23. Di Sebuah Malam, Setelah Hujan

1649 Words

Suasana hatiku membaik setelah tidur cukup lama. Tadi begitu mandi dan ganti pakaian, aku langsung tepar dan baru bangun pukul sepuluh malam. Selama tidur aku tidak bermimpi apa pun. Benar-benar tak sadarkan diri selama berjam-jam. Aku berjalan gontai mengambil ponselku yang masih tergeletak mengenaskan di sofa. Kunyalakan baterainya, dan seketika pesan beruntun masuk dari Mas Iqbal. Tidak hanya pesan, tetapi aku juga melihat belasan missed call darinya. Aku tersenyum. Ini jenis senyum reflek yang aku sendiri tidak tahu pasti apa alasannya. Mungkin senang, tapi juga sedih? Lihatlah, di saat aku baru saja dikecewakan olehnya, aku masih merasa senang dia menghubungiku. Memang buta sekali cinta itu. Kubuka kotak pesan dari Mas Iqbal. Setidaknya ada sepuluh chat dan lima belas panggila

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD