Earth 2121
Aksata berjalan bersama rombongan pelayan berseragam putih yang hendak mengantar makan siang ke peraduan Princess Stary. Makan siang nikmat dan mewah yang hanya bisa disantap oleh manusia kelas atas seperti Putri Raja yang akan ditemuinya kali ini. Bukan sejenis makanan yang bisa dinikmati oleh manusia rendahan semacam dirinya.
Sesungguhnya, Aksata adalah b***k berseragam abu-abu. b***k dengan kelas sosial paling rendah di kerajaan Skars yang agung. Tugas b***k berseragam abu-abu adalah di tempat pertambangan, atau tempat-tempat yang memerlukan kerja kasar lainnya.
Tapi hari ini, ia sedang menyamar sebagai pelayan utama kerajaan Skars yang berseragam putih.
Seragam putih!
Bayangkan, seragam putih!
Ini adalah seragam pelayan utama yang spesial, setidaknya hidup pelayan pada tingkat ini memiliki kecukupan makanan dan minuman. Hidup mereka dinaungi oleh kerajaan. Tidak seperti dirinya yang keringat dan darahnya diperas habis hingga tak bersisa apapun, kecuali kulit dan tulang saja.
Aksata menelan ludah susah payah, ia begitu takut penyamarannya ini akan terbongkar oleh pelayan berseragam putih lainnya. Aksata adalah b***k yang malnutrisi. Tubuhnya yang ringkih ini sangat kontras dengan tubuh para pelayan lain yang segar bugar. Penyamarannya bisa dibongkar dengan mudah jika orang-orang mau memperhatikannya sedikit lebih lama.
Ia sangat miskin sampai-sampai tak sanggup menyediakan makan untuk dirinya sendiri. Hidupnya benar-benar bergantung pada kerajaan kejam dan dictator yang dipimpin oleh Yang Mulia Raja Istvan Skarsgard.
Nasib malangnya tak hanya sampai disana, Aksata hidup sebatang kara dan menghabiskan hampir seumur hidupnya di pertambangan. Lokasi yang Sebagian besar diisi oleh sekelompok manusia yang menghadapi hidup keras dan serba kekurangan sehingga membuat mereka menjadi manusia bar-bar.
Aksata menghadapi hidup keras seperti itu seorang diri, sampai pada akhirnya seorang savior yang berasal dari kalangan bangsawan menyelamatkan Aksata yang hampir memasuki gerbang kematian akibat kelaparan dan siksaan yang melandanya. Savior itu Bernama Lord Yasa, pahlawan yang menolong Aksata dan membawanya pergi dari pertambangan.
Sejak saat itu, Aksata hidup dalam naungan dan didikan Lord Yasa yang bijaksana. Kehidupannya aman dan terjamin. Pakaian, makanan, air dan perlindungan yang Aksata butuhkan dipenuhi dengan sempurna oleh Savior itu.
Hanya saja, tidak ada yang gratis atas segala sesuatu yang kau terima dalam hidup ini, pasti selalu ada konsekuensi atau bayaran yang harus kau berikan atas kebaikan yang kau terima.
Setelah beberapa bulan menjalani hidup nyaman di bawah naungan Sang Bangsawan, Aksata baru mengetahui jika Lord Yasa adalah pemimpin kelompok pemberontak yang berseberangan dengan Yang Mulia Raja Istvan Skarsgard dan para dewan istana. Sejak saat itu pula Aksata mengabdi pada kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Lord Yasa.
Tentu saja, Lord Yasa memiliki landasan prinsip dan alasan tersendiri atas pemberontakan yang sedang digalangnya. Pria bijaksana itu tidak setuju dengan prinsip dan ideologi sistem pemerintahan Raja Istvan yang kejam dan diktator.
Di Bumi 2121 ini, Raja Istvan Skarsgard menguasai banyak wilayah bumi, menguasai hampir semua materi tambang dan hasil alam bumi yang tersisa. Tidak ada yang luput dari pandangannya. Semua dimonopoli sesuka hati. Yang kaya semakin kaya, sedangkan yang miskin semakin miskin.
Kekuasaan dan kekayaan yang melimpah membuat keluarga Skarsgard mampu membangun kerajaan mereka sendiri. Mereks membayar jasa dan tenaga manusia miskin dengan harga yang murah dan tak sepadan. Hingga lama-kelamaan manusia miskin yang merdeka itu ditasbihkan sebagai b***k eksklusif miliknya, manusia tak berharga yang tidak memiliki hak kebebasan.
Mereka bekerja tanpa dibayar dengan upah, tenaga mereka gratis, bahkan nyawa sekalipun tak berharga dimata Istvan Skarsgard dan konco-konconya.
Para b***k malang itu tidak bisa melarikan diri, dan jika para b***k itu memaksakan kehendak, maka mereka dibantai habis oleh Jenderal Irish yang terkenal akan kekejamannya.
Jenderal Irish adalah seorang Jenderal Psycopath yang telah membunuh banyak b***k, tidak hanya sebagai tugas, tapi juga sebagai proses bersenang-senang untuk mencapai kepuasan batinnya!
Keluarga Skarsgard sudah kelewat kejam hingga sanggup menugaskan manusia sakit seperti Irish untuk berada di posisi tertinggi di antara pasukan mereka.
Semua trigger itulah yang membuat Lord Yasa memilih membuat organisasi bawah tanah untuk menggulingkan keluarga Skarsgard, menghancurkan salah satu kekuasaan absolut yang menguasai bumi wilayah Skars.
Saat ini Aksata dan rombongan pelayan sudah berada di kamar pribadi Princess Stary, putri angkat Yang Mulia Raja Istvan. Seorang gadis yang direnggut paksa dari kedua orang tuanya.
Berkat sebuah penemuan arkeologikal yang sangat besar dan menggemparkan Skars, ditemukan sebuah patung emas seorang dewi yang berusia ribuan tahun. Konon kemunculan patung tua yang masih utuh sempurna itu merupakan sebuah pertanda bahwa telah terjadi reinkarnasi atau kelahiran Kembali entitas Dewi Keberuntungan.
Sang peramal kecil memastikan bahwa seorang balita berusia lima tahun yang tinggal di dalam hutan bersama kedua orang tuanya adalah reinkarnasi Sang Dewi. Sejak saat itu, banyak keluarga berkuasa, maupun pasukan dari berbagai kerajaan mulai berperang untuk memperebutkan balita itu, hingga pada akhirnya pertempuran dimenangkan oleh keluarga Skarsgard yang telah bertarung habis-habisan bahkan tega membunuh kedua orang tua Stary untuk merebut Sang Pembawa keberuntungan.
Kini bocah balita itu telah bertumbuh, hidup dibawah nama Skarsgard tanpa tahu sejarah masa lalu kedua orangtuanya. Gadis itu dipuja-puja rakyat berkat keberuntungan yang dibawanya, pemujaan berlebihan yang membawa kesesatan.
Sesampainya di kamar Sang Putri Raja, Aksata pun menyusun setiap hidangan di atas meja. Di usianya yang menginjak tujuh belas tahun, Aksata diberi tugas pertama oleh Lord Yasa untuk setelah sekian lama bergabung; dan tugas pertamanya adalah meracuni gadis yang membawa kesesatan tersebut.
Lord Yasa yakin, bahwa Stary hanya akan menghalangi rencananya menjatuhkan kerajaan ini. Keberadaan gadis itu membuat masyarakat tunduk buta tuli kepada Raja mereka. Sebab itu, Lord Yasa memerintahkan Aksata bersama beberapa orang prajurit untuk menyamar sebagai pelayan berseragam putih dan meracuni gadis itu hari ini!
Racun yang sangat mematikan sudah terselip di lipatan jari tangannya. Aksata hanya perlu membuka dan menggesek jari itu hingga membuat tabir pelindungnya pecah, dan jatuhlah kristal bening yang bertekstur sangat halus itu ke atas hidangan Puteri Raja Yang Agung.
“Makananku sudah siap?”
Sebuah suara terdengar dari arah balkon.
Seorang wanita cantik yang berpakaian anggun berjalan memasuki kamarnya. Gerakannya sangat gemulai, penuh dengan martabat. Senyum merekah dari wajah ayunya.
“Seorang gadis remaja!” Jerit hati Aksata.
Ia tak menyangka jika Puteri Stary masih remaja. Pasti seusia dengannya!
Mungkin Aksata tanpa sengaja melewatkan informasi ini sebelumnya.
Aksata mengangguk, gesture tangannya mempersilahkan Princess Stary untuk melihat hidangan yang tersedia.
Princess Stary duduk dikursi yang ada di samping Aksata.
“Terimakasih atas hidangannya.” Sahut Stary.
Sama seperti namanya, matanya dipenuhi bintang-bintang yang bersinar cemerlang. Mata yang membuat Aksata, dan siapapun yang melihatnya terkesima.
Mata yang begitu indah!
Mata paling indah yang pernah Aksata lihat!
Gadis paling cantik yang penah Aksata temui!
Senyum manis mengembang dari kedua sudut bibir Stary, Senyuman lembut dan tulus.
Perpaduan Mata indah, senyum indah, dan wajah itu semakin memukau Aksata.
Tiba-tiba saja, sebuah kenangan aneh terlintas dalam benaknya. Kenangan yang Aksata yakini bukan miliknya. Lintasan memori itu membuat sekujur tubuh Aksata kaku dan tak mampu bergerak.
Di dalam kepalanya tergambar sebuah adegan dimana Princess Stary terbaring di bawah kuasa tubuhnya, wanita itu tak berbusana hingga memamerkan lekuk tubuh indahnya. Mulutnya terbuka. Nafasnya terengah-engah. Matanya nanar penuh hawa nafsu menatap Aksata.
Tangan wanita itu terulur, meraih pinggangnya dan menyatukan kedua tubuh mereka yang sudah sangat siap.
Aksata terkesiap akibat efek yang terasa begitu nyata.
Ada apa dengan dirinya, kenapa bayangan tak senonoh ini muncul begitu saja di dalam kepalanya?
Siapa wanita yang memiliki wajah sama seperti Princess Stary itu?
Siapa pria yang sedang bergerak liar di dalam tubuh Sang Putri itu?
Pria itu mengklaim tubuh Princess Stary dengan cepat dan keras.
Aksata dibuat terengah-engah oleh bayangan yang muncul tak tahu malu di kepalanya!
“Hmn… Makanan ini enak sekali!” gumam Puteri Stary sambil menikmati hidangan pembukanya.
Gumaman itu menyadarkan Aksata dari fikirannya yang kacau.
“Apakah kamu koki baru?” tanya Princess Stary.
“Bukan, Yang Mulia. Saya hanya pengantar makanan.”
“Terimakasih sudah mengantarkan makanan ini…” ujarnya ceria.
Lagi-lagi sebuah senyuman mengembang. Senyuman yang membuat isi kepala Aksata semakin menggila.
Anehnya, diantara semua bayangan panas yang tak kunjung reda itu, Aksata merasakan dadanya sakit. Ia didera nyeri yang sangat kuat.
Hatinya seperti dihantam palu godam, berkali-kali, hingga tak bisa dilukiskan dengan kata-kata bagaimana sakitnya.
Matanya terasa panas, hingga tanpa sadar lelehan air mata mengalir di wajahnya.
Ia seperti dihantam oleh rasa sedih yang tak bertepi.
Tapi ia tidak tahu rasa sedih macam apa ini?
“Yang Mulia! Hentikan, jangan makan hidangannya!”
Jenderal Irish datang tiba-tiba dan menghentikan Puteri Stary saat hendak memakan hidangan utamanya.
Hidangan yang sudah ditaburi racun kristal!
“Ada apa Jenderal Irish?”
“Kami baru saja menangkap penyusup. Setelah interogasi panjang, penyusup itu berkata jujur tentang upaya peracunanmu!”
Aksata membelalak, siapakan kawan misi nya yang tertangkap? Seperti apa nasibnya sekarang?
Menurut kabar, interogasi panjang yang dilakukan Jenderal Irish sangat mengerikan. Jadi tidak heran, jika banyak yang menyerah ditengah jalan.
“Semua pelayan berkumpul di aula utama. Sekarang!” Perintah Jenderal Irish tegas.
Para pelayan pun menunduk penuh rasa takut, lalu bergegas menuju Aula utama sesuai perintah Jenderal Irish.
Ditengah perjalanan, Aksata dan Arsene menyelinap diam-diam. Menjauhi rombongan pelayan tanpa ketahuan.
Mereka pun melarikan diri melalui jalur rahasia yang dibuat sepuluh hari sebelumnya. Mereka segera melepas pakaian pelayan, menyisakan seragam organisasi berwarna hitam.
Berkejar-kejaran dengan pasukan tentara Jenderal yang terkenal akan kekejamannya bukanlah hal yang mudah sehingga membuat keduanya terpaksa melalui jalur hutan terlarang.
Hutan itu sangat hening, jarang ada binatang di dalam sana.
Hanya manusia-manusia bernyali yang mau melewati hutan ini.
Aksata dan Arsene yang terdesak memilih untuk menelusuri jalan yang terpisah. Aksata ke kanan sedangkan Arsene ke kiri.
Mereka berlari dengan cepat menelusuri hutan lebat yang sangat gelap. Ditengah minimnya pengelihatan, kaki Aksata tersandung akar pohon yang begitu besar. Akar itu membuat tubuhnya limbung dan ia terjatuh kedalam ceruk yang dalam.
Kepalanya terbentur, tubuhnya terpelanting begitu keras.
Aksata mengerang kesakitan, kepalanya seolah mati rasa.
Gelap. Semua gelap.
Tak bisa melihat apapun, kecuali bayangan Princess Stary yang sedang tersenyum begitu indah di kepalanya.
Princess Stary yang terbaring pasrah dalam senyuman dibawah d******i seorang pria yang berwajah mirip dengannya. Tapi pria itu bukanlah dirinya, pria itu bertubuh tegap, gagah dan berkulit coklat.
“K-Kamu siapa?” tanya Aksata sebelum ia terlelap hilang kesadaran.
Beberapa waktu kemudian tubuh Aksata terbangun di antara kerumunan kelompok bawah tanah Lord Yasa yang menolongnya.
“Aksata! Akhirnya kau bangun, Nak!” seru Lord Yasa.
Pemuda bertubuh ringkih itu mengernyit antara sakit dan bingung, “Aksata? Siapa Aksata?”
Suasana hening tiba-tiba, “Kau adalah Aksata!” ucap Lord Yasa pada akhirnya.
“A—Aku bukan Aksata. Aku adalah Kartajaya! Kalian siapa?” *