Lelah seharian memutari tiap toko guna mempersiapkan sebuah pernikahan yang mereka berdua inginkan. Kini keduanya duduk di sebuah restoran. Malam ini cukup redup, bintang di angkasa tak secerah memancar biasanya. Ditambah pula dengan konsep restoran ini yang mengusung tema hangat sehingga hanya terdapat beberapa lampu kuning yang menjadi penghiasnya. Juan merasa hari ini Pewita berbeda dari hari-hari biasanya. "Pewita." "Hm?" Pewita yang tengah mengaduk-aduk jus jeruknya tersentak dan langsung menatap calon suaminya tersebut. "Ada masalah?" "Nggak kok, Mas." Begitulah cara Pewita menghormati sosok Juan yang sebentar lagi menyandang status sebagai suaminya. Meski usianya jauh lebih tua dari Juan. "Wajahmu tidak bisa membohongi saya, Pewita. Jujur. Setidaknya, kelak nanti saya y