.. meninggalkan anak yang masih butuh kasih sayang.. meninggalkan orang tua,walaupun kakak kakak ku banyak yg jaga. semua rasa ini berkecamuk dihati.ya Allah,benarkah keputusan ku ini..kok rasanya tidak rela dihati. dan disinilah aku sekarang.. kota Medan,tidk pernah kepikiran akan tinggal disini...hari hari terasa sulit..kerjaan mas pun nggak tetap.hidup pun pas Pasan..namanya tinggal dirumah mertua,banyak rasa tidak enakan.. namun hidup tetap harus di jalani,keadaan ekonomi yang sulit,ditambah biaya yang begitu besar...mau tidak mau..banyak mas yang mengeluarkan biaya untuk kebutuhan rumah tangga..Oma sama opa dah nggk punya penghasilan...sedangkan kakak yang tinggal serumah dengan kami hanya membantu seadanya saja karna kerjanya pun hanya sebagai pembantu paruh waktu. ada rasa menyesal dalam hati..tapi apa boleh dikata..semua sudah terlanjur..mau pulang pun nggk mungkin karna kehamilan ku sudah menginjak 8 bulan.takut nanti terjadi apa apa dijalan..pun suami nggk ngasih ijin untukku pulang karna dia juga nggk mau dikira suami yg nggk bertanggung jawab. akhir akhir ini keadaan semakin tidak menentu,kereta yang di pakai mas buat kerja rusak...dan biaya perbaikan nya pun tidak sedikit...sementara sebentar lagi aku mau lahiran... hati ini nggk bisa tenang tenang saja. ya Rabb..hanya kepadamu hamba memohon..berilah hamba petunjuk atas Masalah yanga sedang hamba alami ini. sekarang ku hanya bisa berharap semoga keajaiban itu datang...Bu..aku rindu,naura,ayah...andai kalaian tau disini aku lagi kesusahan..menjalani hidup yang serba kekurangan. orangtua memang nggk pernah salah dalam menasehati anak anaknya,dulu karna keegoisanku akhirnya sampai disini.dikota besar ini..namun sekarang kebingungan menyelimuti hati.. hidup berumah tangga tak selalu manis pada akhirnya..kadang kita harus jatuh dulu baru akan paham artinya sebuah perjuangan. orang orang disekitar yang awalnya baik,kini mulai menampakkan sifat aslinya..mertua yang katanya rela berkorban demi anak anaknya malah mengungkit hutang lama dan harus membayar. pernah suatu ketika mas mau berangkat ngegrab(ngojek).tiba tiba Oma datang dan bilang" do...itu..Oma mau ikut jula jula 10.000 perhari..tapi Dodo yang bayar ya...biar terbayar hutang Dodo ke Oma..kalau nunggu punya uang,kapan kalian akan punya uang".kata kata itu begitu melekat dihati ini.. rasa duri yang di tancapkan di hati..perih sekali. pernah juga Oma bicara yang sangat menyinggung perasaan ku..katanya"Oma..walaupun dulu gaji opa besar..Oma nggak mauengharapkan itu saja.. tetap Oma jualan apalah gitu yang bisa menghasilkan uang.nggk hanya duduk diam dirumah." sakit kali dengarnya..mungkin mertua dikit aku enak kayak gini..aku hanya berusaha tabah dalam kondisiku yang lagi hamil.siapa sih yang mau dari hidup berkecukupan ke hidup melarat kayak gini. apa mertua nggk sadar,siapa yang membawa diriku ke keadaan yang seperti sekarang. kutabahkan hati dalam keadaan kayak gini demi menghargai suami,agar siuami berharga Dimata keluarga... masih ku ingat nasehat kakak keduaku waktu mau berangkat kesini.."dek..suami itu adalah imam kita,kita harus pandai m enutupi aib suami... jadi kalau ada kekurangan pada diri suami kita,jangan kita umbar...usahakan dia baik dimata orang banyak..karna sejatinya berumah tangga itu adalah salingelengkapi..manusia tak ada yang sempurna..olehkarena itu..kita tutupi kekurangannya diapun sama.... nasehat itulah yang ku pegang saat ini.ya..walaupun ilmu agama yang ku miliki sangat sedikit..namun sebagai istri juga ingin meraih surga di akhirat kelak...ku tahu surga ku saat ini terletak di ridho suamiku. bukan lebay atau sok soleha(opa..itu nama akun sss ku).tapi meyakini bahwa surga seorang istri terletak pada ridho suaminya..dan letak surga suami ada pada orang tuanya..makanya..seberapa menyakitkan kan pun omongan mertua...aku hanya akan diam saja. ingat sekali ceramah seorang ustad di Youtobe..katanya"wahai para istri...jangan pernah kau meminta pada suami mu,pilih mama atau aku, percaya lah...Dian tak akan sanggup memilih..karna mamanya adalah orang yang akan menjamin surga untuknya..dan engkau adalah sebagian dari hatinya". seorang suami takkan pernah sanggup untuk memilih. maka dari itu,aku nggk berani buat membebani suami atas sikap mertua,adanya bukan mertua yang di salahin melainkan kita sebagai istrinya. pernah suatu hari ku ceritakan apa yang Oma bilang kepadaku, rasanya sakit kali sindirannya,namanya kita nggk ada tempat mengeluh...cuma suami yang kita punya disini...bukan pembelaan yang ku dapat melainkan nasehat seolah aku yang salah.katanya.."udah lah dek...adek maklumi aja...namanya orang tua,benar juga apa yang Oma bilang,adek harus bisa mengambil pelajaran dari kegigihan Oma dimasa lalu...biar kehidupan kita kedepannya lebih terjamin".jelasnya.... ingin rasanya menjawab omongannya mas,tapi....demi menghindari pertengkaran ya sudah lah..lebih baik diam..pun kalau dijawab ujung ujungnya kita juga yang kalah. Nasib tinggal di rumah mertua ya kayak gini...biar betapa pun kesal dihati tetap harus ditahan..apalagi kampung ku sangat jauh dari sini... kadang ku berfikir,andainya bisa punya penghasilan sendiri kayak di kampung..mungkin nggk akan tertekan kayak gini perasaan..namun apa boleh buat...dengan perut besar kayak gini apa yang bisa ku kerjakan. Maka dari itu..iseng iseng kutulis cerita kehidupanku disini...selain bisa mengurangi beban hati ini.. berharap juga ada yang terinspirasi dan mengambil pelajaran atas tulisanku ini.. kalau bisa setelah pernikahan baiknya tinggal berpisah dengan keluarga,biar kita bisa hidup mandiri..pun masalah kita nggk usah orang lain tau.. kalau tinggal di rumah orang tua atau mertua ya..kayak gini lah..apapun masalah kita mereka selalu ikut campur..mau buat apapun nggk ada kebebasan.soal hal yang sepele sekalipun kita tak memiliki kebebasan. seperti kemarin.. rutinitasku setelah suami berangkat ngebid adalah pergi belanja buat bahan dapur kewarung.. pas pulangnya,..rupanya Oma lagi nyantai diretas rumah..Tampa ku sadari diikutinya aku ke dapur..trus dia tanya..masak apa Rima katanya."ini lho ma masak ikan campur kentang di sambal"jawabku..."eh itu ikannya agak lama gorengnya ya biar enak..trus kenapa kentang lagi kan kemarin juga"katanya.sebenarnya aku memang penggemar kentang selalu kucampurkan ke masakan ku..aku jawab aja"aku suka kentang ma". malas sekali, selalu kayak gitu..selalu di diktein masakan ku.. padahal kalau Oma yang masak pada nggak suka karna sering keasinan. tapi kalau soal masakanku selalu dia bilang..beginilah begitulah. disini kuceritakan sedikit tentang mertuaku itu..Oma,orangnya pemalas..kerjanya cuma main game dari pagi sampai malam..trus kalau ada yang ngasih sesuatu dia dulu yang makan..kalau di bilang agak rakus gitu.nanti sisa dia baru di bilang" Rima mau".iih...ogah aku makan sisa..tapi asal pembaca tau orang dirumah ini kayak terbiasa makan sisa kayak gitu..bekas mulut orang lain..iiih..kalau aku mah jijik..mendingan nggk makan kalau kayak gitu. ada satu lagi,apapun yang ku bikin harus di tinggalkan buat Oma atau opa,kalau nggak nanti akan di bilangi ke suamiku..."Rima kalau bikin sesuatu suka makan sendiri adunya sama suamiku. padahal cuma makan mie...kebetulan waktu aku bikin dia nggk ada dirumah..apasalahnya sih beli juga trus bikin gitu...kalau semua mulanya aku bikinkan untuk satu keluarga ni...bisa habis uang pemberian mas...yang aku saja kadang menahan selera demi m nghemat pengeluaran. yang lebih sakitnya apa coba...kalau Oma dah bilang...mas ku itu belain omanya.dsn langsung menegurku"dek lainkali kalau mau bikin sesuatu buatkan juga orang dirumah..jangan cuma makan sendiri.aku yang tak terima,ku jawablah"mas kalau ku bikinkan orang rumah ni semua,habislah uang mas.. apasalahnya sih mereka juga bikin sendiri...kadang ku merasa aku kayak tukang masak deh...sikit sikit bikinkan ini bikinkan itu.lagian mereka juga punya uang mas..terutama Oma..dia sering cerita ke adek kalau dia punya uang banyak...tapi buat perut sendiri kok pelit..lagian ni mas ya..kalau mereka beli mie SOP,bakso atau apalah... mereka juga nggk pernah kasih adek..adek cuma malas cerita ja sama mas.." nah,kalian tau nggk jawaban apa yang ku dapat dari suami tercintaku ini.."nggak apa toh dek...di maklimin aja..namanya kita numpang disini...adek sabar aja ya".. dalam hatiku..giliran aku yang ngadu mudah saja di bilang..yang sabar ya dek Kitakan numpang...aku sadar memang...kami numpang disini...tpi walaupun numpang semua kitakok yang mengeluarkan biaya... terutama dapur..coba besarnya uang dapur itu...uang 5puluh ribu itu nggk cukup untuk memasak satu keluarga ini... belum lagi bayar lampu,beli ini,beli itu...pokoknya ribet deh ko jelasin satu satu. ku sangat berharap cepat keluar dari rumah ini...sumpek disini..semua serba diatur mertua... kadang pingin rasanya balik kekampung..hidup senang dengan anakku..entah kenapa airmata ini jatuh jika ingat anak..apakah aku sudah salah langkah ya... menelantarkan anak demi mengikuti sumaiku. nak,apakabar kau disana..apakah kau sehat..mama rindu sayang...mama janji setelah mama bisa pulang,mama akan pulang dan nggk akan ninggalin naura lagi.sabar sabar disana ya sayang...doa'kan mama selamat lahiran selamat dedeknya... penyesalan memang selalu datang di belakang....aku tau suami ku sangat menyayangi ku,perhatiannya.. tapi penghidupan di kota memang tidak sama dengan di kampung...disini semuanya serba mahal...aku harus berfikir extra untuk memutar keuangan agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga ini. anehnya, masku itu kurang dihargai sama keluarga nya...Oma selalu jelek jelek kan mas ke aku....di bilang nya mas banyak kali ngutang sama Oma,semua kendaraan yang pernah di beli mas itu pake duit Oma katanya.. padahal mas pernah cerita sama aku...kalau selama dia menjadi duda penghasilan nya Oma yang pegang... entah mana yang benar aku pun tak tau..entah Oma sengaja m ngadu domba kami atau apa...kenapa harus ke aku diceritain.. bukan nya dia tau pasti kuceritakan lagi sama suamiku nanti. atau apa mungkin Oma nggk suka kalau aku tinggal disini..sehingga dia mengadu domba aku sama suamiku sendiri... astaghfirullah ampuni hamba ya Allah. ku berharap setelah lahiran nanti bisa pindah dari sini... kalau di fikir fikir...dimana mana ibu yang selalu jadi bahan kelurahan sebuah rumah tangga,semoga saja setelah ku tua nanti tidak akan terjadi hal seperti ini pada anak anakku.. biarkan mereka menjalani kehidupan rumahtangga mereka dengan damai. kita sebagai orang tua cukup dengan hanya memantau,dan kalau mereka salah Share Comments Comments as Jelita Rima sari Only give positive comments please Is this content violating the terms and agreement? report.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

In The Arms Of My Ex's Elder Brother.

read
5.7K
bc

Dominating the Dominatrix

read
48.6K
bc

Love Beyond Numbers

read
3.5K
bc

My Legendary Alpha Mate

read
86.8K
bc

The Luna He Rejected (Extended version)

read
459.2K
bc

Claimed by my Brother’s Best Friends

read
607.5K
bc

Got Pregnant With My Ex-Boss's Baby

read
60.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook