New Castle, Inggris, 2019
ASAEL
Hembusan angin musim semi membawa aroma bunga yang menusuk hidungku dari setiap sudut kebun kediaman keluarga Blackwell . Tidak jauh dari tempatku berdiri sedang di langsungkan upacara pernikahan antara Miss Aimee Blackwell dengan seorang pangeran yang merupakan cucu buyut dari putri Aurora dan pangeran Phillip. Tidak seorang pun menyadari kehadiranku di sini. Tentu saja mereka tidak akan bisa melihatku, karena aku menggunakan mantra yang membuat diriku tak terlihat. Aku berdiri di belakang pohon menyaksikan pernikahan Aimee dan Carmichael. Mereka berdua nampak begitu bahagia.
Selama empat tahun aku bersembunyi dari mereka. Itu sengaja aku lakukan, karena mereka ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku belum bisa menjelaskan semuanya kepada mereka keterlibatan Sebille dalam masalah keluargaku, karena aku tidak ingin melibatkan mereka dan menempatkan mereka dalam bahaya. Aku menyandarkan tubuhku di bawah pohon sambil mengamati di sekelilingku dengan tatapan waspada. Upacara pernikahan telah selesai dilangsungkan dan terdengar tepuk tangan riuh saat mereka telah dinyatakan sebagai pasangan suami istri. Binar-binar bahagia terpancar dari dua pangantin itu. Miss Aimee Blackwell yang kini sudah resmi menjadi Aimee Levrand, Duchess of Harvensberg nampak begitu cantik dengan gaun putihnya. Ia terlihat seperti bidadari yang turun dari langit. Tanpa sadar kedua sudut bibirku terangkat dan tersenyum.
Aku kembali melihat ke sekelilingku mencari-mencari keberadaan Adam , tapi aku tidak merasakan keberadaannya di sini. Apa mungkin dia sudah mengurungkan niatnya untuk membawa Sebille ke Endoria? Tidak...tidak...aku tahu siapa Adam. Dia begitu keras kepala dan akan melakukan apa saja sampai tujuannya tercapai. Adam tidak tahu apa-apa tentang tragedi yang menimpa keluarga Larwood dan penduduk Endoria seribu tahun yang lalu . Dia hanya tahu orang yang bertanggung jawab atas tragedi itu adalah seorang manusia bernama Sebille yang kini telah menjadi adik dari Carmichael, Duke of Harvensberg. Sekarang semua orang telah meninggalkan tempat upacara pernikahan dan mereka pindah menuju tempat acara resepsi pernikahan yang letaknya tidak jauh dari tempat upacara pernikahan berlangsung.
Aku duduk di sebuah bangku kayu di bawah pohon yang letaknya agak jauh dari tempat pesta berlangsung. Tatapan mataku tidak pernah lepas dari Sebille karena tujuanku datang ke sini hanya untuk mengawasi anak itu, memastikan dia tidak dibawa dan disakiti oleh Adam. Sejak dua ratus tahun yang lalu, Adam sudah mengincar anak itu untuk di bunuh demi membalaskan dendam keluarga kami, tapi aku selalu berhasil mengagalkannya dan sekarang aku juga harus mengagalkan rencana balas dendam Adam kepada Sebille. Anak itu tidak bersalah di kehidupan sebelumnya atau kehidupan sekarang, tapi Adam tidak tahu. Dia tidak tahu apa yang terjadi di Endoria hanya akulah yang tahu kejadian yang sebenarnya, karena pada saat tragedi itu terjadi , aku berada di sana .
Empat tahun yang lalu aku sudah berbicara kepada Adam memberitahunya kalau Sebille tidak bersalah , tapi dia memilih untuk tidak percaya. Aku tidak tahu apa yang membuatnya memliki keyakinan itu bahwa Sebillelah yang bertanggung jawab atas tragedi keluarga kami di Endoria. Sebille...Sebille... Nama itulah yang telah mengubah ketenangan keluarga kami seribu tahun yang lalu. Jika saja wanita itu tidak pernah datang ke kehidupan kami, pasti tragedi itu tidak akan terjadi dan Adam akan menjadi Adam yang dulu. Seorang pemuda yang tampan, pintar, dan baik, tapi targedi itu telah membuatnya menjadi jahat dan tidak segan-segan menyakiti siapa saja yang mencoba menghalangi jalannya. Dulu aku juga sangat jahat bahkan lebih jahat dari Adam yang sekarang.
Aku telah banyak menyakiti dan membunuh banyak makhluk hidup . Aku juga tidak segan-segan mengorbankan banyak nyawa manusia demi membuat sebuah pedang yang tidak terkalahkan. ''Ternyata Anda ada di sini, Master Asael. Aku sudah mencari Anda kemana-mana.''
''Kau mengagetkanku saja, Seraphin. Ada apa?''
''Ibu Anda membutuhkan bantuan Anda. Ada seorang penyihir yang sakit parah dan Anda diminta untuk segera pulang. Sejak dari tadi ibu Anda terus memanggil Anda menggunakan mantra pemanggil, tapi sepertinya Anda telah memblokir mantra pemanggil itu dari diri Anda, sehingga Anda tidak merasakan mantra pemanggil itu."
Aku mengembuskan napas panjang sebelum bangkit dari bangku.''Tugasku sebagai dokter penyihir memanggilku. Aku akan menemui ibuku.''
Sebelum aku pergi, aku sekali lagi memandang Sebille yang sedang berlari ke sana kemari dengan riang gembira sambil membawa balonnya. ''Apa gadis kecil itu adalah reinkarnasi dari Lady Sebille Drewin?''
''Iya. Dia reinkarnasi Lady Drewin dan sekarang dia menjadi adik dari Carmichael Levrand.''
''Apa dia ingat siapa dirinya ?''
''Aku rasa dia tidak ingat apa-apa. Sekarang dia hanya hanya gadis kecil berusia sepuluh tahun.''
"Tapi Master Adam menginginkan gadis kecil itu mati dan percaya gadis itu akan kembali membawa petaka bagi kaum penyihir.''
''Aku tahu itu. Itu sebabnya aku mencoba melindunginya. Adam masih percaya Lady Drewin yang menyebabkan kehancuran keluarga kita di Endoria.''
''Anda saja waktu itu Anda tidak mencari makam Clementine dan mengambil gulungan perkamen miliknya, tragedi di Endoria tidak akan pernah terjadi dan Lady Drewin tidak dipermasalahkan atas tragedi itu.''
''Ini semua salahku. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan ingin menjadi seorang penyihir hebat yang tak terkalahkan, sehingga aku melibatkan Sebille ke dalam masalah ini. Seharusnya aku mendengarkan peringatanmu waktu itu.''
''Jangan menyalahkan diri Anda lagi. Semua itu sudah berlalu dan Anda sudah menyadari kesalahan Anda sekarang .''
''Kau gantikan aku mengawasi Sebille di sini.''
''Baik, Master Asael. Aku akan mengawasi gadis kecil itu untuk Anda seperti yang sudah aku lakukan selama empat tahun ini.''
"Terima kasih.''
Sebelum aku pergi, aku menyadari Sebille telah menghilang dari pengawasanku. Aku begitu panik. Jantungku berdebar semakin cepat.
''Ada apa, Master Asael?''
''Sebille tidak ada. Kemana dia?''
''Tadi aku melihatnya sedang bersama kakaknya, tapi sekarang dia tidak ada. Apa jangan-jangan Master Adam sudah berhasil menculiknya?''
Aku jadi semakin cemas, saat Seraphin mengatakan hal itu. Bagaimana jika Adam benar-benar telah menculik Sebille. Pikiranku sudah mulai membayangkan hal-hal buruk yang terjadi kepada gadis kecil itu.
''Bantu aku mencarinya! Mungkin Sebille masih ada disekitar sini.''
''Baik, Master Asael.''
Baru saja kau dan Seraphin akan berpencar mencarinya, aku mendengar tangisan seorang anak kecil tidak jauh dari tempat kami berdiri.
''Kau dengar itu ,Seraphin?''
"Ya . Aku mendengarnya.''
Aku dan Seraphin langsung mencari asal suara tangisan itu dan aku melihatnya di sana, di dekat ayunan, seorang gadis kecil sedang menangis. Aku menghilangkan mantra tak kasatmata dalam diriku dan mulai mendekati gadis itu. Aku terkejut ternyata gadis itu adalah Sebille.
''Seraphin, tetaplah dalam wujud tak kasatmata, kalau Sebille melihatmu pasti dia akan ketakutan melihat wujud aslimu,''bisikku kepadanya.
''Baik.''
Aku kemudian berjongkok di depan Sebille yang sedang menangis. ''Kau baik-baik saja?''tanyaku.
''Kau siapa?''tanyanya sambil terisak menangis.
''Seorang teman,''jawabku.
''Teman?''
Sebille terlihat takut dan gelisah saat melihatku. Aku tersenyum.''Jangan takut! Aku tidak akan menyakitimu. Kenapa kau menangis?''
''Aku terjatuh dari ayunan dan kakiku terluka.''
Sebille memperlihatkan kakinya yang terluka kepadaku. ''Hanya luka gores. Aku akan mengobatimu.''
Aku mendekatkan telapak tanganku tepat di depan lukanya dan mulai mengucapkan mantra penyembuhan.
Punctura vulnus sanitatem, sana, sana, sana, sana, sana.
Aku menatap Sebille yang sedang memandang ke arah lukanya yang telah sembuh. Matanya berbinar-binar penuh keterpeseonaan. Gadis kecil itu berkali-kali melihat kakinya yang telah sembuh seperti tidak pernah ada luka di sana.
''Bagaimana kau melakukannya?''
''Sedikit sihir,''kataku sambil mengedipkan sebelah mataku.
''Apa kau seorang penyihir?''
''Aku dokter penyihir.''
''Wah hebat. Kau seperti Nymphadora. Dia selalu memiliki ramuan aneh yang dapat mengobati macam-macam penyakit dan terima kasih sudah membuat lukaku sembuh.''
Sebille mencium pipiku yang membuatku terkejut. ''Lain kali kau harus hati-hati jangan sampai terjatuh dari ayunan lagi.''
Sebille menganggukkan kepalanya dengan cepat.''Aku akan lebih berhati-hati lagi.''
''Tolong rahasiakan pertemuan kita ini ya. Kau mau kan merahasiakannya?''
''Hmm..baiklah.''
''Terima kasih. Ini akan menjadi rahasia kita berdua.''
Aku tersenyum kepadanya dan membantunya berdiri. Sebelum aku pergi , Sebille sepertinya menyadari sesuatu yang berada di sampingku. Ia nampak terkejut , tapi ia cepat-cepat menghilangkan keterkejutannya itu.
''Ada apa?''
''Tidak ada apa-apa.''
Sebille memberikan senyuman lebar untukku. ''Sampai jumpa lagi!''
Seraphin memperlihatkan wujudnya kembali setelah jauh dari Sebille.''Master Asael, sepertinya Lady Sebille dapat melihatku.''
''Itu tidak mungkin Seraphin. Sebille hanyalah manusia biasa mana mungkin dia dapat melihatmu. Itu mungkin hanya perasaanmu saja.''
''Mungkin Anda benar.''
Aku melihat keragu-raguan di matanya, tapi aku juga sesaat merasakan Sebille melihat sesuatu di sampingku tadi. Apa mungkin dia dapat melihat Seraphin yang selalu berada di sampingku? Tapi aku berusaha untuk menepis kemungkinan itu karena Sebille adalah manusia biasa. ''Awasi dia, Seraphin. Kalau ada yang mencurigakan segera beritahu aku.''
''Baik Master Asael.''
Seraphin membungkukkan badannya memberi hormat, lalu aku menghilang ditelan asap putih. Aku muncul di ruang keluarga rumahku dan ibuku sedang menatapku dengan galak, lalu ia memberi isyarat supaya aku mengikutinya dan membawaku ke kamar. Di sana seseorang tengah berbaring di tempat tidur. Aku membelalak terkejut saat melihat siapa yang sedang tertidur di sana. " Seraphim,"gumamku.
Seraphim adalah saudara kembar Seraphin. Dia adalah penjaga gerbang yang membatasi dunia manusia dan dunia sihir, tapi kenapa dia bisa terluka parah. Apa yang telah terjadi? Aku punya firasat telah terjadi sesuatu yang buruk di Endoria. Aku menatap ibuku dengan cemas.