Louisa bergerak kikuk sambil meringis. Bola mata wanita itu mengedar ke arah sembarang yang membuatnya terbebas dari tatapan menelisik sang mama, juga kedua sahabatnya. “Apa Mama sudah melewatkan sesuatu, Louis?” tanya Casandra setelah menahan diri beberapa lama. Ruangan itu masih hening ketika semua penghuni menutup mulut mereka. Casandra menunggu jawaban dari Louisa, sementara bola mata wanita itu bergulir sepersekian detik ke arah Sebastian yang berdiri tak jauh dari ranjang. Casandra menghembuskan napas. “Mama tidak pernah melarangmu berhubungan dengan pria manapun. Asal pria itu tidak sedang memiliki hubungan dengan perempuan lain. Jangan pernah menyakiti sesama perempuan.” “Bukan—” “Saya tidak memiliki hubungan dengan perempuan lain, Nyonya.” Louisa yang belum selesai bicara da