Sinar mentari menyingsing di ufuk Timur. Menyilaukan mata Adresia yang masih terpejam lelap. Tidur dengan damai tanpa ganggun apapun. Bahkan Atha yang baru saja masuk ke kamar miliknya yang melihat gaya tidur gadis bar-bar itu pun tersenyum geli. Bagaimana rok kecil itu tersikap masih teringat jelas diingatan Atha. Walaupun ia tidak memungkiri bahwa tubuh Adresia sangatlah mulus, lebih mulus daripada yang ia lihat selama ini. Asisten rumah tangga Atha pun datang. Wanita paruh baya itu memang setiap pagi datang untuk membuat sarapan serta membersihkan rumah. Sedangkan Atha yang baru saja menuruni tangga pun langsung tersenyum tipis. “Bi, hari ini tolong buatin sarapan 2, ya,” pinta Atha sambil membuka kulkas. “Ada teman, Mas?” tanya Bi Surti. Atha mengangguk pelan sambil menuangkan s**u