"Oke. Dengarkan baik-baik ya?" Andrew berdehem beberapa kali sambil mengelus jakunnya yang menonjol. Muka usilnya mulai tampak dan menggelitik. "Satu satu, Aku sayang Elena. Dua dua juga Sayang Elena. Tiga tiga Sayang Elena lagi. Satu dua-" belum sempat ia menyelesaikan, Elena sudah membekap mulut Andrew. "Kamu malu-malu'in tau nggak sih," ucap Elena bertambah kesal. Andrew bernyanyi dengan suara lantang dan nyaring. Membuat siapapun yang berjalan menoleh seketika sambil menahan tawa. Bukan hanya itu. Lobi Fakultas sedang ramai civitas akademik. Tentu banyak orang lalu lalang menyaksikan pertunjukan barusan. Wajah Elena sampai merah padam akibat menahan malu. "Ha..ha..ha.." Lelaki itu kembali terbahak-bahak. "Jadi pilihannya mau diantar atau tidak? Apa perlu aku ulangi dengan lag