Begitu luasnya gedung hipermark namun sampai 30 menit mereka berjalan dengan penuh kewaspadaan, tak ada pergerakan apapun selain barang-barang jatuh dan juga beberapa cairan merah yang diyakini adalah darah. “Kapten, sepertinya aman?” kata Jaka memecahkan keheningan. “Tempat ini Cuma dua lantai, kita naik dulu baru keluar.” “Baik pak.” Setelah itu tak ada pembicaraan sebelum sesuatu menghentikan langkah mereka untuk menaiki lantai dua. Bukan erangan mutan melainkan dengusan-dengusan kekesalan begitu terdengar jelas, sampai kapten Halim meminta meraka menunduk kala merasakan pergerakan dari sana. “Stt.. merunduk sekarang!” kata sang kapten. “Saya rasa ini mahluk itu pak.” “Kamu yakin?” “Yakin pak. Bahkan... “ kalimat Bima terpotong kala sesuatu berlendir jatuh di hadapan mereka. T