23. Hotel Bintang Lima

2417 Words

“Wah, ramainya ...” Aku mendadak ragu masuk restoran mie khas Jepang yang Mas Al rekomendasikan untuk makan malam. Tadi kami memang sudah sepakat akan makan malam yang berkuah, jadi harusnya resto ini adalah pilihan yang tepat. Hanya saja, melihat antriannya membuatku sedikit enggan untuk masuk. “Kenapa bengong? Ayo masuk!” ucap Mas Al begitu berdiri di sampingku. Barusan aku turun lebih dulu sementara dia parkir mobil. “Ramai banget, Mas.” “Emang selalu ramai—“ “Kok Mas Al tahu?” “Kalau lagi ke Jakarta aku pasti ke sini.” “Dapat rekomendasi restoran ini dari mana?” “Dari orang yang sama dengan yang meminjami mobil.” “Ah ...” aku manggut-manggut. “Oke, oke.” Perkara mobil memang agak mengejutkan. Baru tadi siang aku dan Mas Al membahas tentang biaya transpot, tiba-tiba m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD