Bab 6. RDK

1162 Words
Keesokan harinya, Adelio mempersiapkan diri untuk pergi keliling desa lagi sebab kendala hujan kemarin. Namun, saat ini dia memilih sendirian sebab ada hal penting yang akan dilakukan Tuan Alberic. Adelio pergi dengan di antarkan beberapa pengawalnya. Walaupun Adelio ingin pergi menggunakan mobilnya sendiri, tetapi di larang oleh ibundanya sebab beliau tak ingin anaknya kenapa-napa. Adelio sering mengingatkan Nyonya Lynn jika dia mampu menjaga dirinya sendiri, tetapi tetap tak diizinkan. Adelio mengemudikan mobilnya menuju desa tempat Grizhelle tinggal. Dia tak semata-mata berkeliling tetapi juga ingin wanita yang membuat ia terpana. Dia menuju tempat jualan yang kemarin bertemu dengan Grizhelle, tetapi dia tak menemukannya di sana. "Kok nggak ada, ya. Bukannya kemarin di sini?" Berhentinya Adelio, mengundang tanya bagi prajuritnya. "Den, ada apa?" tanya salah satu prajurit yang penasaran. "Enggak, aku minta tolong tanyakan ke warga sekitar di sini. Gadis dan ibunya yang jualan kemarin di mana, ya?" pinta Adelio. "Baik, Den. Saya tanyakan ke warga," jawab prajurit itu. Prajurit itu segera melangkahkan kaki menuju orang yang sedang duduk di depan teras rumahnya itu. Mereka tampah berbicara, kemudian prajurit itu kembali menghampiri Adelio. "Den," panggil prajurit itu. "Iya, bagaimana?" tanya Adelio mencoba memastikan. "Katanya, sepertinya mereka sedang berjualan. Kalau berkenan, Aden boleh datang ke rumahnya saja," ujar prajurit itu memberitahukan. "Oke, kita ke sana saja, ya. Oh iya, sebagian dari kalian boleh kembali. Dua orang saja yang ikut bersamaku," pinta Adelio. "Tapi, Den," pungkas salah satu prajuritnya. "Sudahlah, aku nggak apa-apa, kok. Kalian cepat kembali," perintah Adelio. Setelah itu, Adelio segera melajukan mobilnya menuju rumah Grizhelle. Entah kenapa, dia merasa penasaran dengan gadis cantik itu. Sesampainya di rumahnya, dia mengetuk pintu rumah Grizhelle dan dengan cepat dia membukanya. "Eh, Aden. Mari masuk," ajak Grizhelle mempersilakan. Adelio pun tersenyum, lalu berangsur masuk ke dalam rumah kecil Grizhelle. "Silakan duduk, Den. Biar saya ambilkan minum," ujar Grizhelle sembari berbalik badan hendak ke dapur. "Tunggu." Adelio menghentikan langkah Grizhelle. "Iya, Den," ujar Grizhelle sembari membalikan badannya lagi. "Duduklah, aku hanya ingin meminta tolong kepadamu. Boleh?" tanya Adelio. Grizhelle menganggukkan kepala, kemudian segera duduk. "Iya, Den. Ada yang busa saya bantu?" "Kamu lagi nggak jualankan?" tanya Adelio hanya ingin memastikan. Grizhelle menggelengkan kepalanya. "Bisa ikut denganku untuk berkeliling di desa ini? Ehm, itu pun jika kamu lagi nggak sibu, sih." Adelio merasa gugup ketika berhadapan dengan Grizhelle. Dia merasa ada yang aneh dalam hatinya kala melihat senyuman yang mereka di bibir gadis cantik itu. "Bisa, kok. Saya izin Ibu sekalian ganti baju, ya," ujar Grizhelle lalu pergi ke belakang. Adelio senyum-senyum sendiri saat melihat gadis cantik di hadapannya itu pergi meninggalkannya. Senyum manisnya seakan melekat di dalam hatinya. 'Ya Tuhan, rasa apa ini? Mungkinkah ini semua rasa yang dulu aku rasakan juga?' Tak berselang lama, Grizhelle datang dengan menggunakan baju atasan kaos putih sederhana dan rok berwarna merah muda yang panjangnya di bawah lutut. Dia datang dengan menggandeng tangan ibunya dan tentunya melemparkan senyuman ke arah Adelio. Adelio hanya mampu terperangah kala melihatnya. Pakaian yang sederhana dan rambut panjang terurai mampu mencairkan hatinya yang pernah membatu. "Den, maaf rumah kami jelek," ujar ibunya Grizhelle. "Nggak peduli sama rumah, jika penghuninya secantik bidadari," ujar Adelio tanpa ia sadari. Dia masih menatap wajah Grizhelle dengan seksama kala mengatakan itu. "Maksudnya?" sahut Grizhelle. Di saat itulah, Adelio baru tersadar dan seketika salah tingkah. "Eng-enggak, apa-apa. Bisa langsung berangkat?" Adelio yang merasa gugup pun memilih mengalihkan pembicaraannya. Grizhelle menoleh ke adah ibunya. "Bu, Izhelle berangkat dulu, ya. Mau menemani Aden Adelio berkeliling. Ibu baik-baik di rumah." "Iya, Nak," jawab Ibu Grizhelle membalas jabatan tangan anaknya. Saat itu juga, Adelio ikut berpamitan sebelum berangkat. Mereka memilih untuk berjalan kaki berdua saat memutari desa ini. Entah kenapa, Adelio merasa nyaman dan bahagia kala bisa bersampingan dengan Grizhelle. Grizhelle di sini menjelaskan apa yang dilewati mereka, tapi berbeda dengan Adelio yang tak mendengarkan sama sekali. Dia malah fokus ke wajah Grizhelle yang tampak serius. "Den ... Aden," panggil Grizhelle membuyarkan lamunan Adelio. "Hah," jawab Adelio. "Kenapa? Ada yang salah dengan penampilan saya?" tanya Grizhelle tampak gakut jika ada yang salah dengan dirinya. "Enggak, kok. Kita duduk di saung itu, yuk." Adelio menunjuk ke arah saung di dekat sawah. Grizhelle tentu mengiyakannya. Mereka duduk berdampingan tanpa ada sepatah kata apapun yang keluar dari mulutnya. Mereka sama-sama salah tingkah, tetapi Grizhelle lebih sadar diri siapa orang yang saat ini di sampingnya. Bagi dia sulit untuk menggapai bintang di langit, jika dia hanya sebutir pasir yang ada di tanah. Tak mungkin mereka bersatu, walaupun hanya ada dalam mimpi. "Ehm, kamu tadi di panggil Izhelle sama ibumu?" tanya Adelio membuka percakapan. "Iya, nama sayaGrizhelle tapi Ibu dari kecil suka manggil Izhelle. Entahlah, apa alasannya saya nggak ngerti," jawab Grizhelle dengan menundukkan pandangannya. Dia terasa gugup kala melihat Adelio secara terus menerus. Dia takut, ada yang salah dengan perasaan yang ia miliki. "Oh, lucu, ya. Ehm, bisa nggak kalau lagi berdua manggilnya jangan Aden. Panggil aku Adelio gitu. Sekalian, jangan pakai kata saya, jadi canggung banget," pinta Adelio. "Kenapa? Nggak sopan nanti, jika saya langsung memanggil namamu. Aku nggak mau," tolak Grizhelle. Adelio dengan spontan meraih tangan Grizhelle. Tatapan mereka bertemu, hingga tertegun beberapa detik setelah itu. "Ehm, ma-maaf," ujar Adelio terbata-bata sembari melepaskan tangannya. Wajah Grizhelle memerah. Dia tersipu malu, kala Adelio menatap dirinya. "Iya, nggak apa-apa," jawab Grizhelle sembari memainkan jarinya. "Oke, mulai sekarang harus panggil nama aja, ya. Biar nggak canggung manggilnya pakai aku, kamu gitu. Hanya kita yang tahu, kok," pinta Adelio lagi. Kali ini tak ada penolakan lagi dari Grizhelle, dia hanya menganggukkan kepalanya. Tak lama setelah itu, mereka memilih untuk kembali melanjutkan perjalanan. Mereka memutari desa sembari becanda. Suasana tak secanggung kala pertama kali bertemu. Walaupun tatapan beberapa orang yang menatap mereka terlihat sinis namun tak dihiraukan oleh Adelio. Berbeda dengan Grizhelle, dia takut jadi omongan warga yang tak menyukainya. Tapi, saat ini dia mencoba berpikir positif agar tak menimbulkan pikiran suudzon pada orang lain. Tanpa mereka sadari, matahari kian tinggi. Panas seakan-akan membakar kulit. Tetapi, senyuman Adelio membuat hati Grizhelle merasa sejuk. Mereka sama-sama merasakan rasa nyaman itu. Tetapi, sesaat kemudian Grizhelle merasa kembali dihempaskan oleh kenyataa. Dia sadar, strata mereka terlalu jauh berbeda, bagaikan langit dan bumi. "Kita pulang ke rumahmu, yuk," ajak Adelio. Grizhelle hanya menganggukkan kepalanya lagi. "Makasih untuk hari ini, ya. Maaf jika mengganggu waktumu," ujar Adelio saat berada di jalan kembali ke rumah Grizhelle. "Iya, nggak apa-apa, kok. Dengan senang hati menemanimu," ujar Grizhelle. ☆☆☆ Hai... Ini karya orisinal aku yang hanya exclusive ada di Innovel/Dreame/aplikasi sejenis di bawah naungan STARY PTE. Kalau kalian membaca dalam bentuk PDF/foto atau di platform lain, maka bisa dipastikan cerita ini sudah DISEBARLUASKAN secara TIDAK BERTANGGUNGJAWAB. Dengan kata lain, kalian membaca cerita hasil curian. Perlu kalian ketahui, cara tersebut tidak PERNAH SAYA IKHLASKAN baik di dunia atau akhirat. Karena dari cerita ini, ada penghasilan saya yang kalian curi. Kalau kalian membaca cerita dari hasil curian, bukan kah sama saja mencuri penghasilan saya? Dan bagi yang menyebarluaskan cerita ini, uang yang kalian peroleh TIDAK AKAN BERKAH. Tidak akan pernah aku ikhlaskan. Lina Agustin
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD