Kirana bukan tipe wanita lemah yang suka menangis di depan orang lain. Namun, entah mengapa setelah melahirkan Galen, Kirana seperti kehilangan topeng tegarnya. Pagi ini, di hadapan suaminya, Kirana meluapkan apa yang selama beberapa bulan ini ia pendam dengan bersimbah air mata. 'Putrimu' terucap begitu saja setiap kali perkataannya ditujukan untuk Selva. Bukan ia tidak lagi menganggap anak . Hanya saja, akumulasi rasa sakit yang mereka torehkan membuat lidahnya kelu untuk menyebutkan nama gadis itu. Satya jelas terperangah. Air mata Kirana yang jarang ia lihat cukup menunjukkan seberapa besar luka yang bersarang di hati wanita itu. Salahnya karena selalu mengira jika sang istri kuat dan akan baik-baik saja. Tidak ada teriakan atau makian. Namun, setiap kata yang keluar dari mulut Kir