“Yahooo!!!” Teriak keras Samantha membuat Han terkejut di depan meja kerjanya. “Panas, Nyong!” gerutu Han sambil mengusap bibirnya. TAdinya dia sedang meminum kopi yang baru saja dia seduh dari pentry. Teriak Samantha justru mengejutkannya. Seharian bekerja di kantor, bahkan jam makan siang tersita, Samantha berteriak girang sambil merenggangkan lengan. Direbahkannya malas punggungnya ke sandaran kursi yang cukup nyaman itu. “Kenapa, sih?” gerutu Han. “Udah kelar semuanya, Han. Doain gue, ya, bisa sukses untuk meeting dengan PT. Numata Kosmetik, lusa.” Sudah sebulan berlalu sejak penawaran yang diberikan Alexander terkait laga tender dengan perusahaan kosmetik tersebut. Ini waktunya Samantha untuk mempertaruhkan eksistensinya di perusahaan. “Yakin, bakal menang? Ini pesaing lo ada