jalan jalan pagi yang menyehatkan lahir dan bathin
pagi itu,hari minggu.dari hari sebelumnya teman teman seperjuangan sudah membuat janji untuk berolahraga pada minggu pagi. aku,ajat,diwan,asep,herman,alan,dan firman sudah deal untuk acara minggu pagi besok. tibalah keesokan paginya,dari ujung utara ajat mulai nyamperin aku dan teman teman lainnya hingga terkumpullah pada pukul 5: 30 wib pagi,tersisa dua orang yg belum terluhat kami memutuskan untuk pemanasan dan berjalan pelan terlebiih dahulu,hingga dua anak ini menyusul ketika kita sampai di salah satu desa yang sangat indah berada diatas perbukitan." mampir gag nih..." celetuk herman meggodaku, yang saat itu memang ada sseseorang yang sedang aku sukai di desa itu,jawabku " boleh siapa takut..", semua tertawa sambil menuju g**g rumah cewe ini. sampailah di depan rumah perempuan itu,tremor seluruh badanku hehehe, " ayo er panggil namanya,jangan cuma dalam do'a saja hahahaha" ajat meledekk, menghilanglah aku dari depan kawan kawanku,dan ternyata dia sudah dengar keributan di depan rumahnya. senyum hangatnya menyambut rombongan bocah yang tidak jelas, dia langsung menuju dimana aku menghilang,"....mas kok sembunyi, sini bawa masuk teman teman udah siap loh sarapannya", terkejutlah aku disitu, ternyata memang ini salah satu kejutan dari teman teman yang sudah di persiapkan. seketika itu makan pagi semua di tempat perempuan ini,panggil saja dia harum,harum tidak pernah mengalihkan pandangannya kepadaku,tambah tremor lah aku disitu,selesai sarapan orangtua harum pulang dari pasar," loooh kok pada diluar sarapannya..." " mampus " dalam hatiku berontak. "..pada mau kemana nih olahraganya" tanya orang tua harum kepada rombonganku, "... mau nyoba fisik sampai curug (air terjun) bu,,," jawab firman, "jauh sekali nak,yaqin kuat sampai sana?" tanya ibu harum lagi. "...kan udah di kasih sarapan lahir dan bathin bu.." ledek ajat. setelah selesai bergegaslah kami menuju ke tujuan utama,yaitu curug cipendok. singkat cerita sesampainya disana kami kira masih terlalu pagi untuk membayar tiket,ternyata tetap saja kena tiket,jelas jelas kami saedang olahraga.. hahah ya sudahlah. beberapa waktu berlalu perjalanan asmara erri dan harum pun ternyata tidak bisa diteruskan, karena sikap erri ini yang masih tidak berani untuk mengungkapkan isi hatinya, dia hanya bisa menatap dari kejauhan, disaat harum berangkat sekolah, dan dia juga hanya bisa menitipkan ucapan selamat ulang tahunnya lewat teman akrab harum,dan hanya sekeddar permen yang tidak begitu mewah,karena erri sendiri dari keluarga yang amat sederhana, sebelum berangkat sekolah pun dia selalu membantu orang tuanya membuka lapak jualalnnya,dan mengantarkan adik kecilnya ke sekolah dasar.uang sakunya hanya pas untuk pulang pergi ke sekolah, namun kalau ada tumpangan dari temannya yang memiliki kendaraan sendiri barulah dia bisa menikmati jajan kantin di sekolahnya. selama dia bersekolah dia hanya bisa mengandalkan kebaikan teman temannya agar bisa jajan,meski dia tidak pernah memintanya,namun sering teman temannya yang memaksa dia. uang SPP pun dia dapat bantuan dari beasiswa siswa tidak mampu, pernah mendapat beasiswa prestasi,namun hanya satu semester saja,selanjutnya dia tidak bisa mencapai prestasi di kelasnya., kemungkinan karena kegiatan dirumahnya yg selalu meringankan kedua orang tuanya. dia punya 3 saudara, terkadang adiknya yang masih bayi,yang selalu dia bawa di setiap waktu, jarang sekali untuk mendapat waktu luang untuk bermain.berganti tahun dia dan teman temannya menjadi ssenior di sekolah dimana mereka mencari ilmu, banyak dari adik adik kelas yang imut imut. tersangkutlah satu tatapan adik kelas yang saat itu masih malu malu kucing dan curi curi pandang ke erri ini,setiap waktu selesai Masa orientasi siswa,dia selalu menghampiri eri,dia mulai menanyakan nama dan hingga ahirnya akrab. Namun aturan pada MOS ini senior tidak boleh sekat dengan juniornya apa lagi sok kenal sok dekat, ahirnya eri kena hukuman push up 20 kali. pada saat MOS berjalan eri ini juga mencoba bakatnya di bidang kepenyiaran radio, awalnya dia hanya ikut ikutan seniornya, menatapi bagaimana cara mengoperasikan alat alat yang ada di radio,juga mempelajari bagaimana cara berbicara di depan mikrophone tanpa adanya lawan bicara. sampai ahirnya ada kegiatan pendidikan dan pelatihan penyiar, erri opun tidak mau melewati kesempatan ini,namun ternyata waktu itu juga dia harus melaksanakan praktek kerja lapangan di sekolahnya,ahirnya dia batal mengikuti acara tersebut,.......