“Cepat antarkan Adam sampai hingga ke depan rumah,” ujar Alia sambil setengah mendorong lembut bahu Keysa. Keysa mengerenyit. Berjalan sambil melihat ke arah belakang. Merasa aneh, kenapa Dewi tetap diam di sana. Bukankah harusnya dia juga ikut berjalan ke arah depan? Belum sempat mulut Keysa berbicara untuk menanyakan kenapa Dewi tidak ikut keluar bersamanya? Tangan Hawa sudah menarik-narik lengannya. Merajuk meminta Keysa segera berjalan di belakang Adam yang sudah melangkahkan kakinya lebih dulu. “Mama ... Ayo, cepat jalan ...!” seru gadis cilik itu antusias. Keysa menganggukkan kepalanya. Walau tidak fokus dengan Hawa karena pandangannya terus melihat ke arah Alia, Hasan dan Dewi yang masih berdiri mematung bertiga di depan tangga yang meliuk melingkar menuju lantai atas. Rajukan