21 “Nggak mau!” pekik Inara tertahan. Pelukan Syabil dirasakannya semakin erat. Gadis itu berusaha untuk bisa melepas rengkuhan suaminya. Sekuat tenaga, ia bertumpu pada telapak tangan yang menempel di kedua bahu Syabil untuk bangkit. Syabil tertawa mendengar omelan Inara yang berusaha lepas dari pelukannya. Perlahan, ia pun merenggangkan tangannya. Inara segera berdiri menjauh darinya. “Syabil!” Inara meneriaki sang suami. Namun, ia langsung menutup mulut begitu Syabil memberi isyarat untuk tidak megeraskan suaranya dengan menunjuk pintu kamar. Inara lupa jika ia tengah berada di rumah sang mertua. Gadis itu menghentakkan kedua kakinya dengan mimik wajah manyun. “ Aku nggak suka dipeluk-peluk gitu.” Syabil terbahak mendengar ucapan dan melihat mimik menggemaskan Inara. Ia segera bangk