Rapuh

1420 Words

POV BIMA Selepas shalat Maghrib berjamaah, aku mengutarakan niat menikahi Rara pada Mama Lirna. "Kamu serius Bim? Mau menikahi Rara?" tanya Mama Lirna. "Jangan bergurau kamu, Bim. Mama saja tidak bisa membedakan mana serius mana bercanda," ujarnya. Tidak pernah kusangka, ternyata gurauanku memiliki efek samping luar biasa. Bahkan saat serius pun mereka anggap aku bercanda. "Ma, serius. Sekarang Mama mau terima Bima jadi menantu Mama atau tidak? Lihat, Bima sudah memakaikan cincin di jari manis Rara," ujarku menunjukkan jari Rara yang sudah memakai cincin dariku. "Kalau kamu serius sih Mama setuju, Bim. Kamu tolong secepatnya saja nikahi Rara. Supaya apa? Supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Bahaya pacar-pacaran," ujarnya. "Oh kalau itu sudah pasti Ma." "Rara sayang … ka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD