kembali bertemu tapi tak mengenali

1227 Words
Rama mengetuk-ngetuk meja restoran tempat dia duduk menunggu dengan tidak sabar, beberapa kali dia melihat pada HP-nya. Lebih dari 40 menit dia menunggu, tapi wanita yang dikatakan Ibunya akan datang belum juga kelihatan. Dia juga sudah menghabiskan dua cangkir kopi, sambil sesekali melihat pada gawainya untuk melihat beberapa pesan masuk. [ Cewek itu pakai baju biru, kulitnya putih badannya tinggi ] [ Ibu sengaja ngak kirim fotonya biar kamu penasaran, tapi dia sudah tahu siapa kamu ] [ Sudah Ibu kasih lihat foto kamu sama dia, cewek itu pasti suka sama kamu Karena kamu itu kan anak Ibu yang paling ganteng ?] Pesan Ibunya terlalu berlebihan menurut Rama, dan hasilnya dia menjadi kesal sendiri karena menunggu. Beberapa kali dia melihat ke arah pintu masuk di restoran berharap ada wanita muda berbaju biru masuk. Dia hampir putus asa karena menunggu dan bermaksud pergi meninggalkan restoran saat melihat pintu restoran itu terbuka. Seorang gadis cantik dengan pakaian mididress tanpa lengan, berambut panjang yang di ikat ekor kuda masuk. Rama terpaku melihat gadis itu, apalagi dia mengenal siapa gadis itu walaupun cukup lama tidak bertemu. Rama ingin berjalan mendekati tapi langkahnya langsung terhenti ketika melihat seorang pemuda datang dan memeluk bahu gadis itu dan mereka tersenyum senang. Gadis dan pemuda itu duduk tak jauh dari tempat Rama duduk. Gadis itu duduk menghadap pada Rama yang membuat pria itu bisa melihat jelas wajah cantik itu. Cukup lama Rama memperhatikan wajah cantik tanpa polesan make up yang berlebih tampak natural , dan sepertinya gadis itu menyadari tatapan itu dan melihat pada Rama. Cukup lama mereka terpaku saling memandang sampai tak sadar Rama menarik ujung bibirnya membentuk senyum kecil yang jarang dia lakukan. Gadis itu terlihat tersipu malu dan menundukkan kepalanya, tapi senyum di wajah Rama menghilang saat pemuda yang bersama gadis itu berpaling dan melihat Rama dengan tajam. "Rama ya?" sapa seorang wanita yang berdiri di sampingnya. Rama menoleh dan melihat seorang wanita dengan pakaian ketat super seksi berwarna biru gelap menyapanya. "Ya, saya Rama," sahut Rama. "Saya Nindita, saya yang punya janji bertemu sama kamu," kata wanita sambil memperhatikan penampilan Rama dengan seksama setelah itu langsung duduk tanpa di minta. "Kamu terlambat datang lebih dari 40 menit," kata Rama dengan sinis. "Saya punya urusan yang tak bisa ditinggalkan," kata Nindita sambil melambaikan tangan memanggil pelayan untuk memesan minuman. "Kenapa kamu tidak mengabari kalau datang terlambat?" tanya Rama. "Saya lupa," kata Nindita mengibaskan rambut panjang yang di biarkan tergerai. Rama mendengus kesal, melipat tangan di dadanya dia memandang pada wanita itu dengan tajam. "Kau lupa?" Rama mengangkat sebelah alisnya dengan heran. "Ya, dan lagian kau di sini masih menunggu kan?" kata Nindita sambil melihat hp miliknya. "Seharusnya kau senang karena aku masih datang walaupun itu terlambat," kata Nindita dengan nada sombong. "Kenapa kau pikir aku masih senang walaupun kau datang terlambat?" tanya Rama. "Karena aku adalah wanita yang sangat sibuk, tapi masih sempat datang untuk melakukan ini," kata Nindita sambil sibuk dengan gawainya. "Jadi kau adalah wanita yang sibuk?" tanya Rama sinis. "Ya," "Kalau begitu kenapa kau masih datang padahal kau sangat sibuk?" "Karena kata Tanteku pria yang akan aku temui itu pria tampan, mapan dan juga adalah orang yang sangat penting pemilik perusahaan besar." "Tapi ternyata kelihatannya.." Rama menunggu wanita itu melanjutkan kalimatnya. Wanita itu tertawa meremehkan, "ternyata dari penampilanmu saja terlihat kau itu seperti apa." "Seperti apa?" "Ya seperti biasa-biasa saja, bukan orang penting yang seperti di katakan oleh Tanteku," jawab Nindita lugas. Nindita sekali lagi melihat penampilan Rama dengan kemeja berwarna abu yang lengannya digulung, celana hitam dan sepatu sneaker yang lama juga kusam. "Sayang sekali kalau begitu, ternyata saya di luar ekspektasi yang kamu bayangkan?" tanya Rama. "Ya benar, ternyata kamu itu di luar dari syarat yang aku inginkan," kata Nindita. "Di luar syarat?" "Ya, kalau kau tidak tampan tak masalah, tapi paling tidak kau itu harus kaya dan punya banyak uang," kata Nindita dengan nada meremehkan. "Kenapa begitu?" "Karena biaya untuk hidupku sangat mahal," jawab Nindita sombong. "Sayang sekali, sepertinya aku tidak bisa memenuhi syaratmu itu, aku tidak kaya dan tidak punya banyak uang," jawab Rama. "Jadi bukankah ini jadi sia-sia karena aku tetap datang ke sini?" tanya Nindita mengejek. Rama mengangguk, "Ya sia-sia." "Baiklah kalau begitu, aku harus pergi karena masih ada keperluan lain," kata Nindita. Rama melambaikan tangan untuk memanggil pelayan, meminta nota. Pelayan datang membawa nota dan Rama mengeluarkan kartu berwarna hitam dari dalam dompetnya. Nindita yang sudah berdiri ingin meninggalkan Rama melihat pada kartu itu dan dia terkejut saat melihat benda itu. Saat Nindita ingin bicara dengan Rama pria itu berpura-pura sibuk dengan Hp miliknya berjalan berlalu melewati Nindita. "Halo Mr Owen, How are you? So glad that you contacted me now." "Of course our conversation yesterday must be continued." Dan ketika Rama melewati gadis yang tadi di tatapnya saat masuk, dia berhenti sebentar menatap wajah gadis itu dan setelahnya ia pun berlalu pergi. @@@@ Rama tiba dikantor dengan hati yang kesal, dia langsung pergi ke ruang kerja Danu. Terkejut dengan kedatangan Rama yang datang dengan wajah marah membuat Danu penasaran. "Bagaimana dengan kencannya?" tanya Danu. "Itu bukan kencan," jawab Rama. "Jadi di sebut apa?" "Tidak di sebut apa-apa." "Berjalan dengan lancar tidak?" "Tidak." "Kenapa tidak?" "Karena setelah menunggu lebih dari 40 menit, hasilnya mengecewakan." "Siapa yang dikecewakan, kamu atau wanita itu?" "Wanita itu " "Kenapa dia kecewa?" "Karena aku tidak memenuhi syarat yang diinginkan olehnya." "Ha! Syarat? Syarat apa?" "Wanita itu bilang, aku tak harus tampan tapi paling tidak aku harus kaya dan punya banyak uang juga orang yang penting pemilik perusahaan." "Jadi aku jawab sayang sekali aku tidak punya itu semua." "Apa? Tapi kau kan .." Danu hanya bisa melongo saat Rama mengatakan hal itu. tapi kemudian tawa Danu meledak, dia terpingkal-pingkal mendengar semua perkataan Rama. "Edan kamu Ram!" kata Danu tak berhenti tertawa. "Biar saja, lebih baik aku bilang begitu jadi aku tahu setulus apa wanita itu padaku," kata Rama dengan raut wajah kaku dan terlihat serius "Betul juga itu, tapi Bude Tri pasti sangat sedih karena ini gagal lagi," kata Danu sambil membayangkan wajah Ibunya Rama. "Biarlah," kata Rama berjalan hendak pergi meninggalkan ruang kerja Danu "Rama," panggil Danu. "Apa?'" tanya Rama. "Tentang karyawan baru yang rekomendasi temanku dari Jerman, kamu mau lihat dulu ngak data pribadinya?" tanya Danu. "Nanti saja, " kata Rama. "Sebaiknya kamu lihat dulu, rencananya Senin ini aku bakal suruh dia datang buat interview," jelas Danu. "Ini sebaiknya kamu lihat dulu," kata Danu lanjut. "Nanti saja, Senin kalau dia datang saat interview sekalian," jawab Rama sambil berjalan keluar ruangan itu. "Tapi Rama.." kata Danu tapi tak meneruskan karena Rama sudah menghilang di balik pintu. Kemudian Danu memandang file dari pelamar kerja di perusahaan mereka. "Elsa Zaila, nama yang cantik seperti orangnya," kata Danu memandang foto yang terlampir bersama data pribadi yang lain. Sementara Rama kembali keruang kerjanya, dia pun duduk di kursinya kemudian melepaskan kacamata miliknya mulai memijit pangkal hidungnya. Rama pun membuka layar hp miliknya dan di sana terlihat wajah cantik sedang tersenyum. Tidak lama pun Rama ikut tersenyum karena untuk pertama kalinya dia mengambil gambar seorang wanita diam-diam. "Elsa, akhirnya Abang lihat kamu lagi ." "Tapi sepertinya kamu udah ngak kenal Abang lagi, padahal baru empat tahun lebih kita tidak ketemu." "Adik Abang ternyata baik-baik saja sekarang." "Semoga kita ketemu lagi dan Abang harap Elsa kenali siapa Abang sekarang." Rama terus bicara sendiri sambil terus memandang wajah yang nampak di layar hp miliknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD