Sudah lebih dari lima menit aku hanya terus menatap cincin emas putih yang menggantung di leherku. Aku menatapnya lewat pantulan cermin. Aku baru saja selesai bersiap sebelum berangkat ke kampus.
Mau di lihat dari sudut mana pun, cincin ini memang sangat cantik. Disainnya simpel, tetapi elegan. Aku sudah terkagum-kagum sejak awal melihatnya.
Sebetulnya dulu aku hampir meninggalkan cincin ini begitu saja. Akan tetapi, aku yang saat itu sudah turun dan keluar dari restoran memutuskan untuk kembali naik dan memungut cincin ini. Aku tidak tahu saat itu dapat dorongan dari mana, yang jelas tiba-tiba langkahku terhenti dan segera putar haluan untuk menyelamatkan cincin ini dari busuknya tempat pembuangan.
Cincin ini awalnya aku simpan bersama beludrunya di laci kamar, tetapi beberapa bulan
