Kali ini Adam datang terlambat datang ke kantor. Bahkan wajahnya pun tampak tidak segar. Ia duduk sendirian di kantin kantor sambil menyesap perlahan kopinya di jam istirahat, setelah makan siang. Hasan juga makan siang di kantin yang sama, sejak tadi melirik ke arah Adam. Hati kecilnya tergelitik untuk mengejek. Membalas sikap Adam yang pernah mengejeknya saat datang terlambat. “Wah ... Wah ... Mentang-mentang kamu adalah pemilik kantornya, bisa suka-suka datang ke kantornya seperti ini ...,” kata Hasan yang kini sudah berpindah duduk di depan Adam. Adam yang sedang menyesap kopinya karena kepalanya terasa pusing, menatap Hasan. Ia malas menanggapinya. Tidak seperti biasanya, dia yang biasanya sering meledek, tapi saat ini terbalik. “Untung saja ada Ana yang menggantikan Dewi menjad