Hasan tersungkur. Darah menetes dari sudut bibirnya mengotori lantai keramik berwarna putih. Kepalanya sedikit pening karena pukulan Adam yang keras. Sebentar Hasan menarik nafas panjang dan kemudian dalam hitungan detik ia kembali berdiri tegak dan membalas pukulan Hasan padanya. Satu kepalan tangan melayang kencang mengenai sisi kanan bagian wajah Adam. Kini Adam lah yang jatuh tersungkur ke atas keras dan dinginnya lantai. Sudut bibir Adam pun sama robek seperti yang diterima Hasan. Darah membercak di atas lantai. Mereka sama-sama mengaduh dan saling membalas pukulan. Adam menarik ujung kerah kemeja Hasan dan begitu pula sebaliknya. Kedua mata saling menatap tajam dan penuh amarah. “Jangan macam-macam denganku!” Hasan mengancam. Adam tidak bergeming dengan ancama