“Maaf mendadak, Dek. Mas harus ke Papua lagi. Tapi di sana Mas gak stay di penginapan, kamu gak usah ikut ya, Mas khawatir sama kamu,” ucap Dharma di malam mereka akan terlelap. Amira mengerucutkan bibirnya, jujur saja dia tidak merasa senang karenanya.
“Gak boleh ikut ya?”
“Malah capek di perjalanan, Mas di Papua Cuma dua hari, dilanjut ke Surabaya. Nunggu aja di sini ya, kita suruh Bi Minah buat jagain kamu 24 jam. Gimana?”
Amira mengangguk pada akhirnya, dia tidak bisa membiarkan sang suami terus khawatir karena dirinya yang tidak merelakannya pergi. “Gak papa kok, Mas. jadinya berapa hari Mas kerja?”
“Seminggu full, Sayang. gak papa kan? Nanti Mas langsung pulang kalau udah beres.”
Amira menganggukan kepala, apalagi yang bisa dia lakukan. kini dia hanya membiarkan Dharma merangka
