Hallo...
Shin bawa pasangan kode2an hari ini
Cerita ringan kayak angin di dalem chiki chitoz
Happy Reading gengs!
******
GiorgioFd :
Today, 10.03 AM
Bocah, gue bete! Kasih semangat kek
Kianna mengetikkan balasan untuk Gior. Namun, sudah sebaris diketik lalu dihapus lagi, begitu terus berulang-ulang sampai akhirnya Gior mengiriminya chat lagi.
Lo nulis apa deh! Gak nyampe2 ke gue?
Kianna melototkan matanya melihat deretan kalimat itu. Bisa dipastikan jika Gior memang sedang menunggu balasan chat dari Kianna.
Lo gak jadi ngirim apa2 ke gue?
Jangan PHP dek, hati Kakak sakit L
'WTF! Fix, kak Gior gegar otak!' batin Kianna.
Kianna memilih mematikan ponsel dan membereskan barang-barang bawaannya untuk segera kembali ke kelas. Biasanya jam istirahat ini, Gior bersama teman-temannya menghabiskan waktu di kantin, jadi Kianna merasa sedikit lega karena hanya kemungkinan kecil akan bertemu cowok itu.
Jika Gior bersikap aneh seperti ini, Kianna jadi takut sendiri. Takut berharap lebih dan takut kegeeran. Kaki Kianna melangkah cepat menuju kelas, tetapi belum sampai di belokan menuju koridor kelasnya, ada seseorang yang menarik sweater yang ia pakai.
"Aduh!" Kianna mengaduh dan segera menoleh mencari tahu siapa yang menjahilinya.
Kaki Kianna refleks mundur dua langkah menjauhi si tersangka yang baru saja menarik sweaternya. Kianna melirik ke kanan kiri memastikan ada siapa saja di sekitarnya dan nyatanya nihil. Hanya ada dia dan Gior- yah, tersangkanya tentu saja Giorgio Fernandes.
"Hape lo rusak? Bisa baca terus ngetik sampe sekarang ga nyampe-nyampe ketikan lo?" kata Gior to the point.
Niat hati ingin menghindari keberadaan makhluk Tuhan yang sudah mencuri hati dan perasaannya, nyatanya gagal lagi.
"Gue nanya bukannya jawab malah diem," gusar Gior.
Apa aslinya Gior secerewet ini? Setahu Kianna sudah hampir dua tahun jadi secret admirernya, Gior itu ramah, tapi tidak cerewet, kecuali dengan teman-temannya.
"Bingung, Kak," jawab Kianna singkat.
Kianna menjawab sesuai apa yang ada di dalam pikirannya. Gadis cantik itu bingung harus menjawab apa karena ketakutannya tadi, takut kegeeran dan takut berharap lalu sia-sia.
Gior terkejut mendengar jawaban polos dari Kianna.
"Bingung?" beo Gior, Kianna mengangguk.
"Bingung mau ngebales kata-kata gue?" tanya Gior, Kianna mengangguk lagi.
Gior tampak sedikit frustasi menghadapi adik kelasnya yang pasif ini. Kianna berbeda dengan adik kelasnya yang lain, yang jika ia tegur sapa langsung membalas dengan salah tingkah dan bertingkah lebay, sedangkan Kianna, sudah terang-terangan diajak bicara empat mata, gadis itu masih saja irit bicara.
"Ya bales apa kek, semangat kakak, fighting kakak, caiyo kakak, masa iya gak kepikiran nulis begituan," ucap Gior gemas.
Kianna mendesah, semua yang terjadi di hadapannya hari ini seperti mimpi. Bahkan dalam karya di aplikasi yang ia tulis tidak terpikirkan jika karakter tokoh idola yang disukainya mampu bertingkah absurd seperti sekarang. Semua di luar dugaannya.
"Kakak sehat?" tanya Kianna singkat.
Gior berkacak pinggang memandang Kianna dari atas ke bawah.
"Sehat jasmani dan rohani serta kadar ketampanan di level tiada tara," jawab Gior dengan menyugar rambutnya.
Kianna melongo dan menggeleng. Memejamkan mata, ia benar-benar tidak menyangka jika Gior, sang pujaan hatinya ternyata super narsis dan absurd. Sangat berbeda dengan image yang sering ditampilkannya di depan orang ramai.
"Kak, Kia permisi ke kelas dulu yah," pamit Kianna.
Gior langsung menghalangi jalannya.
"Yang ngebolehi lo pergi siapa? Belum juga jawab. Gue lagi bete, gue butuh semangat," ucap Gior.
'Lama-lama kak Gior rese juga yah. Efek bete bisa beginikah? Aku harus jawab apa sih?' batin Kianna.
"Kalo lo gak kasih semangat ke gue, lo gak boleh ke kelas. Kita bolos berdua," kata Gior santai lalu bersiul.
Kianna tercengang. "Hah?"
"Pilih mana? Jawab terus, pergi atau gak jawab, kita bolos," Gior memberinya pilihan.
Kianna menghela napas dan berpikir sejenak. Sebuah kalimat yang semalam ia tulis di post card tiba-tiba terlintas di kepalanya.
"Kak Gior, Trust yourself you know more than you think you do," ucap Kianna cepat.
Gior memandang Kianna dengan senyum lebar.
"Kenapa gak dari tadi sih ngomong begini. Kalo begini 'kan, enak jadinya," kata Gior semangat.
"Trust yourself you know more than you think you do! Okay, noted it!" Gior menggumamkan kalimat yang diucapkan Kianna padanya dan mengetik sesuatu di ponselnya.
Entah kali keberapa Kianna menghela napas panjang dalam satu waktu ini.
"Jadi, Kia udah boleh ke kelas 'kan, Kak?" tanya Kianna meminta izin.
"Iya boleh, silakan Kianna Augustephie." Gior mempersilakan Kianna lewat di depannya dengan menunjukkan senyum lebar memperlihatkan deretan gigi rapinya.
Baru tiga langkah Kianna berlalu meninggalkan Gior, suara cowok itu terdengar lagi membuat Kianna menghentikan langkahnya dan menoleh. "Ki, kata Bambang, kayaknya rambut lo bagusan digerai aja," teriak Gior.
Kianna mendesah pasrah dan secara refleks mengangguk.
Detak jantung Kianna sudah berdebar tidak menentu. Kesempatan dekat dengan Gior terbuka lebar dengan sendirinya. Bahkan tanpa disangka-sangka, cowok itu yang mulai mendekati dirinya. Entah dalam rangka dan maksud apa, Kianna tidak berani menebaknya. Sikap Gior semakin ke sini semakin tidak seperti bayangannya. Tingkah ajaib Gior yang begitu tiba-tiba membuat kejutan tersendiri untuk Kianna.
******
Kianna duduk memandangi layar laptop. Deretan kata-kata, baru saja ia tuliskan dalam paragraf untuk part baru di ceritanya. Menulis cerita berdasarkan kisah nyata ternyata jauh lebih sulit dibanding menulis cerita hasil khayalan babu.
Kolom komentar di part sebelumnya sudah dipenuhi dengan kalimat tanya Kapan Update! Kianna menyangga wajahnya dengan kedua telapak tangan. Moodnya terbang melayang melanglang buana menembus cakrawala. Pikirannya tak lagi terfokus pada cerita yang sedang ia tulis yang dinanti para pembacanya. Kianna memandangi buku catatan Nada dan juga ponselnya yang menampilkan i********: wajah Gior.
"Kesempatan udah ada. Kak Nada juga udah kasih lampu ijo, tapi tiap kali deket kak Gior aja, udah mati gaya duluan, ga tau harus ngapain,"
"Pengen kayak yang lain, kalo disapa kak Gior tuh nanya ini itu, tapi—aku? Boro-boro. Udah jelas ditanyai aja, masih bingung harus jawab apa. Lama-lama kesempatan ini bakal ilang, kak Gior juga makin ilfeel sama cewek pasif kayak aku ini," gumam Kianna sambil memainkan penanya.
"Kenapa lagi-lagi nama kak Bambang dibawa-bawa yah? Ini kak Bambang beneran suka aku atau akal-akalan kak Gior aja? Ya Allah, suruh kak Gior jangan bikin Kia geer terus ujung-ujungnya patah hati,"
"Belom juga berkembang masa udah layu duluan!" gerutu Kianna.
Sepanjang malam sebelum tidur, Kianna uring-uringan memikirkan sikap ambigu Gior padanya. Menebak-nebak, apakah cowok itu sebenarnya ada rasa padanya atau cuma senang menggoda adik kelas?
Kianna menutup laptopnya dan memilih untuk stalking di i********:.
GiorgioFd :
Today, 09.05 PM
Bocah, udah tidur belom?
Lagi on, jangan pura-pura juling gak baca
Pertanyaannya gampang, jangan bilang ga bisa jawab
Kianna melempar ponselnya, terkejut! Tidak menyangka jika lagi-lagi akan mendapatkan DM dari Gior. Bagaimana mungkin cowok itu tahu jika Kianna sedang online?
'Aku lupa matiin notifikasi online-nya. Pantesan ketahuan lagi online. Huft!' batin Kianna.
KiaAugst :
Today, 09.17 PM
Belom, Kak
Nunggu, 12 menit cuma balesannya belom doang!
Abis belajar, Kak
Gpp, ada kemajuan mau bales :D
Ada apa, Kak?
Lagi galau! L
Jadi?
Gak ditanyai, galau karena apa?
Galau kenapa, Kak?
Penasaran yah? Kepo yah? Aih...
Kianna menganga membaca chat terakhir yang dikirim Gior padanya. Sumpah demi apa pun mungkin akun Gior sedang dibajak manusia alay upay iyuh yang tidak bertanggungjawab.
Today, 09.28 PM
Lagi galau-in cewek slow respon! Entah dia itu lemot atau emang sok gak peka
Oh, Mungkin kak Nada sibuk, Kak. Kakak harus ngertiin
Au ah elaaaapp
Di sini gak mati listrik, Kak, terang benderang
seen
Kianna merasa tidak ada yang salah dengan kalimat balasannya. Kenapa chat terakhirnya hanya dilihat oleh kak Gior?
"Lebih susah baca sikap kak Gior dibanding ngerjain soal fungsi trigonometri," gumam Kianna.